part 15

619 27 2
                                    

"perkenalkan Tante namaku adalah Salma pacarnya bang Fathir, kami merahasiakan ini karena bang Fathir mencari uang buat anak lima kembar itu tan. Tapi sekarang kita akan tunangan Minggu depan." Jelas wanita bernama Salma.

"Padahal kamu kesini saja Sal, kalau kamu waktu itu kesini kamu udah nikah sekarang." Ceramah Eyang membuat Fathir dan Salma menunduk menyesal.

"Ibu, Fathir janji akan membahagiakan mereka dengan membawa Salma menjadi ibu Baru." Pinta Fathir memelas.

Eyang hanya tersenyum dengan janji Fathir, Eyang berdoa supaya Fathir bisa memegang janjinya. Wanita tua itu bangga mempunyai anak seperti putranya. Bertanggung jawab dan berwibawa.

"Eyang pegang janji kamu, tapi kamu harus menunggu mereka pulang berkemah." Ujar Eyang.

Fathir hanya mengangguk dan tersenyum melihat calon tunangannya. Salma menatap Fathir senang bahwa Eyang ibunya merestui hubungannya.

***

"Syad, pulang kapan? Dah bau badan nih gue." Keluh Rahsya.

"Baru juga mau cerita, lu udah minta pulang dasar goblok." Ledek Gibran.

"Iya tuh huuuuuu," sorak Adara dan Naura bersamaan.

"Ehh, lu jangan turutin gue juga kali." Jawab Naura sambil menoyor kepala Adara.

"Justru lu yang ngikutin gue setan," jawab Adara sambil memukul lengan Naura.

"Cih, dasar babi ngepet lu." Ejek Naura.

"Hah mau gelud sini, mana tangan lu." Jawab Adara sambil menggerakkan tangannya ingin meninju.

"Ohh, oke silahkan Maemunah." Sombong Naura sambil menawarkan bertengkar.

Irsyad yang melihat kedua cewek itu risih, bisa gak sih sehari saja gak usah berisik. Dengan menggaruk kupingnya yang tidak gatal. Irsyad melemparkan bantal kearah Adara dan Naura.

"Apaan sih syad, main lempar-lempar aja." Kesal Adara dah gak jadi geludnya.

"Iya ihh gak jelas banget es batu," ucap Naura sambil bersedekap dada.

"Naura Nagista Gralind dan Adara Sri Devianty, bisa gak sih sehari saja gak ribut. Pusing tahu gak gue liat lu berdua." Amuk Irsyad menatap datar kearah duo cewek edan.

"Habisnya Naura dulu duluan," fitnah Adara menunjuk kearah Naura.

"Fitnah lu," Naura yang tidak terima dia mengambil bantal dan melemparkan kearah Adara, tapi malah meleset dan mendarat kearah...

"ANJING, ALLAHUAKBAR." Ternyata bantal yang di lempar Naura  mengenai Rahsya yang sedang Mabar mobile legends bersama Gibran.

"Anjay gue menang eyy," jawab gibran gembira, cowok itu malah lompat-lompat seperti monyet kesurupan.

"Kiniku sadar hoooo, cinta ku ini. Tak berarti untuk ku, kau buat luka, isi hatiku kau buatku sekecewa itu. Dimana letak hatimu yang dulu. Mau buat aku kau memilih dia." Rahsya terus saja menyanyi meskipun suaranya cempreng.

"Berisik lu, suara lu jelek tahu gak." Ejek Irsyad.

"Iya ihhh galau Mulu, gebetan gak punya ngapain galau ebel." Ucap Gibran.

"Diem lu monyet kesurupan," kesal Rahsya.

"Nau yuk tidur aja biarin mereka ribut," ajak Adara menarik lengan Adara.

"Ehh, katanya Irsyad mau cerita?" Tolak Adara.

"Besok aja lah, gue udah ngantuk. Nanti kan kita bakal tahu dari mereka rencana apa buat ngalahin Ratu kegelapan." Jelas Naura

"Iya juga yuk ahh," Adara berjalan menuju kearah tenda.

"Dadah saudaraku," gumam Naura sambil melambaikan tangannya kearah Irsyad, Gibran, dan Rahsya.

***

Satu jam ribut yang tidak jelas Irsyad akhirnya menyerah dan diapun memulai pembicaraan.

"Bagaimana caranya mengalahkan ratu kegelapan, sedangkan kita masih lemah." Irsyad memulai pembicaraan.

"Pakai jurus elektronik gue, kita buat pintol dan menembak Ratu Kegelapan lalu mati gimana?" Ide Rahsya. Pertanyaan tolol apaan tuh.

"Syad bagaimana kalau gue ngilang, terus kelitikin tuh si ratu kegelapan, terus lu tinggal nyerang gitu pake kekuatan lu." Ini lagi yang nambah bego.

"Bukan begitu konsepnya Udin," Irsyad memukul kepala Gibran menggunakan gulingnya.

"Ehh, kalian nyadar gak sih tuh dua cewek kemana?" Tanya Rahsya yang baru nyadar.

Irsyad dan Gibran melihat sekeliling mereka, kemudian tiga cogan itu mencari keseluruh tenda mereka yang sudah di bangun.

Ini tenda terakhir Gibran segera membukanya, tiba-tiba.

"Yaelah, kita ngobrol sampai haus gini mereka malah molor setan," umpat Gibran sambil menggelengkan kepalanya.

"Capek gue, yuk ahh kita tidur aja. Biarin mereka berdua nanya kabarnya gimana. Kita bohong saja," akhirnya ide tolol Irsyad keluar.

"Ide yang bagus," ujar Rahsya sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Hayuk, kita kembali ke tenda." Ajak Irsyad. Gibran dan Rahsya hanya mengangguk mengiyakan.

"Berita bohong akhirnya di mulai GAIS," bisik Gibran ditelinga kedua saudaranya.

"Bener tuh, dan sekarang kita pulang besok." Bisik Irsyad.

"Pengen pulang gue," bisik Rahsya.


Papay

magic 5 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang