A story inspired by Jongho OST - A Day
*
*
*
I miss you all day long
I want to turn back our time
No matter what day comes, I remember you
I will engrave your name deep into my heart
*
*
*
PAST
"Permisi, tolong satu botol soju !"
"Ya, baik ! Tunggu sebentar !"
San menjawab dari balik meja kasir. Celemek pink muda yang mengikat pinggangnya belum sempat ia lepas sangking sibuknya melayani meja-meja tamu.
"Ini soju-nya, paman," ujar San lagi.
Belum lama dari itu, teriakan dari meja seberang kembali menyahut. "Tolong tambah kimchi disini."
"Ya, tunggu sebentar."
Rumah makan milik keluarga Choi sedang padat-padatnya mendekati jam makan siang. San belum sempat beristirahat meskipun hanya sebentar saja.
Menu Gukbap murah yang menjadi andalan sang Ibu banyak menarik perhatian para pekerja ringan di sekitar daerah sini. Kalau biasanya Nyonya Choi bekerja sendirian, khusus di hari minggu San akan ikut turun tangan membantu. Bayangkan apa yang akan terjadi kalau sang Ibu di biarkan memasak di dapur rumah makan mereka sendiri ? Bisa pusing.
San meletakkan satu mangkuk berisi sawi pedas di atas meja besi. "Ini tambahan kimchi-nya, paman."
Peluh San mulai membasahi dahi sampai ke kaus putih yang sedang ia kenakan sangking panasnya.
Kebetulan rumah makan mereka hanya punya satu pendingin ruangan, selebihnya hanya di bantu satu kipas cukup besar yang tergantung di langit-langit.
San yang sedari tadi lari keluar masuk dapur, jelas kipas angin dan pendingin ruangan sekalipun tidak akan bisa membantunya. Saat San sedang berhenti untuk menarik nafas sejenak sambil menyeka dahi, suara lonceng angin yang tergantung di daun pintu berbunyi menandakan ada tamu baru yang datang.
"Sela— !" sapaan San terpotong, matanya melotot lebar, ia terkejut melihat tamu itu. "Wooyoung ?"
Oh, San ingat kalau ia punya janji dengan pemuda bernama Jung Wooyoung. Tapi tunggu, bukannya ini baru jam dua belas siang ? Wooyoung harusnya datang sedikit lebih sore saat rumah makan sudah sepi. Seingat San, mereka sudah sepakat kemarin.
Bagaimana bisa San bertemu Wooyoung disaat ia sedang terlihat kotor dan dekil seperti sekarang ?
Sialan.
"K–kenapa kau datang cepat sekali ?"
San cepat-cepat melepas celemek pink yang sangat tidak keren itu dari pinggangnya. Ia juga berusaha merapikan pakaiannya agar terlihat sedikit bersih, meskipun ia tahu itu percuma. Tidak ada bedanya.
Percayalah, San bahkan masih bisa mencium bau bawang yang cukup menyengat hidung di kausnya.
Ayolah, San ingin terlihat layak di mata Wooyoung.
![](https://img.wattpad.com/cover/360362540-288-k234434.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day || Woosan
FanfictionCinta ? Dulu Wooyoung percaya tentang itu, tapi sekarang baginya semua hanya lelucon. "Aku ingin putus ... " Sejak hari dimana Wooyoung mendengar kalimat itu, ia mulai membenci segala hal yang berhubungan dengan cinta dan romansa. Wooyoung sudah be...