A story inspired by Jongho OST - A Day
*
*
*
I miss you all day long
I want to turn back our time
No matter what day comes, I remember you
I will engrave your name deep into my heart
*
*
*
Present
2024Wooyoung benci ini, kemacetan.
Wooyoung mengerti ia tinggal dipusat kota dimana populasi manusia jauh lebih besar di banding desa, tapi tidak bisakah pemerintah memikirkan sesuatu yang efisien untuk menangani masalah seperti ini ?
Terhadang selama berjam-jam karena terjebak di jalan raya tidak menyenangkan. Wooyoung sudah bisa mendapatkan proyek ratusan juta dollar dari waktu itu, tapi sekarang ia malah duduk meratapi nasib disini. Bokongnya sudah kebas, untung saja Wooyoung tidak punya jadwal lain lagi setelah ini.
Siku Wooyoung sedang bersandar di bahu jendela mobil, ia memijat pelipisnya perlahan ketika rasa sakit menjalar di sekitar kepala. Mereka baru saja selesai melihat proyek dilapangan dan sekarang ia dalam perjalanan kembali ke kantor, tapi mungkin ia sudah tidak kuat. Wooyoung butuh menidurkan tubuhnya sejenak di atas ranjang yang empuk dan menikmati guyuran air hangat di badan sekarang.
"Yeosang-ah, aku rasa kita tidak perlu kembali ke kantor. Tolong antar aku pulang ke rumah saja."
Pemuda dengan tanda lahir merah di sudut mata kirinya itu melirik dari balik kaca spion. "Baiklah, lagipula ini juga sudah sore. Setelah mengantarmu pulang aku akan kembali ke kantor sendirian. Ada beberapa berkas lagi yang aku tinggal di sana. Kau mau aku bawakan makan malam ke rumah nanti ? Sekalian juga aku berkunjung setelah sekian lama."
"Tidak, terima kasih."
Yeosang berdecak. "Tsk, kau tidak makan apa-apa dari pagi, setidaknya isi sedikit perutmu. Aku akan singgah ke kedai ayam dan juga membeli beberapa kaleng beer. Setelah dari kantor aku akan kembali kerumahmu, kita makan malam bersama. Sampai aku datang nanti, kau bisa istirahat dulu sebentar."
"Apa kau sadar ? Semakin lama kau benar-benar semakin terlihat seperti Ibu-Ibu," ujar Wooyoung.
Tawa pelan terdengar dari belah bibir si pemuda Kang itu. "Aku rasa juga begitu. Aku tidak percaya diumurku yang sudah menginjak tiga puluh tahun aku masih harus memohon-mohon pada atasanku yang bahkan seumuran denganku, karena dia tidak mau makan. Apa yang akan kau lakukan kalau aku tidak ada, huh ? Harusnya aku bisa menghabiskan waktu di luar jam kerjaku untuk pergi kencan dan istirahat juga, bukan malah disini mengasuh lelaki bujangan sepertimu. Kapan baru kau bisa sadar ?"
Wooyoung mendengus dari kursi belakang. "Aku tidak pernah melarangmu untuk berkencan, kau sendiri saja yang tidak mau. Jangan salahkan aku kalau kau berakhir menjadi seorang perjaka tua."
Yeosang terkekeh, tapi beberapa saat kemudian ia memencet klakson kesal ketika mobil di depannya tidak kunjung bergerak dan menghadang jalannya.
Kang Yeosang itu hanya wajahnya saja yang polos dan tidak berdosa. Pemuda itu sebenarnya mudah kesal dan emosian, tapi memang hanya di luapkan pada barang-barang di sekitarnya. Bukan ke orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day || Woosan
FanfictionCinta ? Dulu Wooyoung percaya tentang itu, tapi sekarang baginya semua hanya lelucon. "Aku ingin putus ... " Sejak hari dimana Wooyoung mendengar kalimat itu, ia mulai membenci segala hal yang berhubungan dengan cinta dan romansa. Wooyoung sudah be...