11. terbayang bayang

27 13 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa!!
  🦋


  🦋

   🦋

"Thanks ya Van, kita pulang dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Thanks ya Van, kita pulang dulu. Thanks juga buat Ayyara udah ngasih kita makan, jujur masakan Lo tadi enak banget!" Ujar Helga yang sudah berdiri di ambang pintu bersama Ghava, Gevan dan Ayyara.

"Iya sama sama, santai aja" jawab Gevan

Ayyara mengekor di belakang Ghava yang berjalan menuju motornya yang berada di halaman rumah Ayyara.

"Pulangnya hati hati ya" ujar Ayyara kemudian, saat mereka sudah berhenti di samping motor Ghava.

"Iya iya cantiik, jangan lupa dimakan ya donatnya" Ghava mengelus puncak kepala Ayyara dengan lembut.

"Iya iya nanti aku makan" Ayyara memalingkan wajahnya untuk menutupi wajahnya yang sudah berwarna merah.

"Kamu kenapa? Kamu sakit ya? Wajah kamu merah soalnya" Tanya Ghava

"E-enggak kok, aku sehat sehat aja" alibinya.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Ghava lagi.

"Aku? Kenapa?" Ayyara merasa bingung

"Iya, kamu itu kenapa sih setiap saat selalu bikin aku jatuh cinta!" Ghava mencubit pipi Ayyara yang membuatnya gemas.

"Kamu ada ada aja, lepasin iiih" rengeknya

"Lihat nih, jadi makin merah kaaan" Ayyara menjatuhkan wajahnya di dada Ghava dan langsung di tangkap dengan lembut oleh sang pemiliknya.

"Iya iya maaf. masuk gih, angin malam bikin masuk angin" tutur Ghava menatap manik mata Ayyara dalam.

"Iya, dadah gantengnya Ayyara" Ayyara melambaikan tangannya seraya melangkah menjauh secara perlahan.

"Dada cantiknya Ghava, jangan lupa mimpiin aku ya!" Ghava tertawa kecil yang juga di ikuti tawa Ayyara yang merasa geli dengan tingkah lelaki kesayangan kedua setelah papanya itu.

Ayyara berjalan menuju pintu rumahnya, dan Ghava mulai menstater motornya. Helga sudah duduk di jok belakang dengan Ghava yang menyetir.

Senyum Ayyara tak sedikitpun luntur dari bibirnya. Ia menatap motor Ghava yang mulai menjauh dari posisinya sekarang, hingga tak dapat ia lihat lagi.

"Senyum terus, apa nggak pegel pipinya Ayy?" Tanya Gevan berniat menjahili adiknya.

"Apasih bang" senyum Ayyara semakin lebar saat mendengar ucapan tersebut. Pipinya semakin memerah dan suaranya yang semakin terdengar terbata bata.

"Dih, malah makin senyum!" Gevan menunjuk Ayyara

"A- e- a-apa-sih bang, udah ah aku mau tidur" Ayyara berlari kecil menuju kamar tidurnya. Begitu juga Gevan setelah mengunci pintu rumahnya.

Di dalam kamarnya, Ayyara menjatuhkan tubuhnya kasar di atas kasur guna menyalurkan perasaannya yang campur aduk. Seneng, malu, salting, gemes, entahlah masih banyak lagi yang ia rasakan saat ini.

Ia memejamkan matanya dengan senyuman yang masih saja tetap merekah di wajahnya.

"Iya kamu kenapa sih setiap saat selalu bikin aku jatuh cinta!"

"Dada cantiknya Ghava"

"Kukira Gevan di rumah sendirian, ternyata dia punya bidadari yang cantiknya bikin mabuk kepayang"

"Jangan lupa mimpiin aku ya" 

Suara Ghava menghantui telinganya. Ia meremas bantalnya guna menyalurkan perasaannya yang tanpa bisa ia jelaskan.

20 menit berlalu.

*Ting

Notifikasi pesan masuk membuat tidur Ayyara terusik. Ia membuka pesan tersebut dan membacanya

"Mungkin pesan ini terkirim pas kamu udah tidur.
Aku cuma mau ngucapin good night cantiknya Ghava. Tidur yang nyenyak ya cantiik. Besok sekolah aku jemput yaaaa. Okey, dadaah👋🏻💗💗"

Meskipun Ayyara baru bangun tidur, tetapi tetap saja, menahan senyum bukanlah keahliannya.

Iya tak mampu membalas chat itu. Ia melemparkan ponselnya pelan kearah nakas.

Ia melanjutkan kembali tidurnya dengan senyum yang terukir indah di bibirnya".

Bersambung.......

TAKAN TERGANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang