BAB
Gavin
|| Biodata
Nama : Yollanda Vindra Fedri
Usia : disamarkan
Status : Anak kandung dari keluarga FedriMerupakan Anak pertama dari keluarga Fedri, memiliki seorang adik angkat.
Sang ayah tak terlalu menyukai Yolla karena terlalu manja.Pass
Anda
|| ThanksFay tampak meneruskan semua pesan yang dikirim oleh Gavin ke grup mereka.
"Kenapa masalahnya banyak banget" gumam Fay mengurut keningnya yang pusing.
"Gue ga nyangka lo ternyata inti musuh gue" gumam Fay melihat foto Kenzo.
"Tapi apapun itu, karena lo udah buat gue mati Lo juga harus mati" lanjut Fay tajam.
KUYANK TERBHANG
Anda
|| MarkasRaela
|| OkeVanya
|| OtwRylee
|| 2inAnatta
|| 3inIa pun keluar setelah berganti pakaian menjadi serba hitam, tentu saja ia tidak keluar dari depan karena orang tuanya sedang berada diruang keluarga.
Ia keluar dari balkon kamarnya dengan mengikat sebuah tali.
Lantas ia langsung mengeluarkan sebuah motor dari garasi."Nona mau kemana?" Tanya bodyguard yang berjaga di gerbang.
"Saya mau keluar, jangan bilang pakaian saya seperti ini pada mama dan papa" peringat Fay.
"Baik nona"
Fay langsung melajukan motornya kearah Utara, ia melaju dengan kecepatan diatas rata rata.
Sampailah dia dijalan yang mengarah ke hutan, hutan yang katanya adalah hutan angker, tapi mereka tak tahu sebenarnya hutan ini adalah tempat pembantaian.
"Anda siapa nona?" Tanya seorang penjaga.
"Gavin belum bilang bakal ada yang datang?" Tanya Fay balik.
Fay lantas mendengus karena mendapat gelengan dari penjaga tersebut.
"Masuk dan katakan dia udah datang" perintah Fay.
"Baik anda tunggu disini" ujar penjaga tersebut.
Tak lama penjaga tersebut datang lagi, ia membuka gerbang tersebut dan mempersilahkan Fay masuk.
"izinkan cewe yang nanti juga akan masuk" perintah Fay mendapat anggukkan hormat dari bodyguard tersebut.
Fay pun masuk, banyak yang melihat kearah dirinya dengan tatapan heran.
"markas ini ga banyak berubah" gumam Fay melihat interior yang masih seperti dulu."Langsung masuk ke ruangan gue" ujar Gavin yang melihat Fay masih di ruangan depan.
Fay tampak hanya mengangguk, ia langsung masuk dan memilih untuk menunggu di dalam.
Sekitar 10 menit, Gavin kembali dengan Rylee dan yang lainnya.
Mereka pun mulai duduk ditempat masing masing, Gavin membuka suara.
"kita akan perang lusa, jadi persiapkan fisik kalian semua. Gue ga mau kita kalah dari Black Tiger" ujar Gavin."lusa? urusan gue untuk membunuh pelaku di balik kematian Rylee aja belum kelar" ujar Rylee sedikit tak setuju.
"lo bisa bantai dia malam ini, jangan jadikan sebuah alasan" ujar Gavin datar.
Mata Rylee tampak berbinar saat diberi izin untuk membantai dalang pembunuhan tersebut, sudah lama ia menekan keinginan untuk membunuh ini"Gue mau ketempat latihan" ujar Raela membuat Gavin menoleh padanya.
"ayo, sekalian kita latihan. Gue mau lihat keahlian kalian bertambah atau malah memburuk" ujar Gavin lalu bangkit diikuti oleh mereka semua.
Mereka sampai di tempat latihan, para anggota tampak membungkuk hormat saat melihat Gavin datang.
"Hormat ketua" serentak mereka semua.
"hm, saya ingin kalian mengosongkan arena ini sebentar, karena saya ingin memakainya" ujar Gavin yang langsung mendapat anggukkan kepala dari semua anggota nya.
"siapa duluan?" tanya Gavin.
"Gue" ujar Raela lalu mengambil sebuah pedang dan mengeluarkan dari sarungnya.
Pertarungan berkedok latihan diantara mereka pun tak terelakkan, antara Gavin dan Raela tak ada yang mau mengalah. Keduanya sama sama kuat.
30 menit sudah terlewati, tapi tak ada yang ingin mengalah. Gavin tampak menyeringai berkali kali dan itu mengerikan, ditambah bagian dekat kepalanya sudah mengeluarkan darah karena terkena ujung tajam pedang Raela.
Tak jauh beda dengan Gavin, Raela pun sudah berdarah di bahu kirinya, tapi bukannya berhenti mereka malah semakin bersemangat.
"Pertarungan selesai" ujar Anatta.
Mereka pun berhenti di sudut masing masing, nafas keduanya terengah engah.
Setelah beberapa menit, Rylee maju untuk melawan Vanya.Gavin memilih untuk menonton karena dia sudah sedikit terluka akibat pedang Raela.
"Maaf lukanya" ujar Raela."No problem, lo hebat dan terus asah kemampuan lo" ujar Gavin memberi pujian.
Pertarungan antara Rylee dan Vanya pun berlangsung, keduanya menggunakan pistol ditangan kanan dan pedang ditangan kiri.
Jangan lupa bahwa mereka adalah sniper Black Rose, biasanya mereka akan memakai senapan tapi karena latihan hanya memakai pistol.Suara dari aduan pedang dan tembakan timah panas dari pistol sangat memekakkan, ruang arena tampak tegang karena keduanya memakai sebuah pistol.
"Gue tahu lo bisa lebih dari itu, keluarkan! Anggap aja gue musuh lo" ujar Rylee.Tampak Vanya mempercepat gerakannya, dan itu membuat Rylee menyeringai.
"Bagus, lo hebat. Tapi gue lebih hebat dari lo" provokasi Rylee.Tampak Rylee menyerang lebih cepat dua kali lipat, ia tidak menggunakan pistol karena akan berakibat fatal untuk Vanya maupun dirinya.
Sring!
Sring!
Srak!
Trang!
Pedang Vanya terlempar cukup jauh dari arena, dan pelakunya tampak menyeringai kejam.
Gavin bertepuk tangan melihat ketangguhan dua gadis yang sudah dianggap adik olehnya itu, dia bangga karena mereka tak memiliki penurunan sama sekali.
"Gue cukup puas melihat kemampuan kalian yang masih baik, tapi kalian harus tetap mengasah kemampuan kalian sampai Black Tiger bertekuk lutut dibawah Black Rose" ujar Gavin diakhiri teriak nyaring.
Hai hai hai👋🏻👋🏻
Gimana menurut lu pada bab ini☝🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Mafia
Teen FictionBagaimana jadinya jika inti sebuah Mafia bertransmigrasi ke tubuh anak SMA? Itulah yang terjadi pada kelima inti Black Rose, mereka bertransmigrasi ke tubuh anak SMA yang ternyata kehidupannya penuh dengan lika liku "Selamat tinggal Black Rose" "GUE...