16. Hari Terakhir Bersama

277 33 0
                                    

"Sakura-san, selamat!"

"Selamat karena sudah jadi kepala rumah sakit."

"Sakura-san!"

"Kau hebat, Sakura-san!"

Shizune memberikan buket bunga pada Sakura dan menepuk bahu Sakura, Sakura meraih buket bunga itu lalu tersenyum. Akhirnya pangkatnya naik, walaupun Sakura tidak akan langsung mengemban tugasnya karena ia memilih untuk pergi menjalankan misi.

Sakura senang karena ia mendapatkan sesuatu yang ia sukai, lalu setelahnya Sakura akan menjalankan misi bersama pujaan hatinya, Sakura jadi tak sabar dengan hari esok.

Tapi Naruto sama sekali tidak mengirimkan surat dari desa Hare, Sakura hanya berharap semuanya baik-baik saja. Setelah penobatannya sebagai kepala rumah sakit selesai, Sakura berjalan pulang ke apartemennya.

"Sakura jidat!"

"Sakura-chan."

"Ino? Hinata?"

"Kau mau langsung pulang dan melupakan kami?" Tanya Ino berkacak pinggang.

Sakura tergelak. "Tapi bukannya kau pergi menjalankan misi di desa Kumo, Ino?"

"Aku baru saja kembali, aku memiliki banyak hal untuk dikerjakan menjelang hari pernikahan Hinata, kau tahu aku ini handal dalam dekorasi. Dan.. di hari pelantikan mu ini kami tahu kau akan menerima buket bunga dari rekan mu, tapi kami tahu jika kau tidak terlalu suka bunga. Jadi kami akan mentraktir mu."

"Serius, Ino?! Asik!"

Hinata tersenyum melihat Sakura yang terlalu semangat, ya ini waktu keberuntungan Sakura. Banyak hal yang baik terjadi padanya minggu ini, apalagi penantiannya yang selama ini akan berakhir.

"Jadi kau akan kembali bersama Sasuke-kun saat hari pernikahan Hinata?!" Tanya Ino antusias.

"Mungkin," gumam Sakura sambil tersenyum.

"Kyaaaaaa! Akhirnya.. aku jadi bersemangat menunggu hari pernikahan Hinata. Hinata akhirnya menikah dengan si bodoh Naruto dan... Kyaaaaaa! Ini mendebarkan!"

Wajah Hinata memerah mendengar ucapan Ino, tapi hal ini memang yang paling dinanti sejak mereka masih genin. Keinginan-keinginan mereka satu persatu terwujud setelah kedamaian.

.

.

"Sasuke, ini hari terakhir ku, di rumah saja ya?"

"Hn."

Naruto tersenyum, walaupun Sasuke sama sekali tidak mengatakan apapun, namun Sasuke terlihat tidak menolak. Naruto memeluk tubuh Sasuke, seolah tak ingin melepaskannya.

Mereka berpelukan cukup lama di pagi itu, Sasuke membalasnya dan ia menelungkup wajahnya pada dada bidang Naruto. Sebenarnya Sasuke malu, tapi ia bisa menyembunyikan wajahnya disana.

"Sudah, Naruto, aku ingin memasak."

"Jangan, biarkan seperti ini dulu."

Sasuke menggeleng. "Kau tidak ingin sarapan, hm?"

"Tapi waktu sangat cepat berjalan, nanti malam sepertinya Sakura-chan tiba."

Sasuke diam, ia kembali memikirkannya, benar juga, pagi ini Sakura seharusnya sudah berangkat dari Konoha. Waktu mereka berakhir hari ini juga, entah kenapa Sasuke menyayangkan hal ini.

"Biarkan aku memasak dulu sebentar."

"Bagaimana kalau membeli sarapan diluar?" Naruto mengusulkan.

Sasuke menghela nafas panjang, tapi entah kenapa Sasuke menyetujui usulan Naruto dalam hatinya. Sasuke kini pergi ke kamar mandi, membersihkan dirinya, namun sementara itu Naruto malah mengetuk pintunya.

Matahari & Bulan[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang