Matahari sudah terbenam sejak beberapa menit lalu, para prajurit muda mempersiapakan diri di asrama sebelum jaga malam. mereka mengganti pakaian dan lainnya, Eugene melihat kasur Claes masih kosong dan tidak menemukan Claes di asrama sejak tadi, sementara beberapa menit lagi mereka harus keluar lagi untuk tugas jaga malam. "Kenapa Claes belum kembali?"
Frederick di sampingnya, melihat kasur Claes yang terlihat sepi, dia tidak melihatnya sejak tadi siang. "Entahlah, Orta, bukannya kalian bersama sebelumnya?"
Orta duduk di kasurnya, wajahnya tidak senang, dia lebih sensitif dari biasanya, langsung membalas pertanyaan Frederick dengan nada ketus, "Siapa peduli, temanmu itu tidak punya pendirian, setelah kami selesai, dia pergi mengikuti Everal."
Mereka menghentikan kegiatannya, keduanya; Frederick dan Eugene kebingungan dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba. "Kapan kalian berkelahi?" Eugene bertanya.
Frederick melihat padanya dan menunjuk wajah Orta, "Sesuatu di wajahmu," dan menyadari bahwa itu noda samar darah, "Di mana kau terluka?"
Orta mengusap wajahnya, menatap noda merah yang kini beralih di jarinya, rasa kesal kembali naik ke kepalanya, "Bukan milikku, ini milik Everal."
Kala itu, seseorang masuk ke asrama. Mereka diam-diam mendengarkan berita apa yang dibawa oleh rekan pelatihan lain.
"Apa yang terjadi, Kenapa Tuan Edwin datang ke pos timur malam-malam seperti ini?" para prajurit muda berbincang satu sama lain. Edwin bukan perwira milik pos timur, dia bertugas di pos utara. Namun meski begitu sebetulnya bukan hal aneh jika Edwin berkunjung, hanya saja petugas lain pun tidak tahu maksud kedatangan Edwin yang tiba-tiba kali ini. Terakhir kali mereka ingat, Edwin datang membawa peringatan untuk gelombang besar roh malam yang datang tiba-tiba, itu membuat seluruh pos kelimpungan dan merupakan salah satu pengalaman terburuk selama jaga.
"Dia datang?" prajurit lain menyahut heran, membuka tirai jendela dan diam-diam mengintip apa yang terjadi. Di luar dia hanya dapat melihat aktifitas biasa saat para petugas menyalakan lampu minyak, tidak lama kemudian benar-benar terlihat Edwin memasuki kawasan pos, seseorang menyambutnya.
"Jarang-jarang dia ke sini," prajurit itu masih melihat keluar.
"Pasti sesuatu terjadi," yang lain menimpali
Frederick ikut melihat ke luar. "Kau bilang Claes mengikuti Everal? Apa dia pergi ke Sommeria? Lihatlah apakah Tuan Edwin datang bersama Claes."
"Kenapa seorang prajurit perlu diantar untuk pulang?" Orta menggeleng tidak percaya. Menurutnya itu menggelikan.
"Ayo lihat!" Eugene menarik Orta keluar.
Di luar, Sam dan beberapa petugas menghampiri Edwin, dia bertanya dengan nada khawatir, "Ada apa?"
Edwin berpembawaan tenang dan datar, dia bertanya tanpa terburu-buru, "Everal masih di sini?"
Sam menggeleng heran, "Tidak... Bukannya dia selalu pulang tepat waktu? Dia belum di rumah?"
"Aku tidak menemukannya, oleh karena itu aku pergi mengecek."
Oke, tentu saja. Baik Edwin dan Everal, mereka berdua adalah tipe orang dengan prinsip dan kebiasaan rapi terjadwal, Everal tidak berada di rumah saat waktunya tentu membuat Edwin khawatir dan segera pergi mencarinya, dan satu-satunya tempat yang memungkinkan Everal berada satu-satunya adalah pos timur. Tentu saja Edwin akan menebak pertama untuk tempat ini.
"Aku akan bicara apakah Everal bersama rekan pelatihannya," Sam akan beranjak untuk bertanya, namun dia lebih dulu menemukan Frederick dan dua temannya yang lain tidak jauh dari tempat mereka berdiri, juga sedang melihat pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrificial: Military Thread
Ficción histórica[Alternatif: Benang Pengorbanan] Bagian Benang Militer. Margie, sebuah kota kecil di pinggir satu wilayah milik kekaisaran, merupakan hadiah dari Tuan tanah untuk putrinya, Margina. Wilayah tersebut kemudian dibagi menjadi 4 bagian menurut mata angi...