Aula Persediaan dan Manajernya

17 10 4
                                    

"Everal kau datang?" Seorang wanita lain keluar dari aula persediaan setelah mendapati kehadiran Everal. Wanita itu terlihat lebih tua dari keduanya, seumuran dengan Annette dan memiliki rambut panjang yang digerai. Dia dengan cepat menghampiri keduanya dan mengambil alih keranjang apel yang dibawa oleh Everal. Memilah-milah apel yang ada di keranjang.

"Apa tahun ini berbuah banyak? Aku belum ada kesempatan untuk pergi ke bukit belakang," wanita itu bertanya.

"Tidak perlu, tidak banyak buah yang dihasilkan kali ini, aku memilih yang paling bagus untuk dikirim, jika mereka menghasilkan lebih banyak buah aku tidak hanya akan membawa sekeranjang," jawab Everal.

"Bagaimana dengan Nona Annette? Dia masih mengirim apel ke kedai minum kan?"

"Ya, mereka masih memproduksi sider secara rutin, oleh karena itu aku tidak dapat terus mengirim apel. Aku akan mengirim kentang dan wortel besok. oh ya, juga ada tepung gandum, apa kalian ingin mengambilnya?" Everal menawarkan.

"Tentu, kami dengan senang hati menerimanya, apa kau perlu orang lain untuk menjemputnya juga?" wanita itu bertanya balik.

Melihat berapa banyak barang yang harus ia bawa dari rumah ke aula persediaan dengan jarak yang lumayan jauh, dia tidak dapat menolak bantuan. "Ku rasa aku perlu seseorang."

"Aku! Aku bisa membantumu!" Claes berseru dengan semangat, bukankah itu artinya dia dapat datang lagi besok hari?

Namun, Everal mencegatnya. "Kamu harus tetap latihan besok."

"Ah maaf aku baru menyadari ada orang lain. Siapa teman ini?"

Claes sedikit membungkuk memberi penghormatan. "Aku Claes, prajurit baru di pelatihan militer muda, hari ini adalah piketku dan aku ditugaskan kemari untuk mengambil bahan makanan."

Wanita itu tersenyum sangat manis. "Baiklah, aku Janice, manajer di aula persediaan. Bahan yang masuk dan keluar dari aula adalah urusan di bawahku. jika kamu punya kesulitan, kamu dapat bertanya padaku. Juga dengan piket."

"Mereka mungkin kekurangan bahan di dapur saat ini, bahan apa yang mereka perlukan?" Everal bertanya.

Claes mengingat. "Empat keranjang kentang." itu yang dikatakan rekan di seberang saat ia bangun tadi.

"Empat keranjang? Kau diminta sendiri?" wanita itu terheran.

"Tidak, ada teman lain, apa mereka belum tiba?"

Janice menggeleng. "Belum ada yang datang hari ini. Kau yang pertama datang."

Segera, petugas aula membawakan 4 keranjang penuh kentang dari gudang dan diletakkan di depan pintu utama. Melihat banyak tumpukan dan membayangkan seberapa beratnya, itu sulit dibawa oleh satu orang saja. Janice bertanya padanya. "Lalu bagaimana kau membawa keranjang keranjang itu?" Janice melirik Everal, setahunya mereka dari pusat pelatihan yang sama bukan?

Everal mengalihkan pandangan. Ini bukan urusannya.

"Tidak, aku pergi ke pos Utara setelah ini."

"Ah! Everal! Apa yang kau bawa kali ini?" seruan itu keluar dari dalam aula, bersama derap langkah yang terdengar riang.

Itu adalah gadis daffodil! Jantung Claes berdetak dengan sangat kencang saat dia datang mendekat, senyum sumringah terpancar diwajahnya dengan langkah demi langkah yang anggun, dia kemudian berhenti dan berdiri tepat di hadapan Everal, menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

"Apa yang kamu bawa kali ini?" dia mengulangi dengan lembut.

Janice menjawabnya. "Apel dari bukit belakang. Apa kamu sudah selesai dengan adonan milikmu, Leila?" Dia menyerahkan keranjang apel yang sebelumnya dibawa oleh Everal. Gadis itu tampak bahagia menyambutnya dan berbinar saat melihat tumpukan apel merah yang indah di dalam keranjang.

Sacrificial: Military ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang