"Apa katamu? Kalian semua akan pergi menempuh pendidikan yang akan memakan waktu lama?"tanya Gayatri pada kakak-kakaknya.
"Itu benar, saat kami pergi. Kamu harus menjaga dirimu sendiri"ucap Yudistira sambil menepuk kepala adiknya.
"Tetapi... Apa Seratus bersaudara itu juga ikut serta?"tanya Gayatri hati-hati.
Bima saling memandang dengan saudara-saudara lainnya, mereka hanya bisa menghela nafas berat. Adik bungsu mereka sepertinya sangat waspada dengan seratus bersaudara itu, ini mungkin karena efek dari Bima yang hampir dibunuh dihadapannya.
"Jangan khawatir adik kecil ku, aku adalah yang terkuat! Lihatlah otot ku yang kuat ini~"bangga Bima sambil memamerkan lengannya.
"Aku tidak melihat otot, aku hanya melihat lemak tuh~"ejek Nakula dengan tawa tertahan.
"Nakula! Kamu berani melawan kakak mu!"Bima yang sangat marah, akhirnya menjepit leher Nakula dengan lengannya.
"Hahahaha..."semua tertawa terbahak-bahak, kecuali Gayatri yang masih khawatir dengan keadaannya.
"Dengarkan aku semuanya, kalian tidak boleh berpisah. Kalian harus terus bersama-sama, jangan terpisah. Jika tidak mungkin...."sebelum Gayatri menyelesaikan ucapannya, Arjuna menepuk pundak adiknya itu.
"Kami akan mengingat semuanya, jangan khawatir. Kamu juga harus menjaga dirimu sendiri di istana ini"ucap Arjuna dengan senyum.
"Aku mengerti"ujar Gayatri.
Yudistira melihat pelayan yang datang terburu-buru, dan pelayan itu menyampaikan jika semuanya perlu ke tempat sidang istana, untuk acara melepaskan kepergian para Pangeran Kuru untuk mengenyam pendidikan.
Arjuna menggandeng tangan Gayatri untuk mengajaknya pergi kesana bersama-sama.
***
"Anak-anak tidak boleh makan manis-manis terlalu banyak, nanti giginya akan sakit~"ujar Bima seolah-olah memberikan nasehat.
Sudut mulut Gayatri gemetar menahan tawa, sepertinya dia dapat menebak akhir dari kisah ini.
Seperti dugaannya, setelah manisan itu dibagi pada saudara-saudara lainnya, sisa manisan langsung masuk kedalam perut Bima.
"Aku takut jika makanannya terbuang sia-sia, jadi aku habisi"ucap Bima malu-malu.
"Aku selalu penasaran, apa isi perut Kakak Bima? Hingga semuanya muat didalamnya"keluh Nakula dengan tawa.
"Kamu?! Selalu saja mengejek ku, humm.... Kamu tidak pernah jera"marah Bima sambil menjepit leher Nakula lagi.
Gayatri tertawa kecil, lalu dia menatap Duryudana yang sedang menatapnya dengan tatapan kebencian.
Gayatri tersenyum sinis padanya, lalu mengabaikan keberadaan orang tidak waras itu.
"Anak-anak ku, janganlah kalian nakal disana. Kalian harus mendengarkan apa ucapan guru kalian"nasehat Kunti.
"Tentu ibu, ibu juga harus menjaga kesehatan"ucap Arjuna, Kunti mengangguk sebagai balasan.
Setelah itu, diadakan upacara untuk melepaskan kepergian para Pangeran Kuru. Selanjutnya mereka semua langsung berangkat meninggalkan istana, dan pergi menunju tempat perguruan.
Gayatri menatap punggung kakak-kakaknya yang semakin menjauh. Dia merasa tidak nyaman,. karena selama ini mereka selalu pergi kemana-mana berenam.
Sekarang...
Tersisa dirinya sendiri....
Oh tidak, kami masih memiliki ibu Kunti disini.
Meskipun begitu, pasti akan sangat sepi, jika keberadaan mereka tidak ada.
"Hikss...hiks..."Kunti menahan Isak tangisnya, karena kepergian anak-anaknya.
Gayatri berbalik dan memeluk ibunya, Kunti tersenyum dan membalas pelukan itu.
"Jangan khawatir ibu, selama kakak-kakak pergi, aku yang akan menjaga ibu"ucap Gayatri menenangkannya.
***
"Ibu, aku meminta restu mu"Karna menyentuh kaki ibunya, dia saat ini ingin pergi menggapai cita-citanya, untuk menjadi seorang pemanah terhebat sepanjang sejarah.
"Pergilah anak ku, semoga kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan"restu sang ibu, pada anaknya.
"Jaga dirimu, Ibu, Ayah"Karna pamit dan berjalan keluar dari rumahnya.
Dia akan memulai perjalanannya untuk mencari guru terhebat, yang dapat mengajarkan dirinya ilmu pengetahuan, sehingga dapat meraih cita-cita yang dia impikan selama ini.
"Aku tidak sabar, menantikan masa depan"gumam Karna dengan senyuman tulus miliknya.
***
"Wah....."Arjuna takjub dengan pemandangan indah ini, mulai sekarang tempat ini adalah tempat tinggal mereka selama mengenyam pendidikan.
"Ayo turun! Dan melihat-lihat!"ajak Sadewa.
"Ini akan menyenangkan"seru Nakula yang melihat pemandangan menakjubkan ini.
"Aku tidak tau, bagaimana para anak manja itu hidup ditempat sederhana ini. Apa mereka akan menangis?~"tawa Bima dengan tawa terbahak-bahak.
"Bima, jangan mengejek saudara mu"tegur Yudistira.
"Aku tidak mengejeknya, aku hanya menyampaikan fakta~"keluh Bima.
"Jangan mengeluh lagi, guru sudah meminta kita untuk berkumpul"Arjuna berlari lebih dulu, ketempat guru Drona yang sudah memanggilnya, dan di ikuti saudara-saudaranya.
***
Bersambung ~
See you
![](https://img.wattpad.com/cover/372700930-288-k514233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Mahabharata_[END]
FantasyBagaimana jadinya jika kisah yang kita kenal selama ini, tiba-tiba berubah karena adanya suatu variabel? Apakah akan berakhir baik, atau sebaliknya? Entahlah... Siapa yang tau? Yang jelas, ini adalah kisah ku! Kisah ku sebagai adik bungsu dari para...