◤ 𝟷𝟽. 𝚝𝚊𝚔𝚞𝚝, 𝚙𝚊𝚝𝚊𝚑 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚙𝚊𝚗𝚒𝚔 ◥

414 24 30
                                    

daffa merebahkan kia dikasur kia, "ave jagain dulu kia, aa ambil dulu p3k."

daffa berlari kearah unitnya, membawa p3k. karena dia seorang calon dokter peralatan obat-obatan pasti selalu ada di unitnya.

"ave, aa boleh minta tolong ga?"

"boleh a daf kenapa?"

daffa menyodorkan minyak kayu putih kepada avery.

"coba ave buka kancing atas bajunya kia, longgarin celana nya juga. habis itu ave balurin minyaknya ke pelipis terus agak di deketin ke hidung kia, biar kecium dan cepet sadar."

"gapapa kan aa daffa mintol? soalnya kalo sama aa ga sopan, auto di amuk bang akeel."

"hihi gapapa banget a, sini sama ave."

"yaudah aa mau buatin teh dulu buat kia, ave jagain ya sebentar."

daffa keluar dari unit kia, berjalan kearah dapur dilantai bawah. disana penghuni lain sedang berkumpul, lebih tepatnya nathan yang sedang dikerubungi oleh penghuni unit lain. karena penasaran daffa juga ikutan gabung.

"ustadz nya udah pergi? loh nath kenapa mukanya suram banget?" tanya daffa.

"kayaknya kita harus ngadain doa besar besaran, sama renovasi unit nathan. tapi sebelumnya harus ada persetujuan dulu dari bapak yanto." itu yang jawab jiyyad.

"waduh, nath kalo butuh tempat tinggal sementara datang aja ke unit gue ya. yaudin gue tinggal dulu, mau bikinin teh buat kia. btw kayanya kia juga komunikasi sama makhluk itu, tunggu aja kia sadar."

"eh guys kalian sebagai saksi ya gue care banget ke kia. kasih tau bang akeel ntar."

aurona merotasikan kedua matanya, "bisa bisanya di keadaan gini, masih bucin."

tak butuh waktu lama, daffa kembali ke unit kia. membawa segelas tes manis dan kebetulan kia sudah sadar dan sudah berganti pakaian dengan pakaian piyama.

"kia nih minum dulu."

syakila meminum teh yang dibuat daffa, ia lega ada daffa karena biasanya ketika kia berkomunikasi dengan makhluk makhluk tak kasat mata, bang akeel-lah yang akan membantunya tapi kali ini ada daffa.

"ave makasi ya udah jagain kia, btw gimana? tadi kamu ada komunikasi?"

kia mengangguk,

"intinya makhluk itu udah ikhlas atas kematiannya, dia emang suka usil. aku gatau kalo dia diusir apakah bakalan nerima atau marah."

daffa maupun avery, keduanya bergidik ngeri mendengar jawaban kia.

- apartment yg darussalam -

cailey masih menangis sembari memeluk guling sapi kesayangan jalwan, yang punya guling baru selesai shalat ashar. tatapannya juga masih ngeblank. tapi jalwan menghampiri cailey juga.

"kakak jahat! siapa yang kakak peluk itu? kenapa kakak peluk disaat ada aku?"

"dia mantan kakak key..."

"oh jadi dia mantan terindah kakak itu? pantes kakak peluk peluk."

"kakak minta maaf key," jalwan hendak menggenggam tangan cailey, tapi cailey segera menepisnya.

"kakak pilih dia atau key?"

tak ada jawaban dari jalwan, membuat cailey semakin menangis. dia sakit hati, dia cemburu. padahal jalwan cinta pertamanya, dan ini patah hati pertamanya juga.

ᴀᴘᴀʀᴛᴇᴍᴇɴ ʏɢ ᴅᴀʀᴜꜱꜱᴀʟᴀᴍ ʙᴀʙʏᴍᴏɴꜱᴛᴇʀ x ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang