"Hahaha...anda bercanda, bukankah yang di inginkan hanya membujuk. Aku akan membujuknya, bagaimanapun itu hanya bujukan. Adakah yang ingin maju dan mencoba. Itu adalah hak mereka"Wulan akhirnya memilih untuk mengikuti keinginan mereka. Jangan sampai Drupada meminta anaknya menyatakan sumpah untuk hanya menikahinya.
Aku hanya akan menikah dengan pria ku cintai~
"Jika tidak keberatan, aku ingin para Pangeran Kuru mempertimbangkan untuk ikut serta.... karena..."belum selesai Wulan berbicara, Nakula tiba-tiba memotong.
"Bisakah kamu menjanjikan sesuatu kecil pada ku?"
"Jika itu bisa ku kabulkan, em.... bagaimana jika beri tau aku dulu, apa keinginan mu?"
"Kamu berjanji pada siapapun yang menikahinya akan menganggapnya sebagai kakak mu? Jika iya, maka aku akan setuju!"Nakula menatapnya dengan tatapan membara.
"Ini.... tentu saja! Siapapun memenangkannya akan ku panggil kakak"Wulan tidak tau operasi apa yang dilakukannya, tapi bukankah itu hanya menganggap seseorang sebagai kakak laki-laki, seharusnya tidak masalah.
"Bagus! Aku lebih dulu!"Arjuna membulatkan matanya, tidak percaya jika adiknya, malah mencuri start lebih dahulu!
"Tidak! Nakula, curang!"geram Arjuna. Arjuna sangat ingin menarik Nakula dan menyeretnya, karena berani berbuat curang.
Hanya saja, Nakula sangat cekatan! Arjuna tidak tau sejak kapan Nakula menjadi sangat gesit.
"...."Wulan tidak percaya ini, apa tindakan kanak-kanakan itu benar-benar dari seseorang yang dikatakan sebagai ksatria gagah berani dari Hastinapura?
Nakula menjulurkan lidahnya, lalu dengan semangat empat lima mulai mulai melangkah ke arena. Nakula dengan percaya diri, menutup matanya dan mulai mengingat sesuatu. Wulan berkedip sebentar, ada perasaan aneh dihatinya. Mengapa dia merasa familiar dengan adegan ini?
Wulan memukul kepalanya pelan, sekelebat ingatan yang buram memasuki kepalanya.
"Kakak! Apa yang kamu lakukan?"
"Aku tidak suka saat kamu hanya memujinya, bukankah itu hanya memanah?! Aku juga bisa!"dengan kesal, anak laki-laki itu menggenggam busur kayu itu dengan erat, dan mengarahkan anak panahnya ke sasaran.
Sayang sekali, tidak seperti keinginannya. Anak panah itu malah terbang melewati sasaran.
"Sial!"
"Jangan kesal, ada trik dalam memanah"
Wulan mengerutkan keningnya, apa tadi itu? Mungkinkah ingatannya kembali lagi? Tapi...siapa itu? Orang yang dia panggil kakak, seharusnya dia keluarganya kan? Mengapa aku tidak melihat wajahnya dengan jelas?! Wulan sedikit kesal, karena ingatannya tidak jelas.
Nakula menutup matanya, dan mencoba mengingat apa nasehat Gayatri tentang trik memanah.
"Kakak! Kamu perlu menganggap busur sebagai teman mu, bukan alat ataupun senjata! Itu adalah langkah pertama"
Nakula membuka matanya dan akhirnya berjalan menghampiri busur sakti itu, dia meletakkan tangannya sebentar dan mengelusnya seolah ingin berkenalan.
"Nama ku Nakula, tolong jadilah teman ku"busur itu bergetar seolah meresponnya.
Setelah beberapa saat, busur itu secara ajaib berhasil terangkat, ini membuat Drupada terkejut.
"Bukankah hanya Raja Karna dan Pangeran Arjuna yang dapat mengangkatnya? Bagaimana bisa...."
"Inilah manusia, mereka dapat membuat keajaiban selama mereka bertekad penuh, meskipun begitu. Aku juga terkejut, karena Nakula tiba-tiba memiliki potensi memanah yang tidak kalah dengan Pangeran Arjuna. Bagaimana bisa seperti ini? Apa jangan-jangan..."Krishna melirik Wulan dari ekor matanya, dia mulai sesok menebak jika perubahan ini dibawa olehnya.
Sejarah akan diubah oleh variabel, variabel yang tiba-tiba datang dan membuat perubahan dari sejarah yang ditentukan!
Seseorang yang berasal dari masa depan, meskipun ingatannya tersegel. Sepertinya dia memiliki kesadarannya sendiri, sehingga tanpa sadar mengubah apa yang telah ditentukan.... Ah.... tidak-tidak, mungkinkah ini adalah takdir itu sendiri, takdir yang lahir karena ingin semua yang telah ditentukan berubah?
Di sisi lain, Nakula mulai berjalan ke kolam air, dimana ikan terpantul didalamnya. Dia perlu membidik ikan yang berenang di langit dengan bantuan pantulan air.
"Ini langkah kedua, Kak Nakula perlu tau kelebihannya. Kakak tidak seperti Kak Arjuna yang bermata tajam dan dapat melihat di malam hari. Kelebihan Kak Nakula terdapat di indra pendengarannya. Gunakan ini untuk menangkap suara. Suara dari mangsa yang akan kamu buru"
Nakula mengikuti instruksi sesuai dengan ingatannya dengan Gayatri, dan setelah itu....
"Luar biasa! Kakak ku sangat hebat~"
Nakula tersenyum lembut, saat ini kamu akan memanggil ku dengan sebutan yang ku rindukan.
Kakak!
Wulan mengerutkan keningnya, adegan ini....
Nakula tersenyum dan melambaikan tangan padanya, tindakan Nakula tumpang tindih dengan senyuman sosok anak laki-laki didalam ingatan Wulan.
"Mengapa Pangeran Nakula terlihat mirip dengan anak laki-laki itu?"
***
Bersambung ~
See you

KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Mahabharata_[END]
FantasyBagaimana jadinya jika kisah yang kita kenal selama ini, tiba-tiba berubah karena adanya suatu variabel? Apakah akan berakhir baik, atau sebaliknya? Entahlah... Siapa yang tau? Yang jelas, ini adalah kisah ku! Kisah ku sebagai adik bungsu dari para...