A story inspired by Jongho OST - A Day
*
*
*
I miss you all day long
I want to turn back our time
No matter what day comes, I remember you
I will engrave your name deep into my heart
*
*
*
Present
2024"Kita selesaikan saja meeting-nya sampai disini. Jangan lupa berikan laporan akhir keruanganku."
Seluruh karyawan yang ada dalam ruangan diskusi serentak membungkukkan badan sembilan puluh derajat ketika sang pimpinan akhirnya berdiri dari singgasananya. Beberapa dari mereka melepaskan nafas lega terang-terangan karena hampir dua jam lebih merasa tegang dalam ruang kedap suara itu.
Dia, Jung Wooyoung, berjalan keluar dari ruangan yang menyesakkan itu diikuti sekretaris pribadinya Kang Yeosang yang mengekor dibelakang. Pemuda dengan tanda lahir merah di sudut mata itu sedari tadi menahan desahan berat dari dadanya, ia juga sedang frustasi karena sepertinya pemuda Jung itu tidak dalam suasana hati yang baik hari ini. Wajah atasannya itu sama sekali tidak terlihat bersahabat.
Auranya terlalu gelap diajak bicara.
Meskipun pada hari-hari biasa ekspresi Wooyoung memang selalu datar, tapi hari ini jauh lebih parah.
Wooyoung bahkan sempat mengucapkan kata-kata menyakitkan kepada seorang karyawan wanita saat diruang meeting hanya karena satu kesalahan kecil yang menurut pemuda Kang bukan kesalahan fatal.
Kalau Wooyoung sedang badmood, Kang Yeosang juga akan repot karena waktu pasti berjalan sangat lamban. Setelah ini ia harus berpikir berbagai cara mengembalikan mood Wooyoung atau jadwal yang sudah ia susah payah atur akan hancur berantakan.
"Wooyoung-ah, Ayahmu menelponku tadi pagi, dia bilang kau tidak menjawab ponselmu dari kemarin malam dan dia terdengar sangat marah," ucapnya.
"Oh ya ? Lalu ?"
Mereka sudah berada dalam ruangan Wooyoung.
"Bisa kau jelaskan padaku apa yang terjadi ? Kau tidak terlihat baik hari ini. Jangan bilang kalau ini ada hubungannya dengan Ayahmu ? Oh, ... tolong katakan padaku kau tidak membuat kekacauan ?"
Pemuda bernama Jung Wooyoung itu melepaskan jas hitamnya acuh, ia meletakannya di badan sofa lalu duduk di kursinya tanpa mengatakan sepatah katapun. Tidak ada yang ingin Wooyoung jelaskan saat ini dan tanpa perlu mendengar jawaban lebih pun Yeosang sepertinya sudah mengerti apa yang terjadi dan alasan kenapa Tuan Jung begitu marah.
Ya, sejak awal kencan buta memang bukan solusi.
"Jung Wooyoung, aku sedang bicara denganmu, tolong lihat aku. Apa kau bahkan mendengarku ?"
Yeosang menghelakan nafas untuk yang kesekian kali sedangkan pemuda yang seumuran dengannya itu lebih memilih fokus pada dokumen di mejanya.
"Kau harus jelaskan semuanya padaku, aku baru bisa membelamu di depan Ayahmu nanti, bodoh !"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day || Woosan
Fiksi PenggemarCinta ? Dulu Wooyoung percaya tentang itu, tapi sekarang baginya semua hanya lelucon. "Aku ingin putus ... " Sejak hari dimana Wooyoung mendengar kalimat itu, ia mulai membenci segala hal yang berhubungan dengan cinta dan romansa. Wooyoung sudah be...