𝟏𝟑

252 7 1
                                    

○○○
TIN. . TIN. . .
suara motor dari luar.

"Bang, ada tamu ya? kamu tolong bukain gerbangnya" pinta gina.

"Halah bun itu bukan tamu tapi si curut yang datang itumah" jawab gio dengan malas.

"Loh aksa kesini? ko ga ada ngabarin bunda?" gio hanya menaikkan bahunya keatas dengan tangan diangkat seolah tidak tahu juga.

Belum sempat gio keluar rumah untuk jalan ke tempat gerbang, aksa sudah sampai didepan rumah lalu membuka pintunya.

BRuakk. . .
"BUNDAAAA" teriakan aksa menggelegar di ruang tamu.

"Buset, bencana datang" gio menutup kedua telinganya.

"Aksa kangen"

Gio dan elio hanya bersedakep sembari melihat bunda gina dan aksa berpelukan.

"Tumben kesini ga bilang bunda dulu"

"Biar surprise bun, aksa sengaja cuma bilang ke bang gio aja"

"Eh, bunda sampai lupa ada mantu bunda disini. Nak Elio apa kabarnya, aksa ada ngerepotin kamu?"

"Baik bun, asa ga ada ngerepotin ko" ucapnya tersenyum.

"Kalau aksa ga nurut sama kamu nanti kasih hukuman aja biar ga berani macem-macem"

"Ih bunda segitunya, mana ada aksa kaya gitu"

Ctakk. . .
Gio menyetak jidat aksa, "yeee pake ngelak, kan emang bener" setelah itu gio pergi meninggalkan mereka.

"Akh, paansi lu bang! Sakit tau!" aksa mengusap jidatnya kesakitan.

Bunda gina geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua putranya, jika sudah begini maka harus banyak bersabar.

"Nak elio udah makan? Ayo makan dulu ya tadi bunda kebetulan bikin ayam kecap manis"

"Bun, aksa mau langsung ke kamar ya"

"Ga mau makan dulu?"

"Engga bun"

Saat masuk ke kamarnya, sungguh aksa rindu dengan suasana kamarnya yang masih sama dan belum berubah. Aksa tiduran di atas kasur terlentang, mata menghadap ke langit-langit atap yang penuh coretan gambarnya  dan juga harum ruangan yang membuatnya tenang hingga tak sadar mulai memejamkan matanya.

"Makan dulu" aksa membuka matanya, melihat elio meletakkan nampan berisi sepiring nasi dan air putih di meja. "Hm" aksa berdehem saja dan mulai bangkit dari tidurnya.

"Cepet amat makannya, ga jadi makan dibawah?"

"Engga"

"Trus ngapain lu bawain ini ke atas? buat gue? kan yang laper itu lu"

"Gue tau lu juga laper tapi lu males makan jadi gue izin bunda makan diatas bareng lu" aksa mendengar itu menyunggingkan senyumnya.

"Ohh, yaudah trs lu ngapain malah kesitu?"

Elio membuaka tas yang berisi pakaiannya sendiri dan menata di dalam lemari, sedangkan aksa tidak membawa karena memang di kamarnya masih ada sebagian baju yang tidak dibawanya pindah.

"Lu makan aja dulu, sisanya gue ntar"

"Dih apaan begitu ntar gue kesannya jahat ama lu"

"Udah itu ntar aja, lu makan sini bareng gue sekalian. keburu dingin nasinya" lanjutnya, elio pun menurut dengan aksa.

"Li, sendoknya cuma atu ni?" mereka eye contact sejenak "Lupa" aksa ber oh saja, mereka berdua makan dengan nikmat satu untuk berdua dengan alat makan bergantian.

𝗔𝘀𝗮𝗹𝗶𝗼́ {𝖻𝗑𝖻}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang