🥀

160 10 0
                                    

Alunan musik berputar sangat lembut ditelinga mereka. Mereka pun mulai menyanyi pada part mereka.
Sampai pada part kelima, mereka malah menguatkan suara mereka masing masing. Hilang sudah musik yang mengalun lembut tersebut.  Digantikan dengan musik yang amat keras.

BRAK!!
"JADI GINI KELAKUAN ANAK IPA ll SAAT SEDANG JAMKOS!" Ucap buk cesil sang guru BK.

"Kalian semua ikut ibuk kelapangan!" Titahnya.

"Lah? Kok semua buk? Yang ga ribut kok juga kenak?" Ujar Rion.

"Kalian sekelas, jadi dihukumnya juga sekelas!" Ucap ibu itu tak mau dibantah.

"Apalah dia! Apalah dia!" Tunjuk Ryun ke arah buk sesil. Ternyata Ryun belum mematikan handphone nya. Ia masih live streaming rupanya dan ia merekam buk sesil yang sedang marah.

"Kamu!" Teriak buk sesil..
"CEPAT JALAN!" teriak guru itu menggema.

Mereka sudah berada di lapangan.
"Hormat bendera sampai jam istirahat lalu bersihkan halaman belakang sekolah sampai kinclong!" Ujar guru itu lalu pergi.

"Eh monyet! Maen pergi ae" maki Ryun.
Untung tak didengar oleh buk cesil, jika tidak... Tak tahulah bagaimana nanti nasibnya.

"Hiduplah... Indonesia Raya!" Teriak Gisel menggema.

"Gila si Gisel! Udah panas gini malah teriak teriak!" Sungut Fay.

"Heh! Heboh bener Lo" Gisel tak terima.

"Heh! Hebeh bener le" ejek Fay.

"Minta digiles ni anak!" Ucap Gisel yang sudah mulai membuka sepatunya.

Ia pun melempar sepatunya dan sayangnya tak mengenai Fay tapi mengenai.... Rylee.

Rylee POV ON

Agak menyesal gw ribut dikelas. Tapi buat apa lagi menyesal? Udah berakhir dengan hormat bendera disini. Mana sampai jam istirahat yang berarti kami akan berdiri selama tiga jam disini.
Gila sih itu guru monyet. Rasanya gw mau maki dia sebanyak mungkin. Tapi gw ga segila itu.

Pandangan gw udah mulai buram. Gw ga tau ini kenapa. Entah gw kepanasan atau malah hal lain. Entahlah, pandangan gw sudah mulai mengabur. Gw masih tetap memaksa berdiri. Tapi, saat gw mendongak, yang gw lihat adalah sepatu yang melayang.
Hei! Sepatu itu bukan sepatu biasa! Tebal tapaknya kurang lebih 5 cm. Dan sepatu itu melayang ke wajahku.

Brak!

Entah apa yang terjadi selanjutnya. Yang gw rasakan hanya, kepala gw semakin sakit, mereka datang mengerubungi gw, trus rasanya ada yang ngalir dari hidung gw. Ah, bodoamat dah. Kepala gw udah sakit banget akhirnya gw mutusin buat me jamin ini mata. Kalimat terakhir yang terdengar konyol oleh gw adalah;

"Ry! Jangan mati!" Gw ga tau itu teriakan siapa.

RYLE POV OFF

lapangan yang tadinya ramai oleh anak IPA ll sekarang sudah kosong. Karena mereka sudah ke halaman belakang untuk membersihkan nya. Tapi disana tidak ada alkeno dan yang lain.

Mereka memang sudah tidak disitu sejak satu jam yang lalu. Mereka semua ke UKS untuk menemani rylee.

"Akhh... Gw nyesel bangett!! Maafin gw ryy" ujar Gisel yang duduk disamping brankar rylee.

Rylee masih belum sadar. Sudah satu jam berlalu tapi dia tak sadar juga. Mereka berkata jika satu jam kedepan tak sadar juga, maka mereka akan membawanya ke rumah sakit.

Sedangkan di sisi rylee.

Rylee sedang berada di hamparan tanah yang luas.ia hanya sendirian disitu. tak ada siapapun disana kecuali dirinya. Tapi dia senang, karena disitu sangat sejuk. Saat sedang menikmati semilir angin, ia dikejutkan oleh sebuah suara.

"Hai!"

"Eh monyet salto!" Latahnya karena terkejut.

"Gw bukan monyet Thea!" Sungut 'dia'

"Lo siapa! Kok mirip rylee?!" Tanya Thea heran.

"Gw emang rylee kampret!" Sinisnya. Ternyata dia adalah rylee yang asli.

"Wahhh... Masih hidup Lo! Gw kira udah..." Ucap Thea memperagakan gerakan memotong leher.

"Kan gw emang udah metong tolol" makinya.

"Loh? Kalo udah mati, kok bisa berdiri disamping gw?" Tanyanya.

"Ya bisalah, ini kan alam bawah sadar elo!" Sumpah ya, rylee asli seperti nya tak tahan menghadapi Thea ini.

"Loh? Alam bawah sadar! Gw udah mati?!" Tanyanya kaget.

"Engga! Lo ga mati! Lo cuma koma aja" jawabnya enteng.

"Ohh... HAH!" Sumpah, syukur saja Thea tak punya riwayat penyakit jantung. Jika tidak....

"Kok gw udah koma aja cuma gegara kena sepatu?" Heran Thea.

"Lo koma bukan gegara kena sepatu, nyet. Lo koma gegara penyakit yang Lo derita. Itu udah stadium 4. Bahkan sebentar lagi udah masuk stadium akhir" jelas rylee.

"A-apa? S-stadium a-akhir?" Tanyanya terbata.

"Maaf, gw ga ngasih tau Lo. Selanjutnya Lo harus bantu gw cari siapa yang udah
Dorong gw dari balkon. Ingat, waktu Lo tinggal dua bulan lagi, saat pesta sekolah" ujar rylee.

Thea hanya bergeming. Rylee yang melihat itu menghela nafas panjang.

"Lakuin semuanya demi gw Thea. Gw mohon" ucap rylee lalu menepuk bahu Thea.

"Enghh..."
Aroma obat obatan langsung menusuk masuk kedalam hidung rylee. Ia bangkit sambil memegang kepalanya yang nyeri.
Ia melihat sekeliling, warna cat putih sangat mendominasi ruangan yang ditempati nya.
Ia bingung, kenapa bisa di ruangan serba putih begini. Bukannya ia tadi sedang berbincang dengan rylee asli.
Ia kembali memegang kepalanya. Ucapan rylee asli kembali berputar di memorinya.
"Sebentar lagi, kanker yang Lo idap bakal masuk ke stadium akhir"

Tanpa sadar, air mata luruh begitu saja.
Ia cepat cepat menghapus nya.

Ceklek!

"Ry! Sadar juga kamu!" Pekik mamanya senang.
Rylee yang sedang melamun pun langsung buyar karena mendengar pekikan melengking dari sang mama.
"Mau apa? Atau mama panggil dokter dulu?" Ujar sang mama panik.
"Ga usah panik maa" jawab rylee dengan suara serak.
"Maksud kamu apa?! Kamu udah koma selama seminggu dan kamu bilang jangan panik?!" Tanpa sadar sang mama menaikkan suaranya.

"Hah?! Satu Minggu!!" Kaget rylee.
"Udah kamu tenang aja disitu, mma mau hubungi dokter dan yang lain" ujar sang mama berjalan keluar dari ruangan tersebut.
"Satu Minggu!! Perasaan gw cuma bentar deh disana!!" Batin rylee.

"Ryyyy, gw kira Lo bakal mati lagii" teriak histeris Vanya memenuhi ruangan tersebut.
"Mati lagi?" Beo javian.
"Mampus Lo" ucap Fay melalui mata.
Vanya yang melihat itu seketika langsung gugup dan kikuk sendiri.
"Udah lah, Lo jangan teriak teriak van, sakit pala gw" ucap rylee melihat suasana yang tak kondusif.

"Diam Lo van, kontrol suara Lo yang cempreng itu" ucap Ryun pedas.
"Pedas amat ucapan Lo, nyucuk sampek ulu hati gw" ujar Vanya dramatis.
"Heh, banyak banget drama Lo" ucap raela jengah.

Rylee kembali memutar otak. Ucapan rylee asli masih terngiang ngilang di pikirannya.
"Kamu kenapa dek?" Tanya javian yang peka.
"Engg... Anu... Kepala aku sakit" ucap rylee berbohong.
"Udah tiduran aja lagi" balas javian panik. Ia langsung menidurkan rylee.

Rylee yang kepalanya memang sedikit sakit langsung memejamkan matanya.
"Sttt... Diam Vanya, gw tau Lo mau ngereog lagi" ucap Ryun.
Hobi banget Ryun ganggu Vanya.
"Awas ah. Tangan Lo bau jengkol" balas Vanya tak kalah pedas.
Sebelum tom and jerry ini bertengkar lagi, Rion lebih dulu memisahkan mereka.
"Bang, kali gitu kita pulang dulu ya. Titip salam sama mama dan papa ya" ujar alkeno mewakili semua temannya.
"Hmm, nanti datang lagi ya" ucap javian dengan nada sedikit ketus.
"Ashiap bangg" jawab Anata.

Hai hai hai👋🏻👋🏻
Tinggalkan 🌟 ya readers sekalian...

Transmigrasi Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang