Lima.

562 55 11
                                    

Jay bergegas menuju café, sedikit tergesa-gesa karena menyadari ia sudah terlambat beberapa menit. Di tangannya, Ia membawa kotak kue dan sebuah bungkusan kecil berisi hadiah sederhana untuk sahabatnya. 

Dengan langkah cepat, Jay tiba di café yang sudah dipenuhi aroma kopi dan suara riuh pengunjung. Ia melihat sahabatnya duduk di sudut ruangan, tersenyum dan melambai begitu melihat Jay mendekat. Jay menghela napas lega.

"Kau terlambat, Jay," ucapnya. Ia berdiri, memeluk Jay erat. Jay membalas pelukan itu, menyalurkan rasa rindu setelah dua tahun tidak bertemu.

"Welcome back, Jake," kata Jay sambil menepuk punggung sahabatnya.

"Kamu ngga bilang gitu waktu ketemu aku." Sunghoon merajuk. Lagi.

Jay hanya memutar matanya, malas menanggapi.

"Apa yang kau bawa?" tanya Jake melihat dua kotak yang Jay letakkan di atas meja.

"Ini hadiah untukmu," Jay memberikan kotak kecil berwarna hitam pada Jake

"Jam tangan! Makasih banyak, Jay," kata Jake lalu memeluk Jay.

"Woah, kue coklat!" pekik Sunghoon ketika membuka kotak satunya.

"Kesukaan Jake, kue coklat," kata Jay. Sekali lagi, keduanya berpelukan.

"Makasih banyak," ucap Jake terharu. Jay mengangguk membalasnya.

Mereka bertiga mulai saling bertukar cerita, melepas rindu yang sudah lama terpendam. 

Jake mengatakan bahwa sebenarnya Ia sudah datang seminggu yang lalu tetapi baru memberitahu Jay dan Sunghoon sekarang karena ingin menghabiskan waktu dengan pacarnya lebih dulu, yang otomatis langsung mendapat omelan kesal dari keduanya. 

Jay juga, Ia mengomel karena baik Jake maupun Sunghoon tidak bisa datang ke acara pernikahannya, membuat keduanya meminta maaf dan berusaha membujuk Jay yang merajuk. 

Sementara Sunghoon, yang sekarang sering muncul di berbagai media karena wajahnya yang tampan dan karirnya yang melesat, menjadi bahan candaan Jake dan Jay.

"Ah, jangan goda aku terus!" kesal Sunghoon sambil menutup kedua telinganya, mengundang tawa kedua sahabatnya.

Café yang riuh seakan tidak ada artinya dibandingkan dengan kebahagiaan mereka yang akhirnya bisa berkumpul kembali setelah sekian lama. 

Tawa mereka menggema, mengingatkan mereka akan masa muda dimana mereka masih memiliki banyak waktu luang untuk sering berkumpul dan bermain bersama.

"Oh ya, aku bentar lagi mau pergi," kata Jake sambil melihat jam di Hp nya.

"Kemana?" tanya Jay.

"Kencan," kata Jake semangat, "katanya dia mau mengajakku jalan-jalan hari ini, hadiah karena aku diterima kerja!"

"Oh ya? Dimana?"

"Di tempatmu dulu bekerja, Jay," balas Jake. "Oh, dia sudah datang."

Jake berdiri, Ia membereskan barang-barangnya.

"Stop!" cegah Sunghoon, mengundang tatapan heran dari Jake dan Jay. "Kita belum makan kuenya."

"Kau mau?" tanya Jake yang dijawab Sunghoon dengan anggukan. "Kasihan, hahaha!"

Jake berlari kecil keluar café, meninggalkan Sunghoon yang menatapnya kecewa. Sementara itu, Jay, yang memang membuat kue itu untuk Jake, menatap Sunghoon malas.

"Jay," rengek Sunghoon.

Jay menghela nafas, Ia ikut membereskan tasnya dan berjalan keluar café, mengikuti jejak Jake.

"Jay~, buatkan aku kue juga~"

Jay menutup telinga, menulikan pendengaran dari rengekan Sunghoon yang seperti bocah. Mungkin Ia harus menasehati Sunghoon untuk mencari pacar atau istri dan meminta pasangannya itu membuatkan kue untuknya.



.



.



.



.



tbc.

SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang