21 | Macan Hitam

2 1 0
                                    

Finally, kamu meraih chapter ini setelah rollercoaster panjang dari bab 1!! Tenang aja, rollercoasternya bakal lebih ekstrem lagi setelah ini!

3100+ words for this chapter, baca aja pelan-pelan. Chapter ini 90% dialog tapo dialognya penting banget, menjawab rollercoaster-an dari awal chapter.

Hope you guys like it. Enjoy!!!

.

MALAM INI tepat setelah pemakaman petinggi D'Jakarta Pasific, D'Black Pantheras Clubhouse sangat ramai. Hampir semua anggota berkumpul, memanfaatkan waktu libur di weekdays karena selama ini tidak pernah ada. 

Haris menuju meja bartender utara. Wajahnya lesu. Rambutnya berantakan. Kemeja hitamnya kotor. Overall, dia seperti panda yang kehilangan semangat hidup. Ia hanya berdiri diam. Hanyut dalam pikiran kalutnya. Benang-benang di kepalanya terus bergerak liar semakin kusut, lalu di puncak kekusutan, ia mengamuk memukul meja dan mengenyahkan beberapa gelas di sana. Gemericik pecahan kaca dan teriakan marah pengunjung lain terdengar menyenangkan baginya. Orang-orang, termasuk si bartender, menghindar alih-alih memukul 'si gila pembuat masalah'. Haris bertanya-tanya padahal ia sudah siap untuk meluncurkan serangan balasan. Lalu ia sadar bahwa semua itu karena perintah pimpinan mereka yang baru saja datang dengan menenteng jas dan setengah wajahnya tertutup rambut coklat terang. Siapa sih yang tidak bisa mengenali aura kenakalan manusia satu itu? 

Haris langsung mendesis. “Jelasin!”

I try to help you, but you don't listen to me,” ujar Kai langsung. 

How can I trust you when you are allied with them?”

Huh, you don't even understand.” Kai menujukkan dadanya, membuktikan bahwa tidak ada kalung berkepala macan tergantung di sana. Pun orang-orang di sekitar mereka.

Explain then!

How can I explain to someone who's coming to destroy this place? How if he knife me while I speak?” Bicaranya tidak angkuh, justru ke arah candaan. Namun candaan Kai bisa saja menyertakan sajam atau narkoba. Kai mengambil salah satu pecahan kaca lalu memandang lawan bicaranya melalui benda tersebut. Haris diam saja. “You seem revengeful. Why are you crying, boy?” tanya Kai iba. 

“Huh. He's … die … And I cannot save him. He was my savior.” Mendengar setengah dialog Haris, Kai sudah menunjukkan ekspresi ‘Hah?’ tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Si tamu terus melanjutkan dengan sedikit kemarahan mengevaluasi Kai yang tak terlihat berduka sama sekali, “He found me in the near of Ancol and met me to a place I call home for now. You don't understand, Kai. And wealthy student like you will never understand or even care.” 

Kai memperjelas mimik keheranannya seraya maju menepuk pipi Haris dua kali. “Stupid!” makinya. Pesilat itu langsung mencengkram tangan Kai kuat. Yang punya tangan tidak terlihat keberatan, ia terus melanjutkan bicaranya. “You haven't noticed yet, poor boy? He tried to kill you.”

He said he will give you an archive about Darrxn de Panthera Black and the truth behind Artery's chaos 2 years ago. But you notice, right? that it's just a blank document. He lied to you. There is no hidden truth.” Kai memutar mata mencari cara menjelaskan. Haris dalam hati mengiyakan bahwa dokumen itu kosong di halaman kedua dan seterusnya, ia sempat membacanya di siatu kesempatan. Kai membuka ponselnya, menunjukkan sebuah pesan online. “Kok gue tahu? He announced it in our grup. And the announcement provoked some ‘people’ to became angry and they hunted you at the end.” Kai menarik paksa tangannya lalu memukul dada Haris pelan. “Now, you can infer it right? He didn't help you, instead threw you to some people's anger.”

D'Artery ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang