Yssc 0.15

2.6K 308 24
                                    

"Katanya cewe selalu benar, ko gua salah mulu? Apa gua cewo ya?"
-Yessica.

Dalam perjalanan pulang, Chika berpisah dengan teman-teman yang lainnya, Chika menambah kecepatan motornya agar ia bisa segera beristirahat di mansion.

"Huh sampe juga" ucap Chika setelah memasukkan motornya ke dalam garasi, Chika membuka sarung tangan dan helmnya, lalu Chika berjalan memasuki mansion.

"Sepi bang-"

BUGH

Sebuah pukulan mengenai wajah Chika. Saking kencangnya pukulan itu, tubuh Chika terhuyung ke samping, bahkan ujung bibir Chika mengeluarkan darah.

"Anak sialan!" Umpat Pucho setelah memukul wajah Chika.

"Apa sih yah?" Tanya Chika dengan tangan mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya.

Pucho yang mendengar pertanyaan Chika semakin esmosi, ia menarik baju Chika "KAMU MASIH BISA NANYA GITU DI SAAT KAMU HAMPIR BUAT PERUSAHAAN SAYA HANCUR SIALAN!"

BUGH

BUGH

BUGH

Tiga pukulan mengenai wajah Chika. Chika tidak berniat untuk melawan karena lagi dan lagi yang di hadapannya ini adalah ayah Christy. Walau Chika tidak salah, Chika tidak akan membalasnya sedikit pun.

"Udah yah?"

"Jangan panggil saya ayah!"

"Udah tuan? Kalau udah saya mau tidur"

Setelah mengucapkan itu, Chika berjalan meninggalkan pucho yang masih diselimuti oleh amarah. Chika menaiki tangga untuk menuju salah satu kamar, ia tersenyum saat sudah berada di depan sebuah kamar dengan tulisan kamar Kitty yang paling cantik. Sengaja Chika pergi ke kamar sang adik, ia rindu dengan adiknya karena seharian ini bisa di bilang Chika belum atau baru sebentar melihat Christy.

"Cuci muka dulu deh"

Kaki yang gemetar menjadi satu-satunya tumpuan untuk Chika. Chika berjalan sambil melepas jaket yang ia kenakan, selepas mencuci wajahnya yang terdapat beberapa lebam, Chika mengambil posisi untuk tidur di samping sang adik.

"Selamat tidur dedek" ujar Chika lalu menutup kedua matanya.

"Selamat tidur juga jagoan" bisik Christy lalu memeluk tubuh Chika.

Christy gadis kecil itu terbangun saat pintu kamarnya terbuka, ia belum menyadari bahwa wajah Chika lebam karena memang lampu di kamarnya mati. Tapi gadis kecil itu tau bahwa sang kakak sedang tidak baik-baik saja.

Pagi harinya di kediaman Shani. Pagi kali ini cukup heboh karena sang papah yang tiba-tiba mencoba untuk membuat sarapan dan berakhir membuat sebagian dapur hancur berantakan.

"Papah kan bisa tunggu Shani dulu"

"Hehe papah mau buatin Cici sarapan tadinya" ujar papah Shani menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.

"Huft, kan biasanya Shani yang buat sarapan untuk kita, papah udah kerja buat Shani jadi papah seharusnya ga usah buatin sarapan buat Shani. Shani ga mau papah kerepotan"

"Papah ga repot ko, papah juga ga mau kamu harus bangun pagi cuma buat bikin sarapan, dulu ada mamah tapi sekarang...."

"Sekarang ada Shani pah, papah kangen ya sama mamah? Semoga dimanapun keberadaan mamah dia selalu sehat dan baik-baik aja ya pah"

"Sekarang papah duduk ya, biar chef Shani yang buatin sarapan" lanjut Shani

"Siap chef!"

Begitulah yang terjadi di kediaman Shani. Berbeda halnya dengan kediaman Chika.

YESSICA [COMEBACK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang