🔥🔥

67 5 0
                                    

Adegan Berdarah

Malam hari pun tiba...

Rylee dan yang lainnya telah menghubungi orang tua mereka dan mengatakan tidak akan pulang malam  ini. Mereka memutuskan untuk menginap saja di markas.
Tentu saja para anggota bertanya siapa mereka dan dijawab dengan lantang oleh Gavin.

"Mereka adalah pengganti inti yang sebelumnya telah mati, dan mereka juga akan ikut dalam perang nanti"

Para anggota tampak puas karena mereka sudah melihat keahlian para anggota inti baru tersebut tadi siang.

"Gue keluar, mau main sama  tikus" pamit Rylee.
Mereka yang mengerti maksud dari Rylee hanya mengangguk untuk menanggapi ucapannya.

Sampailah Rylee disebuah club malam, dia masuk dengan memakai pakaian serba hitam tampak seperti seorang pria.

Dia beberapa kali digoda oleh wanita wanita yang ada di club tersebut karena dikira seorang pria.
"Ck, menjijikkan" gumam Rylee.

Dia berjalan ke lantai atas tempat orang yang ingin dibantai oleh dirinya, tapi sebelum itu dia akan pergi ketempat saluran listrik dan memadamkan semua listrik dan juga CCTV.

Setelah lampu padam, semua orang mulai panik dan ia memanfaatkan kesempatan itu untuk menculik mangsanya dengan mudah.

Dia sudah berhasil membawa mangsanya keluar dari tempat haram itu, sekarang tujuannya adalah hutan utara.

Dia memasuki sebuah gubuk yang terletak di hutan tersebut, lalu mengikat mangsanya di kursi kayu.
Karena mangsanya itu masih pingsan, ia menyiram air yang tergenang di depan gubuk itu ke wajah mangsanya.

"Uhuk... Uhuk... huh... huh" mangsanya tersebut telah sadar, ia semakin bersemangat untuk menyiksanya.

"Hai sayang" sapa Rylee.

Seakan mengenal suara tersebut, mata sang mangsa bergetar dan jangan lupakan tubuhnya juga ikut bergetar.

"R- rylee...?" Tanya nya memastikan.

"Wah, kamu se kenal itu dengan ku, sampai mendengar suara ku saja kamu sudah tahu" ujar Rylee berpura pura kaget.

"A-apa mau lo, kenapa lo ikat gue?" Tanya nya.

"Apa mau gue, kek nya lo yang lebih tahu dari pada gue" ujar Rylee tersenyum misterius.

"L-lo... g-ga... bisa macam macam, gue bakal telpon polisi atas kasus penculikan"

"Dan gue akan mindahin lo ke neraka karena pernah nyuruh lyora buat membunuh gue" bisik Rupee di telinga Yolla.

"G-gue ga pernah mau bunuh lo, walau gue benci lo gue ga pernah mau bunuh lo" bujuk Yolla.

"Oh ya, berarti gue salah paham dong sama lo" ujar Rylee berpura pura bersalah.

"Iy..."

"AHAHAHA...  BODOH, SEKALI NYA PUN LO GA BERSALAH GUE AKAN TETAP HABISI LO KARENA UDAH LIHAT SISI IBLIS GUE" teriak Rylee menggema.

Tampak tubuh Yolla bergetar ketakutan, ia merasa tak percaya Rylee memiliki jiwa Iblis. Rasanya ini seperti tubuh Rylee ditempati oleh jiwa yang berbeda.

Rylee tampak semakin bersemangat karena melihat tubuh Yolla yang bergetar, dia mengambil sebuah pisau berkarat yang tergeletak di sudut gubuk.

"Ini dulunya pisau kesayangan gue loh, lo mau ngerasain nikmatnya pisau ini ga?" Tanya Rylee antusias. Tampak Yolla semakin bergetar, dia sudah bisa menebak apa yang akan di lakukan Rylee.

"Lo kok malah nangis, belum gua apa apain" ujar Rule heran.

"Gue mulai dari tangan lo aja ya"
Glee mulai menggoreskan pisau tersebut ketangan Yolla, kemudia memotong jarinya dari ibu jari.

"Ih gemesin banget jari lo, gue potong satu lagi nih ya" seru Rylee.
Yolla menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin jarinya dipotong lagi.

Tampak Rylee mengangkat pisaunya keatas, dia menyeringai seram.
"HAHAHA..." tawanya mengerikan.

Tangan kiri Yolla sudah terputus dan berserak di lantai gubuk yang kotor, darah mucrat mengenai wajah Rylee.

"Akhh... mphh" ringis Yolla tertahan karena Rylee menempelkan tangan nya yang penuh darah ke mulut Yolla.

"Jangan teriak, telinga gue sakit dengar nya" ujar Rylee.

"Lo bosenin, gue capek main sama lo" ujar Rylee dengan nada cemberut.

"Lo gue bakar aja lah" ucapan Rylee yang sukses membuat Yolla menggelengkan kepalanya dengan air mata yang mengalir dikedua pipinya.

Rylee lantas keluar dari gubuk tersebut meninggalkan segala sesuatu yang ingin diucapkan oleh Yolla.

"Ry, gue menyesal. Kasih gue kesempatan lagi" teriaknya memohon, tapi seakan tuli Rylee tak mengindahkan semua permohonan Yolla.

"Game Over" gumam Rylee.

Ia lantas menyiram minyak ke seluruh gubuk tersebut dan memantik api.

BOM!

"Ahh... indahnya" seru Rylee melihat kobaran api berwarna oranye tersebut.

Rylee mengeluarkan ponselnya dan memfoto yang telah diperbuatnya.

Cekrek!

"Tinggal kirim ke dia, dan satu urusan gue selesai" gumam Rylee.

"Tunggu giliran kalian Black Tiger" ujar Rylee tersenyum manis tapi dia tampak mengerikan karena wajahnya yang penuh akan darah.


Hai hai hai👋🏻👋🏻
Gimana readers sama bab yang ini???
Tinggalkan 🌟
Tandai typo

See you

Transmigrasi Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang