31. Baikan?

7K 297 204
                                    

Tandai typo

.
.

Chelia sengaja tidak masuk kerja selama dua hari tentu saja demi menghindari Raja. Ada banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab di ponselnya dari pria itu, padahal dulu Raja sangat jarang sekali mengiriminya pesan.

Melihat wajah Raja kemarin membuat Chelia tak tega,
dia berpikir, apakah benar jika pria itu sudah mencintainya?

Pintu kamar di ketuk, membuat Chelia mau tak mau bangkit dari pulau kapuknya. Kedua matanya memerah membengkak, dia selalu menjadi cengeng dan sensitif jika itu menyangkut Raja.

"Oh my god, Chell! Kamu nangis lagi?!" pekik Livy, bukan hanya kali ini dia melihat Chelia menangis gara-gara Raja.

"Hm. Kamu mau ngomong apa?" tanya Chelia dengan suara seraknya. Dua hari ini dia menghabiskan waktu berdiam diri di kamar, keluar dari kamar hanya untuk makan saja, itu pun jika di ingatkan oleh Livy.

"Chell, liat diri kamu.. kamu makin kurus karna mikirin Raja. Kalo kamu cinta sama dia yaudah samperin dia langsung, baikan. Bukan malah ngehindar dari Raja.." omel Livy tak habis pikir, untung saja dia tidak sebucin Chelia.

"Kamu gak ngerti, Liv. Yaudah aku mau lanjut tidur dulu, capek."

"Iya kamu capek karna nangis terus kan?" ucap Livy kelewat gemas. "Kalo kamu gini terus, terpaksa aku kasitau Raja kalo kamu lagi nginep di apartemen aku."

"Liv, please. Aku masih belum mau ketemu sama Raja." Chelia menghela napas. "Aku mau ke manhattan, Adik aku lagi sakit," lanjutnya.

"Yaudah terserah kamu, Chell. Apapun itu aku selalu dukung kamu." Livy berkata. "Jadi kapan kamu berangkat?"

"Mungkin besok, kamu bisa gak temani aku?"

"Aduh maaf banget, Chell. Akhir-akhir ini jadwal aku padat banget, aku gak bisa ngambil cuty karna udah sering libur waktu itu."

"Um, it's okay. Aku pergi sendiri aja."

"Trus gimana sama Raja?"

"Gak usah bahas dia dulu. Aku benar-benar gak mau dengar tentang dia sekarang."

Livy mendesah kasar lalu mengangguk.
"Oke. Sekarang kita makan dulu, aku udah masak."

Setelah makan malam, Chelia kembali lagi ke kamar, bermalas-malasan di kasur sambil mengotak-atik ponsel. Tak lama kemudian, matanya membulat sempurna, panggilan masuk dari Raja dan dia tak sengaja menekan ikon hijau!

Jantungnya berdegup kencang kala panggilan telepon sudah terhubung. Tangannya bergetar memilih antara berbicara atau mematikan sambungan.

"Sweetheart.."

Panggilan itu lagi.. panggilan yang selalu membuatnya berdebar dan tersipu malu. Namun karena saat ini suasananya berbeda, bukannya tersipu, Chelia malah bersedih.

"Chell, are you listening to me?" Suara rendah Raja terdengar lagi. "Sayang, kamu disana kan?"

Chelia menggigit bibirnya, telapak tanganya terasa dingin mendengar kalimat-kalimat Raja, suara pria itu yang sangat ia rindukan.

"Em, kenapa?"

Helaan napas lega terdengar dari Raja.
"Aku tau kamu pasti disana." Dia menjeda ucapannya. "Chell, ayo kita ketemu, aku mau ngomong penting sama kamu."

"Forgive me, Raja. Aku gak bisa.."

"Aku mohon, Chell. Aku tunggu di taman ya.."

Chelia menghela napas dalam-dalam, kedua matanya mulai memanas dan dadanya kembali sesak.
"Aku gak bisa, Ja. Jangan paksa aku, dan mulai sekarang gak usah ganggu aku lagi," lirihnya dengan suara bergetar.

True Love [Raja&Chelia]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang