11

40 4 0
                                    

Rumah begitu berantakan. Hal tidak pernah terbayangkan sama sekali dalam hidup ku.

Diperlakukan istimewa selama satu hari penuh adalah hal yang hampir aku anggap mustahil setelah hari itu.

Wajah ku dan Kak Nuzka penuh dengan lapisan gula kue tart. Kertas confetti dimana-mana. Balon, yang dengan berat hati Kak Nuzka pasang dibeberapa bagian di ruang tamu, juga beberapa makanan juga kado pemberian Kak Nuzka.

Kado terbaik yang pernah aku dapatkan dari Kak Nuzka adalah sebuah hoverboard incaran ku lima tahun lalu. Aku kegirangan saat mendapatkannya.

Saat ini, aku sedang berhadapan dengan Kak Nuzka yang memegang gitar kesayangannya.

3 tahun lamanya Kakak memasuki dunia musikal. Dunia keduanya setelah silat. Jelas aku mendukungnya dengan senang hati.

Kak Nuzka menyanyikan beberapa lagu untuk ku. Aku senang sekali saat diperlakukan istimewa olehnya.

"Kak! Raver mau tanya." Aku mengangkat tangan menghentikan jari Kak Nuzka yang tengah memetik gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu.

"Hm, apa?" Tanyanya tak sabar. Aku terkekeh kecil. "Apa lagu yang pertama kali Kak Nuzka mainkan dengan gitar ini?" Tanya ku antusias. Bukan tidak tau bagaimana perjalanannya di dunia musikal, tapi watak Kak Nuzka yang begitu tertutup membuat ku begitu ingin menerobos masuk.

"Lagu pertama kali?" Tanya Kak Nuzka balik. Aku mengangguk antusias. Setelahnya Kak Nuzka kembali fokus dengan gitarnya lalu memetik gitarnya kembali memainkan sebuah lagu yang begitu familiar di telinga ku. Kak Nuzka mulai menyanyikan sebuah reff lagu.

I'm still holdin' on,

"Tapi ini ga full lagu. Cuma reffnya aja." Potong Kak Nuzka takut membuat ku kecewa.

"Ga papa." Jawab ku.

I'm still holdin' on to everything that's dead and gone.

Kak Nuzka mulai bernyanyi. Suaranya begitu berat seperti sedang menyiratkan sesuatu.

I don't wanna say goodbye, 'cause this one means forever.

Kak Nuzka menutup matanya berusaha menahan air matanya. Walaupun tidak terlihat, tapi insting ku mengatakan kalau Kak Nuzka sedang menahan tangisnya.

And now you're in the stars and six-feet's never felt so far.
Here I am alone between the heavens and the embers.

Terdiam sebentar. Kak Nuzka mengusap pucuk matanya lalu menatap ku dan melanjutkan lagunya.

Oh, it hurts so hard.

Petikan gitarnya berhenti sejenak. Setelahnya ia melanjutkannya lagi.

For a million different reasons.
You took the best of my heart.

Kak Nuzka menatap ku dalam. Bisa ku rasakan perasaan sakit yang ia rasakan. Mungkin aku memang belum begitu mengenal dirinya dengan rasa sakitnya.

And left the rest in pieces.

Setelahnya petikan gitarnya berhenti sepenuhnya. Aku tersenyum bangga. Kak Nuzka memang panutan ku sepanjang jagat.

"Bagus banget!!" Puji ku. Aku memeluknya dan mencium aroma semerbak dari tubuhnya. Aroma khasnya sudah lama terpatri di hidung ku dan tidak pernah lepas.

"Raver mau request satu lagu boleh ga, Kak?" Tanya ku berbinar. Kak Nuzka mengangguk. Dia tengah membersihkan air matanya yang sedari tadi berusaha mengalir di matanya.

"Lagu apa?"

"Rapsodi yang Jkt48, boleh ga?" Pinta ku. Kak Nuzka mengangguk lalu memulai petikan lagunya.

IKRAVERA [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang