"Hoam..."
Naruto terus menguap sambil mengemasi barang-barangnya, sementara seorang gadis bersurai merah muda yang tertidur di dalam kamar tampak terganggu dengan suara-suara dari tempat Naruto.
Sakura datang tengah malam disana, saat Naruto dan Sasuke sudah tertidur di teras belakang rumah. Awalnya Sakura juga ingin tidur di belakang, namun Naruto mengatakan pada Sakura untuk tidur di kamar saja.
Dengan pasrah Sakura tidur di kamar sendirian, sementara Naruto kembali tertidur. Sejak pulang dari desa Suna semalam, Naruto dan Sasuke sama sekali tidak saling bicara, mereka memutuskan tidur di teras belakang karena Sakura akan datang.
Suasana diantara mereka dingin, mereka tidur sambil saling memunggungi. Dan pagi ini, masih gelap, Naruto sudah mengemasi barang-barangnya hendak berangkat.
Sementara Sakura terbangun dari tidurnya. "Engh..."
"Sudah bangun, Sakura-chan?"
"Emh? Ku rasa..."
"Apa tidurmu nyenyak semalam?"
Sakura mengangguk. "Ya, kau sudah mau berangkat? Ingin ku antar?"
"Tidak perlu," Naruto tersenyum kecut. "Oh ya, selamat ya, Sakura-chan."
Sakura awalnya terkejut, namun kemudian ia tampak tersenyum malu. Naruto kini berjalan keluar kamar, raut wajahnya tiba-tiba berubah. Naruto tak menyangka memberi selamat pada Sakura, yang jelas-jelas menyakitinya.
Lagipula disini Naruto yang jahat, padahal ia ingin membantu Sakura bersama Sasuke, tapi ia malah menyukai Sasuke. Lalu seharusnya Naruto semakin mencintai Hinata, namun ia malah tidak memiliki perasaan sama sekali terhadap gadis itu.
Naruto berjalan keluar rumah melalui pintu belakang, Naruto berhenti melangkah saat ia sudah berada di teras belakang. Naruto memandangi wajah Sasuke yang tenang, sepertinya masih tertidur.
Naruto mendudukkan dirinya disamping Sasuke, mengecup kening pria itu dengan lembut. Naruto merasa tak puas dengan hanya itu, tapi Naruto tidak boleh bersikap egois, Naruto melangkah pergi dari sana.
Hingga beberapa saat kemudian terlihat air mata Sasuke menetes, matanya masih tertutup. Naruto sudah semakin jauh, ia melangkah dengan penuh yakin dan kembali ke Konoha, melakukan apa yang seharusnya ia lakukan sejak awal.
Skip
.
Sakura bersenandung sambil memasak di dapur, gadis itu sudah belajar memasak bersama Ino untuk hari seperti ini. Memasak untuk orang lain dan tentunya dengan Sasuke, Sakura sudah sangat menantikan hari ini.
Sementara Sasuke berjalan ke kamar, pergi membersihkan dirinya. Sasuke mengunci kamar saat ia pergi ke kamar mandi karena tak ingin Sakura melihatnya saat ia keluar dari kamar mandi nanti.
Beberapa saat kemudian Sakura membuka pintu kamar namun di kunci, Sakura mengetuknya beberapa kali. Sakura berpikir jika Sasuke sedang mandi, tapi menurutnya Sasuke tidak perlu mengunci pintu kamar juga.
Saat Sasuke sementara mandi, Sasuke heran saat ada kalung di lehernya, kalung itu seperti kalung milik Naruto yang pernah Tsunade berikan padanya. Tapi seingat Sasuke kalung itu sudah hancur saat Naruto kehilangan kendali.
Tapi entahlah, Sasuke berjalan keluar dari kamar mandi, memakai jubahnya lalu pergi ke dapur. Ternyata sudah ada banyak makanan yang tersedia di atas meja, Sasuke duduk di kursi depan meja makan.
"Sasuke-kun..."
"Oh."
Sakura tersenyum. "Sudah lama tidak bertemu, Sasuke-kun."
"Hn."
Sakura mengerutkan keningnya, Sasuke sama sekali tidak berbicara padanya, bahkan Sasuke terlihat lebih dingin dari terakhir kali mereka bertemu. Tapi Sakura menepis pikiran-pikiran buruk, mungkin karena Sasuke baru bangun dan akan langsung menjalankan misi.
"Jadi, apa yang harus ku lakukan dalam misi ini?"
"Apa kau datang ke tempat ini tanpa tahu apa misi mu?" Bukannya menjawab Sasuke malah balik bertanya dengan sarkas.
Sakura menundukkan kepalanya, ia lagi-lagi membuat Sasuke tak menyukainya. Bagaimanapun Sakura sudah menantikan hal ini, tapi ia malah mengacaukan dengan pertanyaan.
Sasuke menghela napas pasrah lalu menjelaskan pada Sakura mengenai hal-hal yang harus ia lakukan sebagai kunoichi yang baik dalam bertarung dan juga sebagai ninja medis yang membantu warga desa.
"Aa, jadi ternyata kita menjalankan misi di tempat yang berbeda ya..."
"Jangan terlalu berharap."
Sakura tersenyum kecut, benar, tidak seharusnya Sakura terlalu berharap pada Sasuke. Walaupun terakhir kali Sasuke tampak bersikap hangat padanya itu bukan berarti Sasuke memberi harapan.
Tapi Sakura tak mau putus asa, ia sudah terlalu lama menunggu Sasuke dan Sakura yakin jika Sasuke akhirnya mau membalas perasaannya.
.
.
"Bagaimana misi mu?"
"Berjalan lancar."
"Baguslah, ini jadi pelajaran yang berarti untukmu, sebentar lagi kau akan menerima rompi jounin."
Naruto tersenyum, tapi tidak terlalu tulus, Naruto seperti ingin mengatakan semuanya pada Kakashi. Namun Naruto tidak berani mengatakannya, ia tidak bisa membuat masalah baru, apalagi Sasuke juga tidak menginginkannya.
Naruto berjalan keluar dari kantor Hokage begitu saja tanpa mengatakan apapun, hal itu membuat Kakashi mengerutkan keningnya. Naruto tidak terlalu ceria, padahal jika berhasil dalam misi Naruto akan lebih bersemangat.
Walaupun misi Naruto tidak terlalu tuntas karena ia digantikan, tapi Naruto tetap sudah melakukan yang terbaik. Mungkin saat ini Naruto belum makan, apalagi di desa Hare sepertinya tidak ada ramen.
"Naruto-kun!"
Naruto menoleh kearah atas suara yang memanggil namanya, terlihat Hinata yang berlari kearahnya lalu memeluknya dengan erat. Dua minggu tidak bertemu, tentu saja mereka akan saling merindukan, namun itu hanya bayangan Hinata.
Tapi kenyataannya hanya Hinata saja yang merindukan Naruto, Naruto menatap nanar, ia sama sekali tidak senang dengan Hinata yang menyambutnya dengan pelukan seperti ini.
"Hinata, bisa kau lepaskan pelukanmu?" Tanya Naruto sedikit mendorong Naruto.
Hinata tersentak. "Eh?"
"Rasanya sesak..."
"Aa, maafkan aku, Naruto-kun."
"Tidak, seharusnya aku yang minta maaf."
Hinata tampak kebingungan, Naruto melanjutkan langkahnya dan Hinata mengikutinya dengan heran. Saat di depan kedai ramen ichiraku, Naruto menghentikan langkahnya.
"Ingin makan ramen, Naruto-kun? Pasti disana tidak ada ramen, kan?"
Naruto mengangguk, Naruto berjalan memasuki kedai ramen diikuti oleh Hinata. Naruto memesan ramen yang ingin ia makan sendiri, lalu Hinata kemudian melakukan hal yang sama.
"Apa Naruto-kun ada masalah?" Tanya Hinata sedikit khawatir.
"Tidak ada, aku saja yang bodoh."
"Eh? Ada apa?"
"Tidak, aku hanya akan berusaha agar lebih menyukai mu."
Wajah Hinata memerah mendengar ucapan Naruto, Hinata malu. Kata menyukai itu jarang sekali Naruto ucapkan, Hinata mengira jika ini ungkapan Naruto karena merindukannya.
.
.
.
Bersambung...
.
Jangan lupa tinggalkan jejak, komen & vote
Thanks for reading, see you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari & Bulan[✓]
Romance"Aku menginginkanmu, Naruto..." "Akhirnya kau mengakuinya, mengingat semua sifat tsundere mu selama ini." Matahari dan bulan itu seharusnya tidak bisa bersama, apalagi keterikatan matahari dengan siang dan keterikatan bulan dengan malam. Tapi apa ja...