Naruto menggeliat diatas futonnya saat mendengar suara-suara dari sampingnya, itu mungkin Sasuke, tapi Naruto terlalu malas untuk membuka matanya. Naruto hanya memilih untuk melanjutkan tidurnya, berusaha untuk tidur lebih nyaman.
Cukup lama Naruto kembali tertidur pulas hingga ia mencium aroma masakan dari dapur, namun disana juga terdengar suara batuk berulang kali, tidak mungkin jika nenek Una yang memasak, kan? Lagipula itu suara laki-laki.
Tapi Naruto merasa malas hanya untuk bangun, bahkan Naruto kembali terlelap selama setengah jam. Setelahnya Naruto bangun, merapikan futon yang ia tiduri dan melirik kearah futon Sasuke yang berantakan.
"Tidak biasanya dia membiarkan futonnya seperti ini," celetuk Naruto.
Naruto memilih untuk merapikan futon Sasuke dan berjalan memasuki rumah untuk membersihkan dirinya, setelahnya Naruto pergi ke dapur untuk sarapan, tidak ada siapapun disana.
Setelah sarapan, Naruto pergi menjalankan misinya yang sebenarnya. Bagaimana membantu desa bagaimana mengembangkan desa itu sendiri, bagaimana membuat jalan hingga mendapatkan sesuatu dari desa lain.
Sekaligus membuat agar orang-orang luar melihat desa Haru, semua orang harus tahu bagaimana pimpinannya dan cara untuk menjatuhkannya, Naruto terus saja berkeliling tanpa henti.
Membantu para warga, membawa air dari sungai jernih yang cukup jauh dari desa, membuat aliran air dari sungai jernih ke desa, membawa bahan-bahan dari hutan dan memberikannya secara cuma-cuma pada warga untuk dipakai sendiri dan dijual.
Naruto bahkan membuat jalan-jalan, namun itu berlangsung lama karena Naruto melakukannya secara sembunyi-sembunyi, saat ada anggota pemimpin desa yang merusak, Naruto kembali memperbaiki semuanya.
Naruto pulang ke rumahnya dan melihat nenek Una sedang memasak untuk makan malam, Naruto menatap heran dan menghampiri nenek Una.
"Dimana Sasuke, nek?"
"Di dalam kamar, sepertinya sedang demam."
"Demam?"
Naruto langsung berjalan ke dalam kamar dan melihat Sasuke sedang meringkuk diatas kasur, tubuh Sasuke terlihat gemetar, wajahnya pucat dan bibirnya terus mengeluarkan suara keluhan.
"Bagaimana ini.. aku tidak tahu cara menyembuhkan demam..."
Sasuke membuka matanya. "Bukannya kau bisa ninjutsu medis dengan bantuan Kurama?"
"Aku tahu, tapi penyakit ini berbeda, aku bahkan sering demam."
"Bodoh..." mata Sasuke terpejam.
Tok tok tok
"Nak Sasuke, nenek masuk ya."
"Silahkan," sahut Naruto.
Nenek Una terlihat membawa mangkok dan baskom kecil, satu mangkok bubur dan satunya lagi baskom berisi air hangat dengan kain. Naruto memperhatikan nenek Una yang terlihat memeras kain itu lalu menempelkannya pada kening Sasuke.
Nenek Una kembali mengambil kain itu lalu mencelupkannya ke dalam air hangat dan memerasnya lagi, sepertinya Naruto mulai paham dengan apa yang dilakukannya.
"Biar aku saja, nek."
"Tak apa?"
Naruto mengangguk sambil tersenyum. "Aku akan melakukannya dengan baik."
"Ini sekalian dengan buburnya kalau nak Sasuke sudah bangun, maaf karena tidak ada obat."
Naruto mengangguk paham, Naruto mencelupkan kain ke dalam air hangat, memerasnya dan menempelkannya pada kening Sasuke. Naruto melakukan hal itu secara berulang kali hingga matanya hampir tertutup.
"Astaga.. aku mulai mengantuk..."
"Dingin..."
"Oh? Padahal kau sudah memakai jubah, kalau begitu..." Naruto melepas sweater jingganya dan memakaikannya pada Sasuke.
Tubuh Sasuke masih gemetar, ia terlihat kedinginan. Bagaimanapun sulit juga karena di tempat ini tidak ada obat, apalagi sekarang Naruto mulai mengantuk.
'Aku tahu sesuatu untuk meredakan itu, tapi mungkin kau tidak akan suka,' Kurama berujar dalam tubuh Naruto.
'Apa itu?"
'Jangan mengenakan apapun dan peluk dia, bukan hanya kau, tapi dia juga.'
'Haaahh?! Jangan bercanda, Kurama!'
'Ya sudah kalau tidak mau, abaikan saja dia, aku mau tidur'
Naruto mendengus dengan tingkah Kurama, Naruto menatap wajah Sasuke yang tak nyaman. Naruto tak mungkin membiarkan temannya begitu saja, tapi walaupun mereka sama-sama pria, itu malah lebih canggung.
Naruto menghela nafas panjang sebelum ia membalikkan tubuhnya, hendak pergi, namun tiba-tiba tangan Sasuke menahannya. Naruto menatap Sasuke heran, padahal pria itu terlihat tertidur.
"Dingin sekali..."
"Hah.. baiklah..."
Dengan perlahan dan ragu Naruto membuka baju dan celananya, tapi Naruto tidak melepas celana pendek yang ia gunakan, karena menurutnya itu akan semakin aneh.
Naruto kemudian melepas pakaian yang Sasuke kenakan, Naruto menatap horor saat melepas celana Sasuke, pria itu bahkan tidak memakai celana pendek. Ia jadi malu melakukan ini.
Tapi melihat Sasuke yang semakin kedinginan karena pakaiannya dilepas membuat Naruto berbaring disampingnya dan langsung memeluknya dengan erat, saat ini juga Sasuke mulai merasa tenang.
Tubuh Sasuke tidak lagi gemetar karena kehangatan dari tubuh Naruto, tapi ternyata Naruto malah berdebar karena melakukan hal ini. Wajahnya memerah, ada sesuatu yang janggal dan aneh dalam dirinya.
"Tenang, Naruto, yang kau peluk bukanlah seorang gadis, lagipula kau laki-laki yang normal..." Naruto berujar menenangkan diri.
Naruto memang berujar demikian, namun semakin lama memeluk Sasuke, jantungnya semakin berdebar tak karuan. Rasanya sangat aneh.
"Kau normal, Naruto!" Seru Naruto mencoba menyadarkan dirinya. "Tidurlah, tidur.. jangan memikirkan hal bodoh..."
Naruto memaksa memejamkan matanya, namun matanya malah terbuka lebar. Naruto tak tahan dengan hal seperti ini, ia tak pernah merasakan hal aneh seperti ini sebelumnya.
Tiba-tiba mata Sasuke terbuka, tatapannya sayu, matanya bertemu pandang dengan mata Naruto. Entah kenapa melihat tatapan mata Sasuke membuat Naruto tergerak, wajahnya mendekat kearah Sasuke.
Mereka tetap saling bertatapan hingga bibir mereka bersentuhan, mata keduanya terpejam bersamaan. Ciuman kali ini berbeda dengan semua ciuman yang pernah Naruto lakukan.
Mereka berciuman cukup lama hingga Naruto berhenti karena kehabisan nafas. Meraup banyak udara, Naruto perlahan membuka matanya.
Naruto menatap wajah Sasuke, Sasuke terlihat membuka matanya perlahan, menatap mata Naruto. Namun Sasuke tampak diam saja dan matanya kembali terpejam, Sasuke langsung terlelap.
Naruto menyentuh bibirnya, ia menyukai hal ini, rasa bibir Sasuke sangat manis. Naruto memperhatikan wajah Sasuke, jika dalam keadaan tenang seperti ini entah kenapa Sasuke terlihat cantik.
"Ku rasa aku memang tidak normal..."
.
.
.
Bersambung...
.
Jangan lupa tinggalkan jejak, komen & vote
Kalau mau bisa follow akun ku untuk lihat cerita ku yang lain; sudah tamat, on going atau cerita baru yang akan di publish...
Thanks for reading, see you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari & Bulan[✓]
Romansa"Aku menginginkanmu, Naruto..." "Akhirnya kau mengakuinya, mengingat semua sifat tsundere mu selama ini." Matahari dan bulan itu seharusnya tidak bisa bersama, apalagi keterikatan matahari dengan siang dan keterikatan bulan dengan malam. Tapi apa ja...