Season 2 (5)

1.2K 106 14
                                    

Zhan merasakan pelukan hangat begitu saja. Wajahnya disembunyikan di dada bidang seseorang.

Sementara Wang Yibo mendekap erat istrinya. Tidak akan membiarkan sedikitpun orang itu menyentuh miliknya.

Bisa Wang Yibo lihat sendiri orang itu ketakutan melihatnya. Dia hanya menatap mertuanya itu dengan tatapan dingin menusuknya.

"Y-yibo! Wang Yibo. Maafkan aku. Sungguh maafkan aku. Aku minta ampun." Ujarnya penuh ketakutan. Kedua tangannya bahkan sudah menengadah agar diampuni. Namun Wang Yibo sedikitpun tidak akan memaafkannya.

Karena tidak mendapatkan jawaban dari Wang Yibo akhirnya pria itu lebih memilih pergi dengan tergopoh-gopoh. Dia tahu pertemuannya dengan Wang Yibo akan membawanya dalam kematian.

"G-ge." Zhan memanggil dengan suara bergetarnya. Dia mendongakkan kepala agar bisa melihat Yibo.

"Sudah pergi."

"Ge ayahku.." kedua matanya berair penuh kesedihan.

"Kita pulang dulu."

****

Sesampainya di rumah, Wang Yibo membawa Xiao Zhan duduk di ruang tamu. Dia memanggil pembantunya untuk mengambilkan air putih. Setelah diambilkan Zhan meminumnya.

Hari ini dia mendapatkan kejutan yang sangat mencengangkan. Ayahnya menjadi gelandangan. Suatu hal yang tidak pernah terlintas dalam pikirnya.

"Kenapa?" Tanya Yibo dengan lembut.

Baru ditanya, Xiao Zhan sudah mau menangis lagi. Mungkin bisa jadi efek kehamilannya makanya menjadi lebih sensitif. Dia menunduk, lalu terdengar isakan.

"Ayah." Tangisnya pecah.

Wang Yibo menjadi serba salah, dia yang membuat ayah mertuanya bangkrut dan menjadi gelandangan. Pria itu kabur setelah mendapatkan siksaan dari Dylan. Gesit juga si tua itu. Bahkan Dylan bisa dikelabui.

Sedangkan Yibo tidak tega melihat Xiao Zhan menangisi ayahnya. Diapun menepuk punggung Zhan. Ya bagaimana lagi, dia terlalu kaku untuk memberikan kata-kata manis. "Dia pantas mendapatkannya. Dia harus tahu bagaimana rasanya menjadi dirimu ketika dibuang."

"Huaaa. Bagaimana dengan ibuku?" Xiao Zhan merindukan ibunya.

"Ibumu baik. Dia ada di panti wisma."

"Darimana kau tau?" Xiao Zhan seketika menghentikan tangisnya dan menatap Yibo curiga.

Yibo menelan ludahnya, baiklah sepertinya dia akan terkena amukan.

"Kau!"

Dan tada, sebentar lagi akan ada kelinci mengamuk. "Kau yang melakukannya? Kau membawa ibuku ke panti!?" Zhan menjambak kemeja Yibo.

Mau bagaimana lagi, yasudah Yibo terima saja apapun yang dikatakan Zhan asalkan bukan perpisahan.

"Katakan!"

"Zhan... Iya. Aku yang membuat mereka bangkrut dan membawa ibumu ke panti." Jelasnya.

Sudah terlihat raut kekecewaan dalam diri Xiao Zhan. Dia sangat tidak terima. Bagaimanapun mereka kedua orang tuanya. Dalam hati kecilnya tidak tega melihat ayahnya ketakutan disana. Pasti sulit hidup dijalanan.

"Zh-zhan. Dengarkan aku."

"Kau jahat!" Ujarnya.

"Dengarkan aku dulu."

"Tidak mau! Kau jahat! Mereka orang tuaku, Gege! Bagaimana mereka bisa seperti itu?! Mana ada anak setega itu jika melihat kedua orang tuanya menyedihkan."

"Baiklah. Aku salah. Tapi apa kau tidak berpikir sekali saja membalasnya? Aku membenci mereka yang merendahkanmu! Pria yang kau sebut ayah bahkan menghinamu mempermalukanmu di depan umum. Masih bisa kau memaafkannya?"

Yè dié. ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang