Hola aku disini gimana kabar kalian? Semoga baik 😇, seperti biasa sebelum baca diharap keras komen, vote, and share😘, karena vote itu gratis 😊. .
.
.
.
.
.
.
.
.حبك حقيقي، لكن وجودك هو مجرد كلمة
"Mencintai Mu itu nyata, tapi memiliki Mu hanyalah sebatas kata."
_Fikri Andriana Putra_Setelah para santri pulang ke rumah masing-masing yang menjelang Idul Fitri.
Fikri dan Zahra tetap saling berhubungan melalui media sosial. Meskipun mereka terpisah oleh jarak dan waktu, perasaan mereka tetap tersampaikan melalui kata-kata romantis yang mereka bagikan.Fikri duduk di kamarnya, menatap layar ponselnya dengan senyum simpul di wajahnya. Dia mengutus pesan kepada Zahra dengan kata-kata yang dipenuhi dengan rasa cinta dan kerinduan.
"Zahra, meskipun jarak memisahkan kita, tetapi cintaku padamu tak pernah berkurang. Malam ini, bulan purnama mengingatkanku pada malam-malam di pesantren, saat kita saling pandang di bawah sinar bulan yang sama."Zahra membaca pesan dari Fikri dengan hati yang berdesir. Dia merasa terharu dan tersenyum sendiri membayangkan momen-momen indah yang mereka lewati bersama.
"Fikri, bulan purnama juga membuatku merindukanmu. Walaupun kita harus menjaga batas, tapi hatiku selalu bersamamu. Aku merasa beruntung bisa mengalami Ramadan yang penuh berkah bersamamu."
Komunikasi mereka terus berlanjut dalam hari-hari berikutnya, dengan saling mengirimkan pesan dan gambar yang mengingatkan pada saat-saat manis di pesantren. Kata-kata romantis dan doa-doa untuk kebahagiaan dan keselamatan satu sama lain menjadi rutinitas dalam percakapan mereka.
Di sisi lain, di rumahnya sendiri, Fikri merasakan kehangatan dari keluarganya. Ibunya memberikan senyum dan kecupan sayang, ayahnya memberikan nasihat bijak tentang kehidupan, dan adik-adiknya memberikan kegembiraan yang hanya bisa diberikan keluarga. Namun, di tengah kehangatan ini, Fikri tidak bisa menutupi rasa rindunya kepada Zahra.
Suatu hari, ketika Fikri sedang duduk di ruang tamu rumahnya, ibunya datang mendekatinya dengan senyuman yang penuh makna.
"Fikri, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu," ucap ibunya dengan tenang.
Fikri mengangguk, tidak yakin siapa yang dimaksudkan ibunya. Namun, ketika ibunya membuka pintu masuk, Fikri tersenyum lebar melihat Zahra berdiri di ambang pintu, dengan senyuman hangat di wajahnya.
"Fikri," Zahra berseru dengan gembira, langkahnya mendekat ke arah Fikri.
Fikri berdiri, tidak bisa menahan senyum bahagianya. Dia mendekati Zahra dan mereka berpelukan erat di tengah ruang tamu yang hangat itu. "Zahra, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Fikri dengan terkejut.
Zahra tersenyum lembut.
"Aku merindukanmu begitu banyak, Fikri. Aku ingin melihatmu dan bertemu dengan keluargamu."
Fikri tersenyum lebar, merasa beruntung dan bersyukur. Dia memeluk Zahra lagi, merasakan kebahagiaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Di rumah Fikri, di tengah kehangatan keluarga dan kedatangan yang tak terduga ini, Fikri dan Zahra merasa bahwa setiap momen bersama adalah anugerah yang harus dihargai. Meskipun masih ada tantangan di depan mereka, mereka yakin bahwa cinta mereka akan mengatasi semua rintangan, dengan izin Allah SWT
🤍🤍🤍🤍
Setelah momen mengejutkan itu, Fikri dan Zahra menghabiskan waktu bersama keluarga Fikri. Keduanya merasa bahagia bisa bersama lagi, meskipun hanya sebentar. Mereka berbincang-bincang, bercanda, dan mengenang momen-momen indah di pesantren. Zahra disambut dengan hangat oleh keluarga Fikri, dan mereka merasakan bahwa ikatan mereka semakin kuat.Namun, hari-hari bahagia ini tidak berlangsung lama. Setelah beberapa hari, Zahra harus kembali ke rumahnya, dan mereka kembali berkomunikasi melalui media sosial. Di tengah kebahagiaan ini, Fikri mulai merasakan perhatian dari seorang wanita lain di kampung halamannya.
Wanita itu bernama Aisyah, seorang teman lama yang sudah lama tidak ditemui oleh Fikri. Aisyah selalu menyapa Fikri dengan senyum manis setiap kali mereka bertemu di jalan atau di acara-acara kampung. Suatu hari, ketika Fikri sedang duduk di taman dekat rumahnya, Aisyah datang mendekat dengan senyuman yang ceria.
"Fikri, apa kabar? Lama tidak bertemu," sapa Aisyah dengan ramah.
Fikri membalas senyum Aisyah dengan hangat. "Hai, Aisyah. Alhamdulillah, baik. Bagaimana denganmu?"
Aisyah duduk di bangku taman di sebelah Fikri. "Aku juga baik. Senang sekali bisa melihatmu lagi setelah sekian lama."
Percakapan mereka mengalir dengan mudah, mengingat kenangan masa kecil mereka dan cerita-cerita lucu yang mereka alami bersama. Fikri merasa nyaman dengan Aisyah, tetapi hatinya selalu kembali pada Zahra. Dia merasa bersalah karena membiarkan dirinya terlalu dekat dengan Aisyah, sementara perasaannya untuk Zahra masih begitu kuat.
Malam itu, Fikri mengirim pesan kepada Zahra melalui media sosial. "Zahra, ada yang ingin kubicarakan denganmu. Aku merasa bahwa ada seorang teman lama, Aisyah, yang mulai dekat denganku. Tapi aku ingin kau tahu bahwa perasaanku padamu tetap sama."
Zahra membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk. Dia memahami situasi yang dihadapi Fikri, tetapi juga merasa khawatir akan perasaan mereka. "Fikri, aku mengerti. Aku percaya padamu. Kita harus tetap kuat dan saling mendukung, meskipun ada orang lain di sekitar kita."
Fikri merasa lega membaca balasan Zahra. "Terima kasih, Zahra. Aku akan menjaga jarak dan tetap setia pada perasaan kita. Kau adalah yang terpenting bagiku."
Mereka terus saling mendukung melalui pesan-pesan romantis dan doa-doa, menguatkan hati mereka dalam menghadapi cobaan cinta yang rumit ini. Fikri berusaha menjaga jarak dengan Aisyah, meskipun sulit karena mereka sering bertemu di kampung. Dia tidak ingin menyakiti perasaan Zahra atau membuat hubungannya dengan Zahra menjadi lebih rumit.
Waktu berlalu, dan Fikri dan Zahra terus saling menguatkan. Mereka memahami bahwa cinta sejati memerlukan pengorbanan dan kesetiaan. Meskipun ada banyak rintangan di depan, mereka yakin bahwa perasaan mereka akan mengatasi semua cobaan dengan izin Allah SWT.
Hari Raya Idul Fitri semakin dekat, Fikri dan Zahra menantikan momen tersebut dengan penuh harapan. Mereka berharap bisa bertemu lagi dan merayakan kemenangan mereka dalam menghadapi semua cobaan ini. Di tengah segala kesulitan, mereka percaya bahwa cinta mereka akan tumbuh semakin kuat, seperti bulan purnama yang terus bersinar terang di langit malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
percintaan yang rumit (Ending)
Teen FictionFikri Andriana Putra adalah sosok pemuda yang tak hanya tampan dan mempesona, tetapi juga cerdas dan berprestasi. Lulusan pesantren dengan predikat mumtaz, dia dikenal sebagai seorang penghafal Al-Quran yang patuh dan taat. Di balik senyum manis dan...