A story inspired by Jongho OST - A Day
*
*
*
I miss you all day long
I want to turn back our time
No matter what day comes, I remember you
I will engrave your name deep into my heart
*
*
*
PAST
Hari ini masih sama seperti hari-hari sebelumnya.
Setelah kelas berakhir, Wooyoung dan San mengisi jadwal piket, mereka dipaksa membersihkan ruang belajar itu bersama tiga orang siswa lainnya. Biasa Wooyoung menghindari pekerjaan merepotkan ini, khusus untuk sekarang tidak. Sejak mengenal San, Wooyoung sudah berubah menjadi anak baik-baik.
Ya, tidak sepenuhnya baik, tapi ia berusaha.
Meskipun harus Wooyoung akui kalau San sangat membosankan. Aktifitas San itu hanya belajar dan belajar. Wooyoung tidak mengerti bagaimana cara San menikmati hidupnya dengan rutinitas yang ia rasa sangat monoton. San terlalu lurus dan—kaku.
Tapi, anehnya Wooyoung suka.
Wooyoung sedikit menjauh dari teman-temannya yang lain tanpa ia sadari. Wooyoung tidak kumpul bersama mereka dan bahkan kadang menolak saat di ajak bermain. Alasannya sederhana, Wooyoung hanya lebih suka mengekori si Choi kemana-mana.
Mereka makan siang bersama. Saat jam istirahat Wooyoung duduk saja di kelas menemani pria itu belajar. Sesekali Wooyoung akan mengoceh yang ditanggapi San dengan jawaban seadanya. Setelah kelas selesai, Wooyoung akan mengekori San lagi menuju perpustakaan, ia setia menunggu pria itu membaca sembari tertidur nyenyak di tempatnya.
Semua penghuni sekolah juga bingung karena dua laki-laki itu tiba-tiba menjadi dekat dan menempel satu sama lain, seperti permen karet. Dimana ada San sudah pasti ada Wooyoung disana. Ya, begitu.
Kembali lagi ke waktu piket mereka sekarang.
Wooyoung mendapat tugas untuk mengepel lantai, sedangkan San bagian membersihkan papan tulis.
Wooyoung sudah memasang tampang malas sejak tadi. Pasalnya, Wooyoung tidak pernah ikut jadwal piket sebelum ini. Tentu saja ia tidak suka disuruh bersih-bersih. Yang benar saja, merapikan kamar saja Wooyoung tidak pernah, ini mengepel lantai.
Kalau bukan karena San, Wooyoung sudah kabur dari tadi. Masa bodoh soal jadwal piket, pikirnya.
Bermodalkan alat pel manual dan ember berisi air, Wooyoung mengepel bagian lantai yang sama terus menerus sambil pandangan matanya ada pada San.
Pria itu terlihat fokus mengerjakan bagiannya dan tak memperhatikan Wooyoung. Sedikit pun tidak.
Padahal Wooyoung bosan, ia benar-benar jengah.
Paling tidak Wooyoung berharap San bisa di ajak bercanda atau sekedar main-main sebentar. Tapi pria itu bahkan tidak menaruh perhatian padanya.
Dagu Wooyoung bersandar pada ujung gagang pel yang ia pegang, merenung, memikirkan cara yang tepat agar atensi San tertuju padanya. Anak-anak yang lain sibuk dengan pekerjaan masing-masing dibelakang kelas. Bokong Wooyoung duduk diatas meja guru dengan jarak delapan langkah dari San.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day || Woosan
FanficCinta ? Dulu Wooyoung percaya tentang itu, tapi sekarang baginya semua hanya lelucon. "Aku ingin putus ... " Sejak hari dimana Wooyoung mendengar kalimat itu, ia mulai membenci segala hal yang berhubungan dengan cinta dan romansa. Wooyoung sudah be...