11 | A Discovery

23 6 2
                                    


!!!! A lil information. I decided to change Mars name into Marseno Sebastian Lorin.

.

"Baik, terima kasih untuk kesempatannya. Saya selaku koordinator humas akan melaporkan bahwa baru saja manager Ki Raksa membalas pesan kami. Saat ini, Ki Raksa tinggal di Bogor, beliau bersedia untuk tinggal lagi di rumah lamanya Jakarta. Namun mereka menyarankan kita berdiskusi secara langsung dengan beliau di Bogor untuk mencapai kesepakatan, sekaligus menjemputnya." Koordinator Humas D'Artery melaporkan.

"Jadi ada peluang beliau bersedia? Bagaimana dengan biaya kehidupan beliau di Jakarta?"

"Pihak beliau hanya menyampaikan itu. Tidak ada jawaban lain."

"Hmm, baiklah, berarti kita memang harus ke Bogor."

Malam ini, di tengah kesibukan siswa-siswi Pasific dengan tugas laporan bulanan, panitia teater menyempatkan diri melakukan rapat koordinasi mingguan dalam jaringan. Rapat itu terbilang kecil, hanya ada 3 pembesar OSIS, 5 koordinator divisi D'Artery, dan 5 konsil. Struktur kepanitiaan D'Artery cukup rumit, tapi yang penting, mereka punya ketua tunggal, Brilliant sendiri, beberapa divisi: kesekretariatan, keuangan, acara, dll. lalu mereka juga dibagi ke beberapa fokus rangkaian acara: teater, pameran, konser, dll.

Apa fungsi konsil kemudian? Mereka sebetulnya hanyalah boneka role models yang Brilliant mainkan untuk mencari pendukung D'Artery.

Satu orang di ujung layar, Kai, pemeran utama yang cocok. Marseno Lorin dengan kepopularitasan mendadak dan priviledgenya, menjadi sutradara teater. Calla dengan relasi dan bakatnya akan sangat berperan di pameran. Rea? Sudah jelas ia tiara konser. Haris sendiri simbol harimau yang disegani di sekolah, ia akan bergerak di balik layar, menyusun rencana dan strategi di papan detektif bersama Brilliant.

Konsil membawa kelompoknya masing-masing, jika masih ingat bab 5. Mereka akan menyuarakan suara teman-temannya, dan itu bisa jadi sangat merepotkan. Namun baiknya, jika Brilliant bisa mengontrol konsil, maka konsil bisa mengontrol para siswa. Dan brilliant memenangkan semuanya.

"Kalau mau kebut secepatnya, besok long weekend, biasalah Jakarta Bogor gila macetnya. Mending pakai motor, walau pakai jalur non tol."

"Agree."

"Okay, so siapa yang bakal berangkat ke sana?"

Kai yang sedari tadi on-cam dan mencoba ratusan filter langsung off-cam tiba-tiba. Akal bulusnya mengganti nama akun, "Connecting..." Padahal wifi ruang developer begitu kencang, ya dia menumpang Zoe dengan penuh rengekan. Dan sia tahu arah pembicaraan ini.

"Kiew anak motor."

"Kiew kiew, cowok."

"Darasvandra, would you?" tanya koor humas.

"Er, nggak bisa, deh. Gue nervous gitu kalau ketemu guru besar."

"Banyak alesan lo Kai," celetuk Rea.

"Eh sumpah, gue nggak ada kendaraan jugaa habis bensinnya. Uang gue habis dimakan preman. Motor satunya lagi bannya meledak di sirkuit belum gue ganti. Brilliant noh, ducati barunya sangar."

"Udah gue tukerin kuda kemarin," respon Brilliant singkat dan padat. Dari kamera, ia terlihat sibuk membuka arsip-arsip proposal D'Artery 3 tahun yang lalu.

"Nggak papa lah, kan sangar tu, pangeran berkuda dari kerajaan Pasific menjemput guru besar di lembah hijau Puncak Bogor," timpal Kai sembarangan ala-ala pujangga.

"Kayaknya yang dapet peran pangeran tu elo deh, Kai."

"Kan belum latihan."

"Trial."

D'Artery ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang