2 jam perjalanan lamanya menuju kota, akhirnya kita sampai juga. Bunda bersemangat sekali bertemu dengan om dan tante. Tentu saja karena tante adalah kakak kesayangan bunda.
Aku ikut turun berlari mengikuti bunda memasuki rumah yang lebih kecil dari rumah kami. Bersalaman dengan om dan tante. Ini adalah hal baru yang aku pelajari tentang keluarga ku. Setelah ayah, bunda, kakak, adik, kakek, dan nenek.
Ayah menyusul dibelakang ku dan langsung disambut hangat oleh om. Mempersilakan ayah masuk dan mengajaknya bicara tentang berita terbaru yang tentu saja belum aku mengerti.
Bunda menggendong ku agar tinggi ku sejajar dengan tante. Tante mengajak ku berkenalan. Lalu meminta ku untuk memperkenalkan diri. Aku menyebutkan nama ku dengan malu-malu. "Aku, Rali."
"Ya, ampun, imutnya Rali. Anak siapa si? Gemashnya." Tante mengusak rambut ku gemas, lalu menggendong ku menggantikan bunda. Bunda terkekeh melihat pemandangan dihadapannya. "Anak aku dong, Kak." Bunda tersenyum lebar setelahnya.
"Oh, iya, Nuzka dimana?" Tante bertanya pada bunda karena tidak merasakan kehadiran kakak dirumahnya. "Nuzka tadi dimobil. Sepertinya belum turun, Kak, apa aku panggil dulu? Sepertinya tertidur." Bunda menunjukkan mobilnya pada kakaknya.
Tante mengangguk menyetujui perkataan bunda. Bunda pergi menuju mobil disusul oleh tante yang sedang menggendong ku.
Panjang umur, beberapa detik sebelum sampai tepat disamping pintu mobil. Pintunya terbuka lebih dulu menampilkan kakak dengan muka bantalnya. Bunda benar. Kakak memang tertidur.
"Ololo anak ini. Sudah besar Nuzka sekarang, ya?"
Kakak yang baru saja keluar dari mobil itu masih mencerna apa yang tantenya katakan. Menatap tantenya dengan mata sayu sehabis bangun tidur. "Dulu, Nuzka masih kecil digendong tante waktu bundanya melahirkan. Sekarang sudah besar, ya? Berapa umurnya sekarang?" Jelas tante yang sedang bernostalgia sewaktu kakak kecil dan bunda baru melahirkan ku.
Kakak mengacungkan kelima jarinya pada tante. Tante terkekeh. Sekarang kakak sudah bisa mengerti setiap pertanyaan yang diajukan pada dirinya. Tidak seperti dulu saat masih berumur 2 tahun, masih tidak mengerti apa yang orang tanyakan padanya. Itu adalah siklus normal pada anak kecil. Sama seperti diri ku.
Bunda menyenggol kakak agar kakak menjawabnya dengan baik, tidak hanya mengacungkan jari saja.
Tante mengajak bunda, aku dan kakak untuk masuk dan menikmati hidangan yang tersedia di meja tamunya. "Yeay, ada kue!" Seru ku saat melihat meja yang terisi banyak ragam kue, mulai dari kue kering hingga kue basah. Aku berlari ke dekat meja, mulai mengabsen kue mana dulu yang ingin aku makan.
Sedangkan ayah dan om masih asik dengan topik pembicaraannya, tante dan bunda mulai ikut membahas topik yang masih hangat dibicarakan oleh ayah dan om. Sesekali memakan makanan yang dihidangkan oleh om dan tante.
Aku menyomot makanan yang tersedia dimeja lalu memakannya. Begitu terus, hingga aku mencoba seluruh hidangannya. Berbeda dengan ku, kakak mengambil makanan diatas meja dengan malu-malu. Aku yang gemas melihatnya dengan suka rela membantu kakak mengambil makanan yang terhidang.
"Rali! Jangan ambil makanannya terlalu banyak! Nanti makanannya habis. Itu mulut kamu masih penuh. Astaga! Kamu cemong sekali." Ujar bunda menegur ku lalu mengelap mulut cemong ku dengan tisu. Mulut ku memang sudah penuh dengan makanan, aku masih mengunyahnya.
Gigi ku belum tumbuh seluruhnya. Karena itu aku mengunyahnya sedikit lamban. Tapi, tidak sedikit makanan yang sudah masuk kedalam perut ku. Diam-diam kakak menertawakan ku yang cemong dan mulut ku terisi banyak makanan yang masih ku kunyah.
"Tidak apa-apa, makan saja. Ini memang disediakan untuk kalian."
~~~
"Kami akan menginap selama tiga hari dirumah kalian. Apakah kalian keberatan? Setelah itu kami akan pergi ke ibukota," ucap tante pada bunda disebelahnya. Entah apa yang akan dilakukan om dan tante di ibukota. "Menginap seminggu, sebulan, bahkan setahun juga boleh. Rumah kami terbuka untuk kalian." Begitu jawaban bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
IKRAVERA [Tamat] ✓
RandomHalilintar as Nuzka. Taufan as Raver. Ini tentang Raver. Betapa sayangnya Raver dengan Kakaknya, Nuzka. Cover by Deviantart : @ashouji