05

2K 206 28
                                    

Sesaat setelah Yibo keluar dari rumah Zhan kala itu.

Yibo menendang udara di tengah jalanan yang beberapa dilewati orang sampai mereka takut. Wajah Wang Yibo mengeruh. Tangannya mengepal kuat ketika dia ingat gambaran Zhan dilecehkan orang lain.

"Sialan!" Desis Yibo dibarengi nafas kasarnya.

Sejenak dia memejamkan matanya untuk meredam emosi. Dia mengacak pinggang dengan kedua tangan. Entahlah, dia merasa marah ketika melihat wajah sedih Xiao Zhan. Ada rasa tidak terima. Tidak mungkin dia mulai peduli dengan pelacurnya.

Dia berjalan ke arah mobilnya. Jika ditanya dia memang tidak tahu hal apa yang membuatnya memilih jalanan ini setelah pulang dari kantornya. Niatnya sedang menjernihkan pikirannya. Justru terbayang Zhan yang membawa anaknya ke rumah sakit.

Yibo memukul lagi mobilnya. Ok, dia sudah cukup marah seharian ini. Ayahnya memaksanya menikahi wanita pilihannya sedangkan dia tidak menyukai wanita itu yang menurutnya berpura-pura baik. Wang Yibo jijik dengan hal itu. Kepura-puraan. Dia menggelengkan kepalanya heran dengan dirinya sendiri, lalu masuk ke dalam mobilnya. Mobil hitam itu pergi dari daerah perumahan.

🦋

Xiao Zhan murung, karena Jiyang memarahinya. Ini karena dia enggan melayani orang. Sudah lima kali orang yang menyewanya dengan harga fantastis ditolak mentah-mentah. Maka dari itu Jiyang terkena semprot Guangsang.

"Zhan." Jian Cheng datang lalu menghibur. Dia duduk di samping Zhan di dalam ruangan khusus untuk mereka istirahat.

"A-cheng." Zhan ingin menangis. Bibirnya sudah mencebik seperti anak kecil yang dimarahi.

"Kemari anak manis. Aku akan memelukmu."

"Huaaa." Zhan sedih jadi dia lebih memilih menangis.

Ada beberapa wanita penghibur juga disana yang menepuk-nepuk punggungnya. Mereka juga sebenarnya tidak menyukai Jiyang yang sombong. Mungkin karena diistimewakan oleh Jin Guangsang membuat dia menjadi besar kepala.

"Zhaniee. Sabar ya. Memang bocah itu harus disuntik mati biar tidak memarahimu." Ujar wanita dengan dress hitamnya. Bajunya menutupi sebatas paha dan tanpa lengan. Namun dia yang tercantik dari teman-temannya. Dia termasuk primadona disana. Luna Gong.

"Jie." Cicit pria manis itu.

"Tenang Zhan kau ingin aku mengerjainya lagi? Apa kali ini? Kau ingin melihatnya gatal-gatal wajahnya? Ok siap." Satu lagi wanita lebih kecil yang berbicara. Biasanya dipanggil Meimei. Agak cerewet memang.

"Jangan. Aku tidak mau kalian mendapatkan masalah." Xiao Zhan melepaskan dirinya.

Ugh, jadi merindukan seseorang yang dua minggu ini tidak datang kesini. Entahlah apakah karena kejadian di rumahnya atau memang ingin mengakhiri kontrak mereka yang masih beberapa hari.

"Zhan."

"Em?" Zhan terhenyak saat Jian Cheng menatapnya.

"Ada apa?"

"Oh ya Zhan, aku hampir semingg tidak melihatmu bersama pria kaya itu? Apa kontraknya habis?" Luna.

Zhan menggeleng, dia saja tidak tahu. Malah Jiyang menyuruhnya kembali melayani pria brutal dengan badan seperti badak. Zhan kesal pun menggigit penis mereka setiap akan memulai. Jadi mereka kecewa dan meminta uang ganti rugi. Itu sebabnya dia dimarahi Jiyang habis-habisan.

Yè dié. ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang