52-Dursala, maafkan ibu

236 29 1
                                    

Jangan tanya mengapa malah update gila-gilaan sampai ENd~

Hey.... Ini semua karena author kalian tidak sabar menunggu komentar para pembaca setia~

Jangan lupa komentar setiap adegan yang berkesan pada setiap chapter, oke?~

Bisa jadi referensi untuk cerita kedepannya. Hehehe...

See you again ~

***

"Tidak, kamu memutuskan ini alasan utamanya bukan, karena ibu Gandari. Alasan utama kamu setuju membebaskan ibu Kirana, adalah karena itu keinginan mu"Dursala menatapnya dengan kesungguhan.

"Kamu melihat bayangan mu dalam diriku, karena itu kamu melepaskan ku dan ibu ku. Karena kamu memang seperti itu, dan ini membuat ku iri"mendengar ucapan Dursala.

Gayatri tertegun, dia mengalihkan pandangannya karena perasaan bersalah. Dia tidak sesuci itu, dia bisa marah, membenci dan bahkan memiliki niat membunuh pada orang tak bersalah.

Misalnya aku selalu memiliki pikiran buruk jika berada didekat mu, karena itu aku berusaha menjauhi mu. Aku takut menjadi jahat dan melakukan hal-hal yang diluar dari hati nurani ku.

"Kamu akan selalu menjaga hati mu, kamu tidak akan membiarkan dirimu sendiri melakukan sesuatu yang salah. Kamu yang selalu peduli pada perasaan ku yang telah mencuri segalanya darimu, perasaan ayah yang selalu mencampakkan mu, perasaan ibu Gandari yang selalu mengabaikan mu, perasaan Kurawa yang awalnya selalu menganggu mu, dan kasih sayang mu pada Ibu Kirana yang telah menghancurkan hidup mu. Kamu mempedulikan semuanya, meksipun kamu mengelak"

"Kamu selalu seperti ini, dan itu membuat ku iri. Seharusnya kamu bersikap kasar, marah dan memanfaatkan ku sebaik mungkin, tapi tidak. Kamu melepaskan ku setelah mempertimbangkan orang-orang yang berkaitan dengan ku, aku tau itu"

"Pada dasarnya, kamu orang baik, tidak patah semangat, dan kuat. Aku iri padamu yang memiliki kemampuan seperti itu"

"Terlepas dari permusuhan kita yang teramat dalam, bisakah aku memeluk mu untuk terakhir kalinya? Sebelum aku dan ibu ku pergi dari Hastinapura?"Dursala melangkah mendekat dan akhirnya berdiri tepat dihadapan Gayatri.

"Aku ingin memeluk mu, kak Gayatri. Tolong peluk aku"Gayatri mendongak dan menatap Dursala, awalnya bahkan jika mereka seumuran, Gayatri akan menjadi yang bungsu, karena dia awalnya bayi Kirana. Kirana melahirkan sedikit lebih lambat, daripada bayi Gandari. Tetapi karena identitas mereka telah kembali ketempat masing-masing. Maka disini, dia adalah kakak dan Dursala adalah adik bungsunya.

"Aku....hah....semoga perjalanan mu menyenangkan"Gayatri akhirnya memilih memeluknya, pelukan itu berlangsung lama. Hingga sebuah kabar mengejutkan tiba.

"Yang Mulia! Pelayan Kirana dikabarkan bunuh diri! Dia meninggalkan sebuah surat"seluruh istana mendidih dengan kabar tiba-tiba itu.

Dursala bergetar hebat, dia hampir saja terjatuh jika Gayatri tidak memeluknya.

"Ibu....ibu!"Dursala menatap kosong ke arah surat itu, Gayatri mencoba menenangkan Dursala dan menatap prajurit itu, untuk segera memberikan surat itu pada Dursala.

Dursala dengan gelisah membuka surat itu, dia ingin tau mengapa ibunya melakukan hal seperti ini?! Ini tidak benar, bunuh diri bukanlah hal yang benar!

Saat surat itu dibuka, kalimat-kalimat itu berisi curahan hati seorang ibu yang ingin disampaikan pada anak-anaknya.

Saat surat ini ditemukan, aku mungkin telah tak bernyawa lagi.
Ibu melakukan ini, karena ini adalah hal yang pantas ibu dapatkan.

Ibu telah melakukan hal yang salah dengan menukar mu dengan Gayatri, ini salah ibu. Seharusnya ibu tetap disamping mu atau lebih baik, jika ibu membawa mu pergi dari istana itu.

Ibu dibutakan kebencian, hingga menempatkan mu pada posisi itu, tanpa persetujuan mu.

Apa kamu kesulitan Dursala? Itu pasti sulit, aku ingin bersama mu. Tapi ibu tau, kebersamaan mu dengan ibu, hanya akan membawa mu dalam masalah. Tetaplah disini, setidaknya mereka akan menjaga mu.

Selanjutnya, ibu ingin berbicara pada mu. Gayatri....
Meksipun ibu tidak tau, apakah kamu bisa mendengar atau tidak?
Mungkinkah kamu sudah berada di surga?

Gayatri, maukah kamu memaafkan ibu? Bisakah kamu memaafkan ku? Aku salah, aku tau itu. Perkataan maaf ku tidak akan bisa menyembuhkan rasa sakit mu.

Kamu pernah bertanya, apakah aku pernah sekalipun mencintai mu? Aku tau ini karena pernah menyelinap ke istana dan tanpa sengaja mendengarkan mu berkata demikian.

Kali ini akan ku jawab, aku sama sekali tidak pernah mencintai mu. Perasaan ku pada mu murni sebuah rasa kasihan, karena aku telah merebut segalanya.

Meksipun begitu, apakah kamu ingin memaafkan ku? Tidak, bukan? Kamu tidak akan memaafkan ku.

Jika kamu memaafkan ku, kamu pasti akan muncul dihadapan ku? Itu pasti karena kamu membenci ku. Makanya kamu tidak muncul.

Aku tau kebenaran itu Dursala, kebenaran bahwa Gayatri telah tiada. Karena itu, aku ingin menyusulnya dan memberikannya kasih sayang, di surga itu.

Kamu telah mendapatkan kasih sayang dari ibu Gayatri sepanjang hidup mu, tapi Gayatri belum mendapatkan kasih sayang apapun dari ibunya, Kirana. Kali ini, aku akan menyusulnya setelah mendengar kabar kematiannya. Aku ingin kesana dan memeluknya, kali ini aku mungkin akan lebih menyayanginya. Jangan membenci ku, Dursala.

"Katakan padaku! Dimana jasad ibu Kirana?!"Gayatri membentak ksatria tadi, dia benar-benar syok setelah ikut membaca surat itu.

***

Bersambung ~

See you

Variabel Mahabharata_[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang