2 hari kemudian
Jungkook tengah duduk di ruang tamu menatap ranting pepohonan serta rerumputan yang berubah menjadi hamparan permadani putih di balut salju di terangi redupnya lampu jalanan. Kedua ujung bibirnya tertarik tipis takkala mengingat ia berdansa di bawah butiran kristal putih bersama kekasih hatinya.
Terhitung sudah dua hari mereka tidak bertemu. Dan artinya dua hari pun ia menyandang rindu seorang diri. Menikmati malam sunyi dengan hawa dingin yang menggigit tulang.
Tok...tok...tok...
Matanya beralih pada pintu saat terdengar ketukan dari luar dan ia beranjak untuk membukanya . seketika senyumnya merekah takkala melihat pujaan hatinya yang berada di balik pintu.
Tangannya terulur berniat menghilang kan butiran kristal yang ada di rambut suaminya dengan senyum indah di wajahnya
"Kau sudah pul__" ucap nya terhebat saat jin menjauhkan kepalanya laku menerobos masuk tanpa senyuman , tanpa kata , tanpa sikap manis seperti yang biasa di lakukan " jin... " panggil Jungkook mengejar jin yang berjalan pelan memasuki kamarnya.
"Kau sangat lelah?" jin diam
"Kau mau mandi?". jin masih diam
"Jin kau mendengarku?" Hening . jin tetap melangkah seolah tak mendengar pertanyaan jungkook"Jin... Apa aku melakukan kesalahan? kenapa kau terus diam?" tanya jungkook dan jin menghentikan langkahnya di depan studio kamarnya.
Jin merogoh saki celananya dan mengeluarkan sebuah kertas. Melebarkannya lalu menyerahkan nya kepada jungkook
Mata jungkook melebar lengkap dengan detak jantung nya yang berhenti sepersekian detik. Ia rampas kertas di tangan jin lalu memegang tangan jungkook "ji...jin.. A..aku bi...bisa menjelaskan nya" Ucapnya terhenti saat jin menutup pintu studio kamarnya dan meninggalkan jungkook sendiri.
"Jin... Tolong buka pintunya. " Ucap Jungkook saat berusaha membuka pintu namun di kunci dari dalam
"Jin tolong buka pintunya dan dengarkan aku" ucap Jungkook dengan perasaan takut. "Jin tolong jangan marah" lanjutnya mulai lirih. "Jin tolong... Aku hanya punya kau disini"
Jungkook mengerjap cepat saat matanya mulai terasa panas, dadanya benar benar sesak mendapatkan sikap dingin dari jin.
"Jin ..." Panggilnya lagi namun jin tak kunjung membuka pintu
Jungkook menunduk dengan air mata nya yang mulai menggenang diatas lantai . Baru beberapa saat ia dapat merasakan kebahagiaan di cintai lelaki sebaik jin namun justru ketakutan untuk jujur justru menyakiti pujaan hatinya.
"Jin... Kau tidak mau membuka pintu untuk ku?" Lirihnya mengusap air mata dengan punggung tangannya , dadanya semakin sesak mendapat pengabaian dari jin.
Jungkook menghela nafas berat , membawa langkah lunglai nya menuju kamar lalu duduk diatas ranjang dengan kedua lutut di tekuk.
Menatap jendela yang terbuka membuat wajah nya terasa membeku sebab angin malam yang masukIa dekap kedua kakinya, meletakkan kepala diatas lutut , memejamkan mata menikmati kesepian nya seperti saat di paviliun. Tarikan nafasnya begitu berat menyiratkan teramat sangat sesak di dadanya sebab jatuh ke dasar setelah terbang.
Tidak ada lagi setetes air mata nya yang jatuh , seolah danau kepedihan telah mengering karena kebodohannya. Dalam sunyi kepala bising merutuki tindakan nya yang tidak pernah berjalan dengan benar dan ketika ada seorang yang bersedia menerima nya justru malah di buat kecewa.
****
Sudah 4 jam lamanya Jungkook duduk dengan posisi yang sama dan tak sedikitpun berniat berpindah posisi ataupun mengistirahatkan tubuh. Ia tersentak saat mendengar suara pintu kamarnya di buka.
Jungkook duduk tegap menatap ke arah pintu dan melihat jin berjalan mendekati ranjang dengan segelas susu di tangan nya
Pria tampan itu mengulurkan segelas susu ke hadapan Jungkook tanpa sepatah katapun dan Jungkook menengadah menatap jin lalu menunduk saat melihat mimik muka jin yang nampak menakutkan.
"Terima kasih jin. Kau belum tidur?" Tanya Jungkook mengambil alih susu di tangan jin lalu meminumnya. Sedangkan jin kembali melangkah untuk menutup jendela tanpa berniat menjawab
Hening tak ada yang membuka obrolan lebih dahulu. Jungkook meneguk susunya perlahan sembari mencuri pandang ke arah jin , sedangkan jin kembali pergi meninggalkan nya keluar kamar
"Jin..." Lirih Jungkook saat melihat jin hendak keluar . Dan jin berhenti di ambang pintu
"Aku tidak bisa tidur" lanjutnya menunduk dengan perasaan takutJungkook terperanjat saat jin merampas gelas kosong di genggamannya lalu meletakkan di atas nakas
Pria itu duduk bersandar di kepala ranjang lalu menepuk sisi kosong di sebelah nya masih dengan keterdiamannya
Jungkook tersenyum tipis dan segera merebahkan diri begitu rapat di paha jin dan pria itu mengusap punggung Jungkook.
"Jin... Aku tau aku salah. Tapi tolong dengar kan aku eeum___" ucapan Jungkook berhenti saat mulut nya di tutup telapak tangan jinPria itu sedikit merendahkan tubuhnya menarik Jungkook untuk masuk kedalam dekapannya lalu tangan nya berpindah mengusap pipi jungkook yang terasa sangat dingin
"Jin kau ___" Jungkook bungkam saat jin melirik tajam padanya.
Lelaki cantik itu mengusak sela tangan jin lalu memejamkan mata dan jin tetap diam menatap lelaki cantik yang membuat pikiran nya berkecamuk liar lalu memejamkan matanya tanpa berniat untuk tidur.
****
Sudah 45 menit jin mengusap punggung Jungkook dan jin menggeser tubuhnya turun dari ranjang saat mendengar nafas halus Jungkook. Ia tatap istrinya yang nampak tenang itu dan lalu melangkah keluar kamar untuk kembali ke studio lukisnya.
Matanya mengedar dan berhenti pada laci meja di dekat jendela. Ia bawa langkah nya mendekati meja lalu membuka laci meraih beberapa bungkus rokok yang sudah sangat lama tidak disentuhnya.
Jin meraih mantel tebal yang terlampir di kursi dan segera mengenakannya lalu melangkah keluar rumah dengan mengapit kanvas kosong diantara lengan serta lentera di genggaman sebagai penerang nya. Jejak sepatunya nampak jelas diatas tumpukan salju , menerobos hawa dingin menuju belantara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is You
RomanceSeorang putra bangsawan di kucilkan di sebuah paviliun area belakang mansion sejak dia berusia 10 tahun karena insiden yang tidak di sangka. Dan tiba tiba sang ayah memberi kabar tuan muda akan di jodohkan dengan putri seorang bangsawan yang lebih...