Yssc 0.28

1.2K 200 28
                                    

"Kembali"
-Shani.

Pikiran dan riuhnya hujan saling sahut menyahut, rasa khawatir semakin menjadi-jadi kala kabar tentang seseorang belum juga terdengar, beribu-ribu doa sudah dilayangkan kepada sang pencipta berharap ada satu atau dua doa yang segera dijawab olehnya. Rintik hujan kalah derasnya dengan rintik air mata yang sejak kemarin tidak ada habisnya keluar dari mata, isak tangis turut serta menemani membuat siapapun yang melihatnya ikut merasakan apa yang sedang dirasakan.

"dek, dimana kamu?" lagi dan lagi pertanyaan itu Shani layangkan dalam lamunannya.

"ci, makan dulu yuk, kamu belum makan loh"

Shani berlari ke arah sang papah, "pah" di peluknya dengan erat tubuh tegap itu, tangisannya semakin menjadi khawatirnya semakin besar.

"tenang ya, pihak polisi udah mulai bantu kita, cicinya jangan nangis mulu, kamu makan dulu yuk, belum makan dari kemarin"

Shani menggeleng pelan, "adek pasti belum makan pah, kasian adek" lirihnya pelan.

"syuttt udah udah ya, adek itu kuat"

Sementara itu di lain tempat, Aderfia tengah berkumpul untuk melakukan pencarian, semuanya berkumpul dalam satu ruangan, Gita yang berada di tengah pun nampak berpikir begitu keras hingga urat-urat di kepalanya terlihat jelas.

"kita cari Rangga, bisa jadi dia dalang dibalik ini semua" ucap Gita lalu beranjak pergi.

Suara motor saling sahut menjadi satu, jalanan basah dan beberapa genangan tidak membuat segerombolan motor itu mengurungkan niatnya, dinginnya malam tidak ada apa-apanya dengan panasnya anggota Aderfia.

"WOY RANGGA!" teriak Adel yang memang sudah kepalang emosi.

"APA!"

Adel maju menghampiri Rangga yang sudah memasang wajah tengilnya itu, tanpa basa basi Adel langsung menarik baju yang Rangga kenakan. "dimana lu sembunyiin Chika hah?!" tanyanya dengan penuh tekanan.

"Chika? gua aja ga tau"

"jangan bohong lu! cepet kasih tau dimana Chika anjing!" Zee melayangkan satu pukulan karena ia kesal dengan jawaban dan wajah Rangga yang terlihat seperti menyepelekan hilangnya Chika.

Karena sebuah pukulan yang Zee layangkan, anak buah Rangga pun segera menyerang Aderfia. Terjadilah keributan yang sebenarnya tidak harus terjadi, adegan pukul memukul bergantian begitu saja tanpa ada jeda, erangan dan tetesan darah mulai terlihat seperti berlomba-lomba siapa yang akan menang kali ini.

"CEPET BILANG SAMA GUA DIMANA CHIKA!" teriak Gita seperti orang gila, Gita benar-benar kacau karena merasa bodoh tidak bisa menemukan keberadaan Chika.

"gua udah bilang gua ga tau, tapi bagus juga ya kalau dia ilang semoga ga ketemu deh"

Bak api tersiram bensin Gita langsung memukuli Rangga habis-habisan, kepalan tangannya sudah berubah menjadi merah karena terkena darah Rangga, namun bukannya berhenti Gita malah semakin membabi buta.

"SEKALI LAGI GUA TANYA DIMANA CHIKA!"

Rangga bangkit, ia memegangi dadanya yang baru saja Gita pukul dengan begitu kuatnya, "gua beneran ga tau, gua juga udah ga mau berurusan sama kalian, gu-"

BUGH!

Rangga pingsan seketika saat Adel memukulkan balok kayu pada kepala Rangga.

"ga bakalan bener, Rangga bukan pelakunya karena kalau emang dia pelakunya dia ga mungkin leha-leha aja ga sembunyi"

Gita pergi tanpa berpamitan, pikirannya hanya dipenuhi dengan rasa khawatir dan rasa bersalah, Gita mengendarai motornya ke suatu tempat.

"lu dimana Chik? nyari keberadaan lu kenapa susah banget?" batin Gita memejamkan kedua matanya kala sudah duduk di bangku taman.

flashback on

"Git gua mau deh nanti kalau udah gede masih temenan sama lu"

"iya iya nanti kita temenan terus, makan es krimnya yang bener" kata Gita membersihkan ujung bibir gadis berseragam putih biru itu.

Gita memandang gadis yang tidak lain dan tidak bukan adalah Chika. Gita tersenyum karena merasa memiliki adik kecil, padahal umur mereka hanya berbeda satu tahun saja.

"kalau ada apa-apa bilang ya, kalau misal ayah pukulin lu lagi cerita aja, liat muka lu bonyok kayak gini"

"hm oke"

sejak saat itu dalam diri Gita meyakinkan bahwa dirinya akan menjaga Chika dengan sebaik mungkin, Gita akan selalu mengusahakan kebahagiaanku Chika dan itu harus.

flashback off

Di sebuah ruangan pria paruh baya terus memandang foto di headphone miliknya, itu adalah foto anak bungsunya yang tengah mencoba motor baru yang bari saja ia belikan, itu adalah foto Chika dengan senyumannya yang tidak pudar kala itu.

"ayok dek pulang, papah beliin motor baru lagi buat kamu, dek papah belum bisa bahagiain kamu papah belum bisa jagain kamu kayak mamahmu jagain kamu"

Air mata jatuh begitu saja pada layar headphone yang masih menampilkan foto Chika. Rasanya begitu sulit menemukan lokasi Chika, sudah berbagai macam cara dilakuan, dari melihat CCTV hingga melacak headphone milik Chika, namun sepertinya pelaku benar-benar sudah mempersiapkan semuanya secara matang hingga satu titik pun tidak bisa ditemukan.

"pah"

Shani membawakan segelas teh untuk sang papah, sudah cukup rasanya papahnya itu meminum beberapa gelas kopi hanya untuk mencari sebuah ide untuk menemukan sang adik.

"papah minum dulu ya"

"ci, papah ini papah yang gagal ya? papah ga bisa jagain anak papah bahkan dari dia masih kecil ci"

"pah, papah itu adalah papah yang paling baik di dunia, papah ga gagal, papah dari dulu udah berusaha untuk cari adek, dari ke panti asuhan sampe nyari dokter yang waktu itu bantu lahiran mamah, tapi memang saat ini kita sedang di uji pah, mana papah yang semangatin cici? mana papah yang tegas? kenapa sekarang papah jadi gini?"

Shani kembali menangis, dirinya semakin takut karena sang papah yang sudah terlihat seperti sedikit menyerah, Shani memeluk tubuh papahnya itu, Shani rindu dengan tingkah laku Chika yang biasanya membuat dirinya pusing, Shani benar-benar rindu.

"dek, dimanapun kamu berada semoga kamu selalu diberikan kesehatan ya, jangan pernah berani-beraninya kamu pergi, kamu harus kembali dek, kembali bersama cici papah dan kitty. Kitty masih butuh kamu dan tentunya cici pun sama, cici masih butuh kamu, selamanya" batin Shani sambil mengelus punggung papah Bobby.

"ARGHHHH"

"AAAAAA"

"MATI LU CHIKA MATI!"

"LU HARUS MUSNAH SEKARANG JUGA, KARENA LU SEMUA YANG GUA PUNYA PERGI KARENA LU SEMUA YANG HARUSNYA JADI MILIK GUA MALAH JADI MILIK ORANG LAIN, LU PENYEBAB SEMUANYA LU YANG SALAH DAN LU HARUS MATI!"




To be continued.

next? alhamdulillah up walau dikit banget, aing tau kalian capek dengan alasan aing, tapi kali ini up dikit karena pas pulang kerja aing dikabarin bapak aing ditabrak orang dan itu lagi pake motor gua yang kemarin gua abis tabrakan juga pake motor itu, jadi aing sedang meratapi nasib motor aing weh nu ancur wkwk.

tunggu lagi ya? bentar lagi end, mau happy ending atau sad ending? atau aing hapus semuanya aja cerita aing?

see you brother!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YESSICA [COMEBACK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang