19

1.6K 144 39
                                    

Perjalanan bahtera rumah tangga tidak seterusnya akan lurus-lurus saja. Adakalanya batu krikil yang mengganjal jalan. Yaitu masalah. Hidup itu ada masalah, jika tidak ada masalah justru hidup itu yang bermasalah. Nah, pikir baik-baik.

Apakah akan terus baik-baik saja?

Tentu saja tidak. Wang Yibo sedang bosan dengan kehidupan rumah tangganya. Awalnya memang menggebu-gebu. Namun seiring namanya waktu dan itu manusia. Pasti ada bosannya termasuk Wang Yibo.

Ditanya masih mencintai istrinya? Tentu. Dia masih mencintai istrinya. Namun kadarnya berkurang.

Pusing semakin melanda ketika pesaingnya mulai usil dengannya. Setiap hari bekerja dan bekerja. Waktu luang tidak ada untuk keluarga.

Sampai pikirannya kembali ke masa lalu. Yaitu bermain ke club malam. Wang Yibo seminggu tiga kali akan kesana untuk menghilangkan stress.

Dariuslah saksi matanya bagaimana bosnya menggila di club. Mau menginterupsinya juga tidak berani karena Yibo bisa langsung menembaknya.

Sedangkan di rumah, Xiao Zhan khawatir dengan Wang Yibo. Beberapa bulan ini suaminya sering tidak pulang. Pulang pun mungkin sudah larut malam, terkadang Xiao Zhan terjaga di malam hari.

Dia bukannya berpikiran negatif dengan suaminya. Dia sangat percaya Yibo tidak menodai pernikahan mereka. Tapi namanya istri pasti akan sangat kepikiran dengan telatnya suami ketika pulang.

Xiao Zhan menggigit tangannya gusar. Sejak tiga jam lalu dia tidak bisa tidur, dan hanya menonton televisi. Namun bukan juga menonton. Televisi memang menyala namun dia melamun. Kepikiran bagaimana dengan Wang Yibo. Apakah akan pulang larut malam atau tidak.

Cklek, pintu rumah pun akhirnya terbuka, Xiao Zhan segera melompat dari sofa, melesat langsung dari ruang keluarga.

"Bo Ge." Zhan menyapa suaminya yang tampak dingin. Takut juga, dia menutupi ketakutannya dengan wajah manisnya.

"Pulang terlambat lagi?" Zhan mendekati Yibo dan membawakan jas serta tas kerjanya.

"Hm." Jawab Yibo.

"Mau makan? Atau mandi? Biar aku siapkan."

"Tidur." Yibo lelah, dia menghiraukan istrinya dan melenggang begitu saja ke kamar.

Zhan? Dia termenung memikirkan apakiranya salah dia. Kenapa Wanh Yibo semakin menghindarinya? Apa Yibo bosan dengannya?

"Mungkin hanya lelah." Itu egoisnya dalam diri Xiao Zhan. Selalu berpikir positif sampai menormalisasikan tindakan Yibo apapun itu.

🦋

Seminggu berlalu, sikap Yibo masih sama. Dia menghiraukan segala ucapan Xiao Zhan sampai pagi itu dia muak dengan suara Xiao Zhan kemudian dia membentaknya.

"Bisakah kau diam?" Ucapnya dengan nada tinggi. Sontak sang istri terdiam sembari mematung. "Aku bisa sendiri." Yibo menarik garpu dan sendoknya.

Sakit hatinya karena terbentak Yibo. Dua tahun berlalu baru kali ini Xiao Zhan dibentak. Alex, dia ikut merasakan sakit hatinya. Namun dia hanya bisa diam karena tidak mau menambah masalah untuk Papanya.

"Papa cucu." Luna, gadis cantik kopian dari Yibo itu mau menangis juga melihat Dadda nya kasar.

Zhan memangku anaknya lalu menyusuinya. Entahlah dia merasa diam saja dan tidak mengganggu Yibo. Dia terlalu hafal dengan suami seperti dia. Cukup Yifan yang memberinya kdrt jangan Yibo.

"Papa. Alex berangkat sekolah dulu."

"Iya hati-hati sayang. Jangan merepotkan paman Dylan."

"Tentu."

Yè dié. ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang