Pria tidak Asing

6 6 0
                                    

Di satu pagi itu, setelah Everal dan Annette memetik apel lagi ke bukit belakang, mereka membawa masing-masing keranjang untuk pesanan kedai minum. Setelah empat tahun dan usianya menginjak 15 tahun, Everal masih bergaul baik dengan Annette, selain sebagai mitra kedai minum, mereka juga masih sering bicara dan terkadang pergi ke aula persediaan. Sewaktu-waktu juga Everal datang hanya untuk mengobrol santai. Annette sudah seperti sahabat untuknya.

"Apa kau akan membawa sekeranjang lagi hari ini untuk aula persediaan?"

Everal menggeleng, "Tidak, aku akan membawanya untuk besok. Hari ini Tuan Hill menitipkan labu untuk aula persediaan." Sebelum mereka pergi ke bukit belakang, ia tidak sengaja bertemu dengan Tuan Hill yang biasa membantunya di kebun, beliau sepertinya baru saja panen besar, dia juga menawari beberapa labu untuk Everal bawa pulang dan menitipkan yang lain untuk lumbung bersama. Panen ini tampaknya sangat bagus, bahkan satu labu kuning cukup untuk sekelompok orang. Tuan Hill telah mendistribusikan banyak ke kota, namun tersisa banyak dan dia hanya membagi-bagikannya. Everal hanya mengambil satu untuknya, lagipula di rumah hanya ada dia dan Edwin, labu itu bisa bertahan berhari-hari.

"Apa kamu juga pergi hari ini?"

"Aku punya kacang fava untuk Janice, kita bisa pergi bersama setelah ini." Annette ingat, si manager aula persediaan itu menyukai kacang fava, dia kebetulan punya banyak, dia juga sudah beberapa lama tidak mengunjungi lumbung, jadi dia akan pergi hari ini untuk juga melihat temannya.

"Itu bagus, Janice pasti akan senang melihatmu datang."

"Leila juga selalu senang melihatmu datang." Annette menggodanya.

"Itu hal yang aneh."

"Kamu tidak bisa mengabaikan perasaan anak perempuan."

"Tentu saja berbeda, di usia ini belum begitu stabil, kita berdua juga tidak sedekat itu, dia bisa saja salah mengartikan perasaannya."

Annette menghela nafas dengan responnya, lihat betapa membosankan anak ini, bukankah biasanya menuju usia remaja, anak laki-laki yang lebih banyak menggoda anak perempuan? Adiknya juga begitu.

"Hei, apakah tinggal bersama Tuan Edwin juga membuatmu sekaku dia? Lihatlah di umur itu dia belum memiliki orang di sampingnya, atau orang yang disukainya?"

"Banyak prajurit yang sudah di usia matang belum menikah, Tuan Sam misalnya."

"Kau hanya menyebutkan satu, apa maksudmu dengan banyak? Aku bahkan lebih sering melihat mereka yang dari militer mengintip di aula persediaan dan berpura-pura sakit ke balai kesehatan. Jika ini Edwin, mungkin dia akan mendekati wanita secara terhormat..."

"Oh, aku ingat, Edwin bukan berasal dari sini, bisa jadi kekasihnya menanti di kampung halamannya."

"Aku sudah empat tahun bersamanya dan dia sama sekali tidak pergi atau bahkan mendapat surat, apa ada orang yang menunggu selama itu dan tetap diam?" Itu tidak masuk akal baginya, jika hubungan dibangun dengan dasar rasa, mereka seharusnya menjaga komunikasi, tetapi satu-satunya surat yang datang adalah dari institusi militer dengan cap resmi, maka ia berasumsi bahwa Edwin adalah pria lajang.

"Kamu sepertinya benar, meski Edwin sebenarnya sangat tampan dan keren, tidak banyak yang tahu soal itu, dia selalu menyembunyikan wajahnya dibalik topeng, dia juga tidak banyak berinteraksi kecuali dibutuhkan. Ngomong-ngomong, bagaimana lukanya? Ini sudah bertahun-tahun bukankah seharusnya sudah sembuh? Dia masih memakai topengnya? Mungkin itu satu alasan, para gadis tidak melihat wajahnya." Dia diingatkan lagi oleh peristiwa misterius beberapa tahun lalu, ketika tiba-tiba Edwin menyembunyikan wajahnya dibalik topeng. Seingatnya, dulu ketika pertama kali Edwin datang, orang-orang sibuk memuji rupa tampannya, dia juga melihatnya secara langsung dan tidak dapat berpaling. Namun hanya sebagian kecil orang yang tahu, Margie sekarang berbeda dengan dahulu di mana sudah penduduknya telah berkembang dan imigran tidak punya kekhawatiran untuk menetap, mereka tidak tahu siapa itu Edwin sebelumnya, yang mereka tahu hanya sebatas dia perwira militer bertopeng aneh yang menangani wilayah Sommeria, mereka tidak tahu sosok dibaliknya. Bahkan jika mereka tahu, ia yakin tidak akan ada yang secara terang-terangan menatap matanya.

Sacrificial: Military ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang