Akhir Bahagia

817 86 21
                                    


15 tahun kemudian

Siang hari cukup terik di bawah naungan langit biru yang memanjakan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang hari cukup terik di bawah naungan langit biru yang memanjakan mata. Hamparan rerumputan hijau di hiasi bunga Daisy pun nampak cantik menari nari di tiup angin

Suara gemerisik menenangkan berasal dari dedaunan yang saling bersinggungan di temani kenari liar yang tengah memamerkan kicauan syahdu mendayu dayu di pendengaran

Manik coklat itu nampak berseri tak kala melihat putra sulungnya tengah duduk tenang di bawah pohon besar dengan buku tebal di pangkuannya. Buku ketatanegaraan yang dulunya juga begitu ia gemari

Dia beralih pada si bungsu yang duduk bersila di atas rerumputan hijau dengan kanvas di hadapannya kedua sudut bibirnya tertarik tipis tak kala menyadari tangan putranya tak luput dari coretan cat air kesenangan nya .

Sangat mirip ayah nya . Katanya di dalam hati

Ia merasa waktu berlalu begitu cepat hingga tak terasa dua putra nya berusia 15 tahun. Usia yang hampir mendekati puncak remaja namun sikap mereka masih kekanak Kanakan jika bersama nya atau pun bersama ayahnya

"Sedang apa kalian ? Kenapa berjauhan?' seru jin yang baru selesai menata makanan di atas kain yang di bentang lebar

Hari ini ia pulang lebih cepat karena semua pesan an guci dan lukisan di galeri nya sudah selesai dan siap diambil oleh pemesan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini ia pulang lebih cepat karena semua pesan an guci dan lukisan di galeri nya sudah selesai dan siap diambil oleh pemesan nya.  Sehingga dia memutuskan untuk sekedar piknik kecil kecil an di taman belakang manor sembari bercengkrama riang

Jazel bergegas bangkit saat melihat ayahnya nampak santai. Ia melangkah cepat lalu memeluk pria terhebat di hidupnya

"Apa yang kamu baca?" Tanya jin

""Retorasi hukum negara" ucapnya menunjukkan sampul buku tebal di genggaman nya

"Mirip seperti papamu " jin mengacak rambut anaknya

"Tidak.. aku duplikat mu ayah" jin terbahak lantang

"Papa" panggil si bungsu Davey memeluk Jungkook setelah mencuci tangan nya di tepi danau buatan

"Lukisan mu sudah selesai? " Davey menggeleng

"Sedikit lagi. Aku masih ingin memeluk papa "

"Hahaha... Dasar Jin  kecil "

"Aku mirip papa" protes Davey

"Papa tidak bisa melukis dan bermain cat air" goda Jungkook

"Tapi aku duplikat papa " jawab Davey ngotot

"Anak kecil pemaksa" cibir jazey

Jungkook segera mendaratkan sebutir anggur ke mulut putra bungsunya untuk menghindari perdebatan panjang

"Jika melihat mereka berdebat mengingat kanku pada masa kecil mereka. Tangisan yang saling bersahutan dan diam bersama" ujar jin geli

"Dia berisik sedari kecil" jazey berkata begitu santai "selalu merebut papa dari pelukan ku , diam diam mencuri makanan __"

"Dan kau yang selalu menghukum Davey saat berhasil memergoki nya" sambung Jungkook terkekeh mengingat masa kecil si kembar

"Aku selalu dianggap pencuri dan perusuh di rumah ku sendiri " jin tergelak mendengar keluhan si bungsu

"Maka bertingkah lah layaknya seorang bangsawan sebagai mana mestinya " jazey menimpali

"Papa..." Rengek davey dan Jungkook menahan senyum

"Dia papaku. Papamu tukang kuda" goda jazey dengan wajah datar

"Tukang kuda adalah ayahku " celetuk davey

"Bagaimana bisa kamu mengatakan seorang Count sebagai tukang kuda ha...??" Protes jin menggelitiki putra bungsunya dan keduanya tergelak lantang

"Hentikan... Kalian akan menghancurkan pikniknya " kata Jungkook membuat ayah dan anak itu berhenti

"Papa.. katakan padaku apa ayah memang seperti ini sejak dulu? Opa disiplin dan tegas tapi ayah sangat usil " ledek Davey lalu kembali tertawa

"Sangat tidak sadar diri' cibir jazey dan Jungkook tersenyum tipis

" Kemarilah papa tau kau sedang cemburu " jungkook merentangkan tangannya dan Jazey mendekati lalu memeluk papanya

" Ini papaku..." Seru Davey

"Duduk lah sini " Jungkook menepuk sisi di sebelah jazey dan davey menurut

"Dari pada saling cemburu lebih baik kita berbagi cerita gembira dan keluh kesah saat bersama" ujar jin semua mengangguk setuju

"Papa yakin pasti Davey akan banyak mengeluh karena hukuman dari kakaknya " kata Jungkook dan jin tertawa sedangkan di kembar saling lirik "siapa yang memulai nya " lanjutnya

"Papa" seru kedua putra mereka bersama an

****
Malam harinya

Jungkook keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambut mendekati ranjang. Ia menunduk menatap jin yang sudah mulai memejamkan matanya.

Jungkook duduk di sisi suaminya tangannya terulur mengusap pipi nya yang lembut..

"Kau sangat lelah eum?" Ucapnya lembut "apakah banyak gerabah yang kau buat hari ini ?"

Jin melenguh dan memeluk pinggang Jungkook. Dan Jungkook tersenyum menatap suaminya.

"Kau sangat cantik. Meskipun usiamu sudah bertambah tetapi tidak mengurangi kecantikan mu. Bahkan kau semakin cantik dan menarik sayang ku" kata jin sambil menciumi pinggang Jungkook

"Kau mau ku pijit ? Mungkin bisa sedikit mengurangi rasa lelah mu setelah seharian ini di galeri? "

"Pijitanmu yang terbaik sayang . Itu sudah bisa membuat baterai ku yang low bat menjadi full lagi " kata jin sambil membaringkan tubuh nya

Lelaki cantik itu mengulum bibirnya dengan pipi bersemu merah. Sedangkan jin terkekeh mengusak pipi Jungkook dengan pipinya

"Rambutmu masih basah. Biar ku bantu kau mengeringkan nya" kata jungkook sambil mengambil handuk di leher jin

Jin duduk di bangku panjang dan meraih pinggang Jungkook untuk duduk di pangkuan nya sembari mengeringkan rambutnya

"Sejak anak anak sudah mulai besar mereka selalu cemburu jika aku memeluk istriku , sepertinya aku memiliki saingan berat di rumahku sendiri " kata jin tertawa

"Itu karena mereka sangat posesif kepada mu sayang. Buat mereka ayah mereka selalu harus jadi milik mereka. Papa nya harus mengalah dan tidak pernah bisa memiliki ayahnya kecuali kalau mereka sudah tidur " kata Jungkook tertawa

"Sekarang tidur lah. Sepertinya ini malam yang tepat untuk membuat adik buat si kembar " kata jin sambil menggendong istrinya dan menidurkan nya di ranjang

"Aku rasa idemu sangat brilian sayang. Tetapi bagaimana jika anak kita cukup dua atau kau akan semakin sulit untuk bisa memelukku seperti sekarang " kata jungkook menggoda

"Yah... Yang penting kita memproduksi sebanyak mungkin kalau jadi ya kita syukuri saja. Kalau tidak ya memang sudah menjadi bonus untuk ku yang sudah susah jika ingin sedikit bermain main dengan istriku " kata jin sambil menciumi Jungkook

Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang