IX) Memperebutkan Cinta 😺

441 36 16
                                    

Disisi lain :

"Tidak boleh bersedih lagi, jangan bikin orang-orang khawatir!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tidak boleh bersedih lagi, jangan bikin orang-orang khawatir!"

kata yang selalu di tanamkan nata dalam kepalanya, sebelum ia memulai sesuatu..

Ia sudah berjanji pada temannya untuk melupakan semuanya.

raut wajah terkadang sama sekali tak menggambarkan perasaan manusia.

emosional dan perasaan yang dimiliki, nata bisa mengaturnya dengan baik. Jauh di lubuk hatinya rasa sakit itu masih berbekas.

dia tau, tapi terus membodohi dirinya sendiri. hanya bisa berbohong dan meratapinya diam-diam..

nata membuka hpnya, melihat room chatnya dengan gibran terakhir kali, yang berisi permintaan maafnya dan perihal hubungannya dengan jane..

membaca pesan tentang hubungannya dengan jane yang kandas, sama sekali tak ada rasa senang dalam diri nata...

perlahan kejadian yang pernah terjadi antara dirinya dan gibran muncul kembali, disaat dia tak berhenti mengejarnya yang selalu dapat penolakan, bahkan sampai cowok itu merasa risih karenanya...

dengan pelan nata berkata "meskipun dia tak bersama dengan jane. aku dan dia seharusnya juga akan sulit bersama" ucapnya, setiap kata yang diucapkan melibatkan seluruh hati, masih menatap kosong layar ponsel di tangannya..

ia merasa sedih kembali, dengan gontai nata berjalan keluar berniat mencari suasana baru dan udara segar..

Langkahnya berat, tidak ada tempat tujuan. seperti orang bodoh yang mencari sesuatu tanpa arah, Ia benar-benar tak tahan lagi, hal ini sama sekali tak baik untuknya..

"nata?" nata mengadahkan kepala melihat orang yang memanggilnya di depan.

Gibran lagi, Ia harus menghadapi cowok itu lagi..

raut wajahnya dibuat setenang mungkin "hmm?" respon nata, meminta maksud Gibran memanggilnya.

"ah ini, gue nemu kertas pengumuman lomba futsal, mau kasih ke lo. Kan nata suka main futsal ya?"

"mungkin bisa dicoba" cowok itu menawarkan kertas itu dengan semangat.

Nata melihat kertas yang dipegang gibran dengan tatapan kosong, mulutnya bergerak pelan "cara bermain gue gak sebaik itu. jadi, gue rasa gak pantas ngikut pertandingan" ucapnya

Apa ini? nata yang optimis sama sekali tak ada, dirinya yang insecure mulai mendominasi..

Gibran mengernyitkan dahi, langsung membantahnya dengan tegas "gue sering liat Lo! bukannya selama ini lo udah main sangat baik?"

"bukannya juga, lo sering nyemangatin gue buat gak pernah menyerah sebelum ngehadapin sesuatu? Dimana sifat optimis nata yang biasa?" Gibran berusaha mendorong nata melalui semangat pada kata-katanya. Orang didepannya ini sama sekali bukan natanya!

Crush (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang