08. Tragedi tali sepatu

23 15 0
                                    

"Pelan pelan key" tutur Ayyara saat melihat keyzia makan dengan rakus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pelan pelan key" tutur Ayyara saat melihat keyzia makan dengan rakus.

"Laper banget gue, tadi pagi belum sarapan, di tambah jam pertama mapel matematika! Sumpah rasanya perut gue jadi makin laper" jelasnya panjang lebar.

Ayyara hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja. Ia tak tau harus menjawab apa, karena terkadang ia juga merasakan hal tersebut.

Saat ini mereka tengah berada di kantin yang padat siswa. Mereka memesan beberapa makanan dan menyantapnya di salah satu meja di ujung ruangan.
Mereka terlihat tenang dengan kesibukan yang sama, yaitu makan.

Hingga tanpa sadar, dari kejauhan terdapat dua pasang mata yang tengah memperhatikan mereka.

"Lo jalan di belakang gue aja, tapi INGAT! JANGAN BERISIK!" Peringatnya penuh penekanan. Sedangkan yang di peringati hanya menatapnya kebingungan.

Mereka berdua berjalan dengan Helga berada di urutan depan dan Ghava yang berada di belakangnya.

Helga mengendap endap di belakang tubuh keyzia.

"Satu..... Duaaa.....tii..." Gumamnya tanpa suara.

"DUARRRR...." ujarnya berteriak tepat ditelinga keyzia.

"Uhuk uhuk uhuk uhuk...." Makanan pedas yang awalnya terasa nikmat kini malah berubah pedih di area tenggorokannya. Matanya membelalak kaget bercampur dengan rasa pedih dan panas yang bercampur menjadi satu. Tak berselang lama buliran buliran hangat yang tanpa ia sadari meleleh di area pipinya yang halus.

Tangannya mengambil segelas es teh yang di sodorkan oleh Ayyara. Ia mulai meneguknya hingga tak tersisa setetes-pun. Setelah merasa mulai membaik. maniknya menangkap raut wajah tanpa dosa yang berdiri di belakangnya.

Secara tiba tiba darahnya mendidih dengan cepat, ia berdiri dari duduknya, berbalik menatap Helga yang sudah mulai was was dengan pergerakan dirinya.

Sedangkan tangannya sudah bersiap untuk menampar mulut biadab yang berhasil membuatnya tersedak kuah pedas.

Keyzia mulai menaikan telapak tangannya dengan raut wajah sama sekali tak bersahabat.

Helga merasa atmosfer di sekitarnya sangatlah menekan paru parunya. Ia bergidik ngeri melihat wajah keyzia yang membuatnya memundurkan langkahnya. Semakin ia memundurkan langkahnya, semakin membuat keyzia memajukan langkahnya.

Helga semakin mundur, dan keyzia semakin maju.
Semakin besar ketakutan Helga hingga membuat dirinya berlari tergopoh-gopoh menjauh dari area kantin. Tidak semudah itu untuknya menjauh dari keyzia yang saat ini tengah berlari mengejarnya.

Helga tetap berlari menuju kelasnya dengan sesekali melihat kearah belakang untuk memastikan keberadaan keyzia untuk tak mengikutinya. Namun nihil, apa yang di harapkannya tak sedikitpun terjadi, tepat beberapa meter tak jauh darinya terlihat keyzia dengan penuh semangat berlari mengejarnya.

TAKAN TERGANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang