A story inspired by Jongho OST - A Day
*
*
*
I miss you all day long
I want to turn back our time
No matter what day comes, I remember you
I will engrave your name deep into my heart
*
*
*
PAST
San menendang-nendang kerikil di bawah kakinya bosan. Hampir setengah jam sudah San menunggu, namun gerbang hitam tinggi didepannya tidak juga kunjung terbuka. San mengecek arlojinya berulang kali memastikan kalau ia tidak datang terlalu cepat dan yah, ia tepat waktu. Sangat tepat waktu malah.
Seseorang di dalam sana yang terlambat.
Kemarin malam Wooyoung mengirimkan pesan ke San yang berisi ajakan berangkat sekolah bersama.
Wooyoung meminta San menjemputnya ke rumah lebih pagi agar mereka tidak terlambat. San sudah menepati janjinya itu, ia menghubungi Wooyoung begitu ia sampai di depan rumah pemuda itu, tapi ternyata si pemalas baru saja bangun dari tidurnya.
Dengan sangat terpaksa San harus menunggu si Tuan Putri untuk bersiap-siap. Katanya sebentar.
Sebenarnya, Wooyoung sudah mengijinkan San untuk menunggu didalam rumah, tapi ia sendiri yang menolak. Bukan apa, San hanya canggung.
Bagaimana kalau San bertemu dengan orangtua Wooyoung nanti ? San masih belum siap mental.
Dan juga, rumah Wooyoung terlihat begitu mewah meski hanya di lihat dari luar. Halamannya sangat luas, ada jejakan anak tangga yang terhubung pada pintu masuk. Garasi mobil di samping membuat ia bertanya-tanya, kira-kira ada berapa banyak mobil yang keluarga Jung punya ? Sudah pasti tidak satu.
Jadi Wooyoung anak orang kaya ? Begitu pikir San saat pertama kali ia mengamati rumah pemuda itu.
Katakanlah San tidak percaya diri, tapi nyatanya memang begitu. San akui ia mulai sedikit menciut.
Jujur saja, Jung Wooyoung tidak terlihat seperti seseorang yang hidup bergelimang harta. Maksud San, bukan Wooyoung terlihat seperti gembel, tapi pemuda itu sama sekali tidak bersikap seperti anak orang kaya lain yang suka mencolok dengan barang mewah dan flexing seperti di dalam drama-drama.
San tidak pernah melihat Wooyoung di antar supir pribadi dengan mobil mahal. Wooyoung itu sangat sederhana, jadi San sedikit kaget dan hampir tidak percaya kalau pemuda itu tinggal di area yang elit.
Di tengah lamunan San, seseorang yang sedari tadi ia tunggu-tunggu muncul dari balik gerbang hitam.
Wooyoung keluar dengan gaya khasnya.
Seragam sekolah yang di biarkan tidak terkancing dengan kaus putih polos di bagian dalam. Ia tidak memakai dasi. Sepatu Wooyoung berwarna merah mencolok. Jangan lupa dengan tas hitam yang San yakin tidak ada isinya. Tidak terlihat seperti siswa.
Pantas saja Wooyoung selalu jadi sasaran amukan Park-ssaem. Tidak heran kalau pemuda itu selalu berusaha menghindari Park-ssaem saat di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day || Woosan
FanfictionCinta ? Dulu Wooyoung percaya tentang itu, tapi sekarang baginya semua hanya lelucon. "Aku ingin putus ... " Sejak hari dimana Wooyoung mendengar kalimat itu, ia mulai membenci segala hal yang berhubungan dengan cinta dan romansa. Wooyoung sudah be...