3 tahun berlalu, kini aku berada di aula gedung acara wisuda ku. Aku mengenakan blazer dengan dalaman berwara biru tua. Warna kesukaan ku.
Aku berada dibelakang panggung. Segera setelah rundown acara pelepasan segera berakhir. Disini, Kak Nuzka datang. Sebagai keluarga dengan pemberi sumbangan terbesar, anak itu diberi tempat khusus di depan. Bersama dengan Ayah dan Bunda beserta Gema. Aku tersenyum melihat kesenjangan yang luar biasa diantara mereka. Aku sudah terbiasa melihatnya sejak kecil.
"Menjelang acara penutup terakhir, mari kita sambut, Quarrali Topannira Ikravera! Sebagai penyumbang lagu penutup di akhir acara ini!" Suara MC itu terdengar hingga ke telinga ku. Menggema akibat mic membuat suaranya terdengar hingga ke ujung.
Aku membawa gitar ku. Maksud ku, gitar Kak Nuzka. Yah, gitar Kak Nuzka memang terbaik.
Aku tersenyum kepada seluruh hadirin yang datang. Memberikan beberapa pesan penutup sebelum akhirnya aku menyanyikan 2 lagu.
Petikan gitar terdengar. Aku mulai menyanyi. Lagu pertama yakni Rapsodi. Lagu kesukaan ku. Lagu pertama yang ku nyanyikan saat belajar bermain gitar bersama Kak Nuzka.
Kulihat ada yang bersinar
Di kedua bola matamu
Kau buat malam gelap ini
Jadi penuh cahaya
Terang kilau pesonaAku menatap Kak Nuzka yang sedari tadi menatap ku sembari. Aku jadi salting, kan. Senyuman yang jarang ia sunggingkan di bibirnya kini ia persembahkan untuk ku.
Kasih andai anganku bersuara dia kan bernyanyi
Rapsodi indah yang kan bermuara di fajar hati
Kelingking kita berjanji
Jari manis jadi saksi
Bahagia
Hingga sang bumi
Enggan berputar lagiAku menutup mata menikmati lagu dengan penuh semangat.
Ini pertama kalinya aku menyanyi di atas panggung. Sebenarnya aku menolak saat OSIS tiba-tiba meminta ku untuk mengisi acara diakhir. Tapi mereka memaksa dan membuat jadwal seenak jidat mereka. Untung saja acaranya diakhir, jika tidak, aku enggan melakukannya.
Kau buat aku sempurna
Saat kau berkata iya
Kau izinkan ku berlaga
Mengarungi dunia
Di sisimu selamanyaAku terus bernyanyi hingga tak sadar Kak Nuzka sudah tidak ada di tempatnya. Aku jadi linglung saat menyadari ketidak hadirannya.
Kasih andai anganku bersuara dia kan bernyanyi
Rapsodi indah yang kan bermuara di fajar hati
Kelingking kita berjanji
Jari manis jadi saksi
Bahagia
Hingga sang bumi
Tak berputar lagiAku memaksakan diri untuk tersenyum. Dalam hati diri ku sedang ricuh mencari dimana keberadaan Kak Nuzka.
Lala
Kita saling bersandar
Lala
Hingga bumi tak berputar
Cinta kita takkan pudarAku menutup mata berusaha tidak memikirkan Kak Nuzka sampai dilirik berikutnya.
Selamanya...
Aku terdiam saat mendengar suaranya. Ternyata, Kak Nuzka sudah naik ke atas panggung. Aku terus memetik gitar ku. Suara ku tertahan karena menahan diri untuk tidak salah tingkah.
Kasih dengar anganku bersuara di fajar hati
Kelingking kita berjanji
Jari manis jadi saksi
Bahagia
Tuk selamanyaSuara sahutan terdengar. Itu dari penggemar Kak Nuzka tentu saja meneriakkan namanya.
Kasih andai anganku bersuara dia kan bernyanyi
Rapsodi indah yang kan bermuara di fajar hati
Kelingking kita berjanji
Jari manis jadi saksi
KAMU SEDANG MEMBACA
IKRAVERA [Tamat] ✓
RandomHalilintar as Nuzka. Taufan as Raver. Ini tentang Raver. Betapa sayangnya Raver dengan Kakaknya, Nuzka. Cover by Deviantart : @ashouji