Hola minya kembali lagi yuhuuuuu, gimana kabar kalian baik?, semoga baik ya😘, yang sakit semoga sembuh, yang lagi happy birthday selamat ya☺.
Oke seperti biasa sebelum membaca follow, vote, share dan komen ya 😊...
.
.
.
Selama masih ada allah lantas apa yang kamu khawatirkan didalam dunia ini?, sementara dunia ini hanya fana dan tidak kekal abadi.
_Ustadz Zaim_
.
.
.
.
❤💝Happy Reading all❤💞Hari pertama Fikri dan Zahra di rumah orang tua Zahra terasa begitu hangat dan penuh rasa kekeluargaan. Pagi itu, Zahra sedang membantu ibunya menyiapkan sarapan di dapur. Sambil mengiris sayuran, ibunya mengajak Zahra berbicara dengan lembut.
"Zahra, sore ini, Ibu mau ajak kamu ke pengajian di rumah Bu Hajar. Ustadz Zaim yang akan mengisi. Temanya tentang ujian hidup, mengapa Allah menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai cobaan," kata ibunya, sambil menatap Zahra penuh arti.
Zahra mengangguk, merasa tertarik. "Baik, Bu. Sepertinya itu pengajian yang bagus. Akhir-akhir ini memang banyak hal yang memenuhi pikiran Zahra, dan Zahra ingin memahami lebih dalam."
Sepanjang hari, Zahra tidak sabar menunggu waktu pengajian sore itu. Ada banyak pertanyaan yang berputar dalam kepalanya selama ini, terutama tentang cobaan-cobaan yang ia alami bersama Fikri. Ia ingin mendengar jawaban yang mampu menguatkan dan menenangkan hatinya.
***
Sore itu, Zahra dan ibunya berangkat menuju rumah Bu Hajar. Setibanya di sana, suasana majelis sudah dipenuhi dengan kehangatan dan ketulusan para jamaah yang datang. Setelah semua jamaah berkumpul, Ustadz Zaim mulai menyampaikan ceramahnya. Suaranya yang lembut namun penuh wibawa membuat semua orang diam dalam kesunyian yang khusyuk.
"Saudaraku, kita tahu bahwa hidup ini tidak lepas dari cobaan. Kadang kita bertanya, 'Kenapa saya yang diberi cobaan ini? Kenapa Allah memilih saya untuk mengalami ujian ini?' Namun, Allah dengan jelas menyampaikan dalam Al-Quran, dalam Surah Al-Baqarah ayat 286: *Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha*, artinya 'Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,'" jelas Ustadz Zaim, dengan suaranya yang penuh kelembutan.
Zahra merasa tersentuh mendengar ayat itu. Hatinya mulai meresapi makna dari kalimat tersebut. Ia sadar bahwa apa pun cobaan yang menimpa dirinya, Allah tidak akan memberikan lebih dari kemampuan yang ia miliki. Bahkan, segala rasa sakit dan air mata yang ia alami adalah bagian dari cara Allah menunjukkan cinta-Nya.
"Allah Maha Mengetahui. Ketika kita merasa terpuruk, merasa sendiri dalam ujian, percayalah bahwa Allah selalu bersama kita. Kadang-kadang kita diuji bukan untuk menunjukkan kelemahan kita, tetapi agar kita menemukan kekuatan yang tersembunyi dalam diri kita, yang selama ini mungkin tidak kita sadari," lanjut Ustadz Zaim.
Mendengar kata-kata itu, Zahra tidak bisa menahan air matanya. Semua rasa yang selama ini mengganjal hatinya seolah terjawab. Ia menyadari bahwa selama ini ia terlalu sibuk memikirkan rasa sakitnya hingga melupakan hikmah yang tersembunyi. Tetesan air mata Zahra mengalir tanpa henti, namun hatinya merasa lebih ringan. Ada ketenangan yang mulai mengisi relung-relung hatinya yang kosong.
Ustadz Zaim kemudian melanjutkan, "Ingatlah, saudara-saudaraku, ujian yang kita alami adalah kesempatan bagi kita untuk semakin dekat kepada Allah. Jika kita berusaha bersabar dan ikhlas, insyaAllah, Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik dari yang kita bayangkan. Bersabarlah, karena setiap kesulitan ada kemudahan, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Insyirah ayat 5-6, *Fa inna ma'al 'usri yusra, inna ma'al 'usri yusra* - 'Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.'"
Zahra menguatkan diri dan mendengarkan setiap kata dari Ustadz Zaim dengan penuh perhatian. Ayat itu memberikan harapan baru baginya. Ia menyadari bahwa setiap kesulitan pasti memiliki jalan keluar dan kemudahan. Ia hanya perlu percaya dan bersabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
percintaan yang rumit (Ending)
Roman pour AdolescentsFikri Andriana Putra adalah sosok pemuda yang tak hanya tampan dan mempesona, tetapi juga cerdas dan berprestasi. Lulusan pesantren dengan predikat mumtaz, dia dikenal sebagai seorang penghafal Al-Quran yang patuh dan taat. Di balik senyum manis dan...