Sunghoon tidak ingat kapan pastinya, yang Ia tahu hanya bagaimana wajah dan senyum manis itu selalu menghantui pikirannya.
Jay Park, lelaki manis dengan pipi dan bibir kemerahan yang kerap membuatnya salah fokus. Sunghoon tahu Ia tidak seharusnya memikirkan hal tak senonoh seperti mencium secara impulsif atau membuat Jay menatapnya terengah dengan mata sayu dan wajah memerah—
Stop, hentikan. Sepertinya pikiran Sunghoon perlu disucikan.
"Sunghoon, dagingnya!" suara Jake membuyarkan lamunannya.
Sunghoon terkejut, buru-buru membalik daging yang sayangnya sudah terlambat. Daging sapi yang seharusnya dimasak hingga kecokelatan kini berubah hitam pekat. Ia menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"Yah, gosong," keluh Jake melihat daging hitam di atas pemanggang. Sunghoon hanya tersenyum cengengesan, mengundang tepukan kesal namun main-main dari Jake di pantatnya.
"Yah..," Jay menatap sedih daging gosong di atas pemanggang.
"Maaf," cicit Sunghoon, merasa bersalah.
Masa itu adalah masa yang indah untuk persahabatan mereka. Semuanya berjalan lancar, seolah tanpa ada yang menyadari perasaan sepihak Sunghoon terhadap Jay. Entah Sunghoon yang terlalu pandai menyembunyikan hatinya, atau teman-temannya yang terlalu tidak peka.
Tak masalah. Baginya, ini lebih baik daripada merusak persahabatan mereka. Terutama hubungannya dengan Jay. Sunghoon lebih memilih untuk menyimpan perasaannya dalam diam; menikmati setiap momen bersama dan tetap menjadi sahabat yang baik. Meskipun hatinya sering berdebar atau sakit tiap kali Jay tersenyum atau dekat dengan orang lain. Tidak apa, Ia rela menanggung semua itu demi menjaga kebersamaan mereka. Demi Ia dan Jay.
Sampai, hari itu tiba. Hari dimana Jay mengumumkan pernikahannya dengan lelaki yang tidak pernah mereka kenal. Pengumuman itu sangat tiba-tiba, mereka diberitahu tepat sehari sebelum pernikahan itu dimulai.
Sunghoon yang saat itu tengah membangun mimpi dan karir merasa sangat terpukul. Kerja keras yang Ia dedikasikan untuk suatu hari nanti membangun keluarga kecil dengan Jay, semuanya terasa sia-sia hanya dengan satu kalimat dari Jay.
"Besok aku akan menikah."
Kalimat itu menghancurkan Sunghoon. Hatinya remuk, membuatnya mendadak lupa cara berselancar di atas es. Ia berjongkok di tepi arena ice rink, memeluk lutut sambil menggenggam erat ponselnya. Sunghoon terlalu terpukul, hingga secara sepihak ia membatalkan keberangkatannya ke Morocco, meninggalkan impian dan kesempatan besar demi menata ulang hatinya yang hancur.
Keesokan harinya, hari dimana Jay dan suaminya merayakan pernikahan mereka di sebuah gedung megah yang dipenuhi tamu undangan. Di sudut ruangan, tersembunyi dari pandangan, Sunghoon duduk di antara orang-orang yang tak dikenalnya, berharap tak seorang pun akan memperhatikannya.
Ketika Jay dan Heeseung mengucapkan sumpah pernikahan mereka, Sunghoon merasa seolah-olah dadanya dihantam palu. Setiap kata yang keluar dari mulut mereka seperti jarum yang menusuk. Ia memaksa dirinya untuk tetap menatap, mengabadikan setiap detik peristiwa menyakitkan ini dalam ingatannya. Perasaan cemburu dan sakit hati berkecamuk dalam dirinya.
Lee Heeseung, nama pria yang telah mengambil Jay darinya, akan terus diingatnya. Sunghoon berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tak akan pernah melupakan hari ini. Hari dimana hatinya hancur berkeping-keping, dan lelaki yang dicintainya diambil oleh orang lain.
"Sekarang, semuanya terungkap," Sunghoon berkata pada dirinya. Ia masih ingat bagaimana Jay memutuskan untuk memutus persahabatan mereka setelah mendengar ceritanya. Bukan hanya dengan Jake, tapi dengannya juga.
Sunghoon duduk bersandar di sisi ice rink, menatap langit-langit.
Ia menyukai Jay, sangat menyukainya. Alasan Ia tidak memberitahu Jay waktu itu adalah, karena Ia tidak ingin melihat Jay sedih. Ia tidak peduli dengan Jake, karena Ia tahu Jake adalah yang bersalah di sini; alasannya mengajak Jake bicara empat mata kala itu.
Dan alasan lainnya...
"Aku menunggu waktu untuk Jay mengungkap sendiri kebusukan ini."
Sunghoon tersenyum tipis. Katakan Ia jahat, namun Ia ingin Jay melihat dan merasakan sakitnya kehilangan dan dikhianati. Lalu saat itu terjadi, Sunghoon lah yang akan datang sebagai penyelamat, yang memberikan rasa aman dan nyaman. Dan bila saat itu tiba, Ia akan membuat Jay jatuh ke pelukannya.
Sunghoon menunduk, mendengus.
"Sekarang, apa yang akan kau lakukan? Lee Heeseung."
.
.
.
.
tbc.
aku berencana bikin cerita baru, genrenya dark romance.
menurut kalian gimana? dan pasangannya yang cocok siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita
Fanfiction- 𝒮𝓌𝒶𝓈𝓉𝒶𝓂𝒾𝓉𝒶 : berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "senja"; sering kali diasosiasikan dengan perasaan tenang, melankolis, atau keindahan yang penuh kedamaian; menggambarikan situasi yang indah namun diiringi dengan keheningan dan...