5. Keraguan

483 46 6
                                    

"Woah! Sasuke, masakan mu enak sekali!"

"Berlebihan sekali, apa kau tidak pernah makan masakan rumahan?"

"Aku sering makan masakan Hinata, tapi tidak seenak ini. Wah.. luar biasa!"

Sasuke mendengus, Naruto terlalu berlebihan memberikan pujian padanya. Mana mungkin masakan seorang pria lebih enak dari masakan seorang perempuan, apalagi itu seorang Hyuga Hinata.

Sementara Naruto kini benar-benar hampir saja menghabiskan makanan yang tersedia di atas meja makan seandainya ia tak melihat nenek Una yang hanya tersenyum melihatnya makan begitu lahap.

"Kau ingin tidur di kamar atau di belakang?" Tanya Sasuke mempersiapkan futon.

"Teras?"

Sasuke mengangguk. "Tentu saja, apa perlu di atas tanaman."

"Aa, tidak.. tidak! Aku akan di teras saja."

"Hn."

Naruto mencibir Sasuke yang berjalan di depannya, sementara Sasuke kini meletakkan futon Naruto di samping miliknya. Mereka pun duduk bersebelahan di futon berbeda.

"Kau menerima undangan pernikahan ku?"

"Hn."

"Kau akan kembali, kan?"

"Hn."

Naruto melotot. "Bicara yang benar, teme!"

"Berisik," desis Sasuke.

Naruto mendengus melihat tingkah Sasuke, bahkan setalah semua masalah mereka berakhir Sasuke masih saja bersikap dingin. Hingga saat Naruto melihat tatapan lembut Sasuke, membuat pandangannya berubah.

Naruto menatap kearah pandangan Sasuke, terlihat kucing hitam kecil melompat di depan mereka lalu kucing itu menghampiri kucing itu. Tentu saja Sasuke langsung mengelus kepala kucing itu perlahan.

Naruto memperhatikannya, bagaimana perlakukan Sasuke pada kucing itu, terlihat hangat. Naruto terus memperhatikannya, hingga ia seolah terhipnotis dengan wajah Sasuke saat ini.

Lagi-lagi Naruto seperti itu. Naruto menyentuh dadanya, merasakan debaran jantung yang tidak normal. Naruto menggelengkan kepalanya, mana mungkin jantungnya berdebar hanya karena Sasuke yang hangat pada kucing.

"Ngomong-ngomong, Sasuke..."

"Hn?"

"Apa kau akan langsung mengencani Sakura-chan?"

Sasuke mengerutkan keningnya, melepaskan kucing di depannya. "Apa maksudmu, dobe?"

"Bukannya kau akan membalas perasaan Sakura-chan? Sebelum kau pergi dua tahun yang lalu kau memberinya harapan, dia sudah terlalu lama menunggu mu."

Sasuke diam, ia memandang langit yang bertabur bintang. Sasuke ragu dengan hal itu, ia tak merasakan apa-apa untuk mengencani Sakura, hatinya tidak merasakan adanya nama seseorang disana.

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Bagaimana apanya?" Tanya Naruto bingung.

"Sepertinya kau masih sangat bodoh dan pecundang ya, dobe," cibir Sasuke.

"Apa?!" Seru Naruto tak terima.

"Bodoh."

"Sialan kau, kau ingin mengajak ku bertarung?!"

"Jangan membuat keributan disini, sudah cukup hidup mereka sengsara di bawah tekanan pimpinan bandit."

Raut wajah Naruto berubah serius, Naruto memang kesal dengan Sasuke. Namun Naruto tak ingin mengusik kehidupan warga desa Haru yang sudah sengsara sejak lama.

Matahari & Bulan[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang