19 | Deijck Chaos

2 1 0
                                    

Author: Hi guys ini chapter dengan jumlah kata paling sedikit sepanjang sejarah D'Artery, haha!! Hanya 1100an kata.

.

JALANAN Deijck begitu tenang. Hanya beberapa kendaraan yang lewat. Arus lalu lintas itu dapat diamati dengan jelas melalui flyover. Maka jelas sekali ketika sebuah mobil sedan klasik keluar dari Grand House di ujung jalan Deijck 1.

Haris memacu motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan flyover, bergabung dengan rombongan mobil catering memasuki jalan Deijck 2.

Haris dan Direktur saling bertatapan di perempatan ini. Haris menghadap timur sedangkaan Direktur menghadap barat. Keduanya sama-sama hendak berbelok ke Jalan Deijck 3 di utara untuk transaksi.

Direktur berada di depan antrean lampu merah. Antreannya pun sedikit karena memang sangat sedikit oraang yang melewati jalan utama Deijck 1, hanya siswa D'Jakarta Pasific dan penghuni Grand House. Haris bisa menyaksikannya meskipun ia berada di paling belakang antreannya.

Sopir sedan tiba-tiba pedal gas ketika lampu masih merah nyaris hijau. Di perempatan seperti ini, sang sopir justru bergerak cepat melesat ke jalan di utara seolah tanpa perhitungan.

BUMMM!!

Semua orang kaget.

Sebuah truk melaju jauh cepat sekali dari selatan, menerobos lampu lalu lintas dan menabrak sedan tersebut.

Kejadian itu berlangsung cepat. Dalam hitungan sepersekian detik tanpa bisa dihentikan siapa pun.

Truk itu jatuh ke samping, turut menghancurkan tiang-tiang listrik dan fasilitas umum. Listrik se-Pasifikarta mati bersamaan. Kegelapan menyelimuti lalu lintas yang menjerit dan memekikkan ketakukan bersama-sama. Tidak mungkin truk itu tidak berefek pada kendaraan yang lain. Lampu lalu lintas yang mati menyebabkan semua kendaraan berhamburan saling malang melintang. Bunyi klakson dikumandangkan bersahut-sahutan satu sama lain.

Semua kekacauan ini terlalu gila.

Setidaknya itu pikir Haris, sejenak, sebelum memacu gas mendekati area kecelakaan bersama pengendara berempati lain. Sebagian membantu sopir truk dan sebagian menghampiri sedan yang terpental jauh di sana, termasuk Haris. Tidak hanya terpental, sedan itu juga sedikit meluncur kemudian terbakar. Posisi sedan itu terbalik tetapi bagian belakangnya terangkat, menyangkut sebuah fasilitas umum di tepi jalan. Api berkonar tepat ketika orang-orang hampir meraihnya. Refleks mereka menghentikan kendaraan mereka.

“MUNDUR MUNDUR!” teriak seseorang.
Namun Haris mengabaikannya, ia terus maju. Ia melepas jaketnya mengibaskan api yang terus bergerak liar. Haris mengecek sopir. Tewas. Ia langsung ke belakang. Direktur sudah bersimbah darah di sana tapi perutnya masih bergerak naik turun. Sabuk pengaman dan airbag melindunginya. Tapi pecahan kaca dan goncangan kecelakaan parah tetap melukainya. Entah bagaimana, pintu mobil terkunci dengan jendela berukuran kecil pecah. Haris sempat bingung, membalikkan mobil atau menurunkan Direktur lebih dulu. Tentu pilihan kedua lebih realistis. Ia memaksa pintu terbuka. Orang-orang kemudian juga turut membantu.

“M-Mas Ha-Haris…”

Haris menoleh dengan terus fokus. “Pak?”

Direktur menyerahkan sebuah map bersimbah darah dengan terbata-bata. “Ambil cepat!” perintahnya.
Haris langsung menerimanya.

BUG!

Kepala Haris dipukul hingga ia terjatuh di antara kaki-kaki penolong. Pemukulnya adalah seorang remaja berpakaian serba hitam dan mengenakan masker. Si pemukul berusaha merebut dokumen Haris alih-alih membantu Direktur turun.

D'Artery ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang