Rekan?

24 16 12
                                    

Sebelum pelatihan keterampilan berkuda di sore hari, prajurit muda beristirahat setelah latihan kebugaran fisik. Eugene mengambil kesempatan itu untuk mengajak Claes pergi ke pancuran air di aliran anak sungai bakau yang melalui pos timur. Rupanya bukan hanya terdapat pancuran di tempat yang kerap kali dijadikan prajurit muda untuk bersantai di siang hari yang terik. Claes dapat melihat kincir air besar dengan mekanisme cukup rumit yang terhubung pada sebuah bangunan, Claes terpana melihatnya.

"Apa itu?" Tanyanya.

"Itu bengkel pandai besi. Mekanisme kincir angin dihubungkan dengan palu tempa dan bellow untuk meringankan pekerjaan pandai besi dan mempersingkat waktu, jadi mereka tidak perlu terus-menerus memukul lempeng besi dan meniup udara ke dalam tungku. Alat ini baru-baru ini dipasang dan cukup efesien," Orta menjelaskan.

"Sangat besar. berapa anggaran yang mereka dapatkan untuk ini? pasti sangan mahal," Claes terus berdecak kagum. dia baru pertama kali melihat hal seperti ini. Ini bahkan bukan perusahaan manufaktur, tetapi mereka menggunakan teknologi seperti ini untuk sekelas supply persenjataan prajurit kota kecil. tidak heran kenapa Margie dapat merubah haluannya 180 derajat dari keterpurukan hanya dalam 10 tahun."

Mereka terlalu fokus bicara hingga tidak menyadari bahwa Everal juga berada di sana. Melihat reaksi empat orang itu, Everal bertanya, "Kenapa kalian begitu terkejut?"

"Kenapa kau berada di sini?!" seperti biasa Eugene lah yang meladeninya.

"Ini tempat umum, aku bisa datang kapanpun. Ini juga bukan pekarangan rumahmu hingga aku harus izin padamu untuk datang?" dia tidak sepenuhnya memedulikan itu dan fokus mencuci tangannya di pancuran itu.

Frederick menengahi keduanya. "Kalian selalu berdebat seperti ini. tenanglah sedikit."

Lain dari ketiga rekannya, Claes agak senang bertemu dengan Everal di sini. Di hari-hari barunya sebagai pindahan, dia tidak bisa langsung mengingat semua orang, beberapa yang dia ingat dengan jelas adalah orang yang memiliki kesan yang kuat terhadapnya. Selain tiga orang yang selalu bersamanya, Everal adalah orang yang dapat ia ingat dengan sangat baik walau pertemuan mereka sangat singkat. Melihat orang yang ia kenal dia dengan bahagia membuka pembicaraan. "Kau juga datang? Siang hari sangat panas, tentu saja banyak yang datang untuk bersantai kan?"

Namun Everal tidak menggubrisnya.

Itu sedikit mengecewakan, tapi dia tetap mencoba. "Umm, Aku baru saja melakukan tes untuk pengelompokkan. Tuan Phelip menawarkan untuk menjadi murid bimbingannya, dia juga menyebutkan namamu bersama. Jadi apakah kau mau datang besok ke kelasnya?"

Everal akhirnya menoleh padanya. "Sepertinya kau melakukan tes panahan dengan sempurna hingga Phelip itu melirikmu."

"Kau takut sekarang?" Eugene menyela.

"Untuk apa?"

Claes tidak ingin dua orang ini berebat lagi, jadi dia segera mengalihkan pembicaraan. "Oh! dan tentang jaga malam, apakah kamu turun malam ini?"

Everal tidak menjawab, Eugene lah yang bicara memotongnya. "Kau bercanda? Tidak ada namanya di pos, dia tidak melakukan jaga malam!"

"Apa ada hal yang seperti itu?" Claes heran. Setahunya itu hal wajib. Apakah selain peniadaan skor, mereka juga tidak mewajibkan jaga malam?

Everal berbalik setelah mencuci tangan, mengeringkan tangannya dengan sapu tangan, mengakui dengan sombong, "Ya, aku istimewa, bukan?"

Eugene mendelik, lirikan matanya tidak ramah. "Tentu saja, siapa kau tanpa Tuan Edwin?"

Dia tertawa, menyimpan sapu tangannya kemudian ke dalam saku celana tanpa terburu-buru. Dia juga mengeluarkan botol airnya yang telah kosong, mengisi airnya sambil bicara, "Apa aku membuatmu iri? Aku mendapat posisi yang baik dan tidak perlu melakukan banyak hal, aku bahkan dapat memilih kasurku sendiri untuk rosemari. Kalian tahu, kasur di ujung secara khusus merupakan permintaan ku agar rosemari terus mendapatkan sinar matahari yang cukup. Lihatlah, kalian bahkan tidak cukup istimewa daripada tanaman kecilku."

Sacrificial: Military ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang