𝟑

419 10 0
                                    

○○○
"Aksa Pulanggg"

Bugh
sebuah bantal sofa melayang mengenai Aksa. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Gio

"Brisik nying"

"Aw, apaansi bang"

"Lo yang apaan sih dek, dateng² teriak gak jelas"

"Dihh, bang lo jahat banget gak bilang ke gue kalo salah pake celana! gue malu tau bang arghh"

Sedangkan Gio tertawa terpingkal - pingkal mendegar ucapan Aksa, sudah ia duga pasti Aksa akan membicarakannya.

"Dih malah nyalahin gue"

"Ck, tau ah Aksa mau mandi udah gerah"

"Sok sana lu mandi, bau trasi"

Aksa pergi ke kamar, kamarnya bersebelahan dengan kamar Gio, setelah selesai mandi aksa rebahan di kasur dan ketiduran.

Malam pun tiba.

"Aksa, bangun nak"

"Eungh apa bun, Aksa capek 5menit lagi buat tidur ya bun" jawab Aksa walau mata masih terpejam.

"HEH BANGUN!! udeh jam 8 ntar ada tamu, kamu harus dandan yang cantik dan rapi okey bunda tunggu dibawah. BURUAN!"

"Aduh kuping aksa sakit dengernya, bunda berasa ngedidik ajaran VOC ga ada lembut-lenbutnya ama anak sendiri"

"Udah sana mandi, kalo masih tidur bunda buang ke laut!"

Pukul 8 malam di kediaman Djajatama berkumpul di ruang tamu sambil menunggu  tamu yang akan datang dan tidak lama setelah itu tamu pun datang.

"Mirna, akhirnya kamu sampai juga. Gimana kabarnya" tanya bunda.

"Baik, akhirnya kita bertemu lagi ya" balasanya.

Gio datang menyusul bunda setelah membantu adeknya untuk berias. Tetapi hanya sendiri, sedangkan Aksa masih dikamar.

"Eh ini Aksa ya? Udah gede dan tinggi sekarang"

"Maaf tante saya bukan Aksa, saya Gio"

"Loh iyata, aduh tante salah orang"

"Gapapa tante, Aksa nya lagi diatas siap - siap"

Tak lama Aksa turun kebawa, ia duduk dekat sebelahan dengan Gio.

"Nah ini baru Aksa tante" sahut Gio sembari memperkenalkan aksa

"Ya ampun gemes deh, cantik sekali. Waktu itu masih unyu, inget ga tante yang gendong kamu waktu nangis dulu"

Yang dipuji hanya tersenyum, hanya saja Aksa sedikit tidak terima disebut cantik.

"Ga mama, ga tante ini kenapa pada bilang gue cantik!? Lagian ni tante siapa dah nanya gue inget ga sama dia? gue kan waktu itu masih bayi yakali inget" batin aksa.

"Oiya jeng mirna, anakmu mana" tanya bunda, sedari tadi ia tidak melihat calon mantunya itu.

"Masih dijalan, tenang aja bentar lagi datang" balas mirna.

"Ngomong - ngomong pernikahan mau dilangsungkan 2 hari lagi saja, lebih cepat lebih baik" sahut mirna dengan menatap aksa, yang ditatap pun bingung dengan apa maksud ucapannya.

"Siapa yang mo nikah dah, masa iya bang Gio? lah gue kok kagak dikasih tau" batin aksa bertanya-tanya di benaknya.

"Wah Boleh itu saya setuju, untuk persiapan pernikahan aksa dan elio lebih cepat lebih baik dan akan berjalan  lancar" sahut bunda.

Mendegar itu cukup membuat aksa kaget, pasalnya yang membuat ia kaget bukanlah ketika namanya disebut tetapi ketika nama pasangan untuk dirinya seperti nama untuk cowok.

"LAHHH jdi yang nikah itu gue!? apa-apaan namanya kek nama cowok, tapi gue harus positif thinking mungkin tomboy kali ya awal namanya Ella makanya dia pengen dipanggil pake nama elio" batin Aksa.

"Nak Aksa, tante seneng nanti dapet mantu kaya kamu yang lucu"

"HAH Anj!? Eh em.m.maksud saya ini beneran saya yang nikah? tante kayaknya lebih cocok bang Gio deh yang nikah kan bang Gio udah tua juga pasti dewasa banget"

Sedangkan Gio yang dibawa-bawa dirinya udah tua ingin menampol mulut Aksa yang ga difilter dulu.

"Tapi ini sudah direncanakan sejak kamu bayi" jawab tante mirna dengan lembut menatap aksa.

"Ehhh t-tap..." belom sempat Aksa menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba seseorang datang.

"Maaf ma pa juga tante, saya terlambat"

"Tidak apa nak Elio" balas bunda tersenyum ke calon mantunya.

"Lo!?" saut Aksa menunjuk kepada Elio

Yang membuat kaget Aksa yaitu kedatangan Elio si tengil kakak kelas tadi yang tadi mau ngehukum dia tapi untungnya tidak jadi, ternyata dia yang bakal jadi calonnya.

"Hah J-jadi lo yang jadi calon gue!?"

"Loh ternyata kalian udah saling kenal, wah bagus dong" sahut bang gino

"Em.. kan satu sekolah tante" jawab aksa.

"Kamu ko ga ngomong sama mama" ucap mirna mencolek tanggan elio.

"Iya elio kenalnya juga baru tadi di sekolah ma"

Setelah itu terlihat Aksa menarik tangan elio mengajaknya keluar, yang ditarik tangannya hanya membalas berekspresi bingung.

"Tante, izin bawa Elio ya"

"Iya nak Aksa, silahkan"

Aksa mengajak Elio pergi kedepan rumah dan dia ingin meminta Elio untuk menolak perjodohan itu.

"HEH dengerin ya dasar kupret lo apaan banget sih, kenapa harus lo!"

"Mana gue tau, tapi gue juga gak sudi sih nikah sama bokem songong kek lu, yang ada gue bisa stress tiap hari"

"Dihh, yaudah harusnya lo tolak"

"Gue gak bisa"

"Lah lo gimana si, tinggal tolak kan gampang"

"Ga bisa, mereka udah nyiapin dan sebar undangan diem-diem, lagipula gue gak mau bikin mama gue sedih karena dia pengen lo jadi mantunya"

"ARGHHH, kenapa harus lo sih ha!? tadi gue udah berusaha positif thinking ngira calon gue tuh cewek tomboy yang pengen dipanggil nama cowok, lah jebule cowok beneran taiklah"

tbc.

𝗔𝘀𝗮𝗹𝗶𝗼́ {𝖻𝗑𝖻}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang