A story inspired by Jongho OST - A Day
*
*
*
I miss you all day long
I want to turn back our time
No matter what day comes, I remember you
I will engrave your name deep into my heart
*
*
*
Present
2024"Sedang apa ?"
Arin menarik kursi yang ada dihadapan San. Sedari tadi pria itu hanya melamun sendiri di meja ujung.
Saat anak-anak yang lain sibuk menyantap makan siang bersama, San justru tidak tertarik bergabung dengan mereka. Terhitung tiga hari ini San perang dingin dengan Seonghwa. Sebenarnya tidak benar-benar perang, hanya saja ego yang masih menahan keduanya untuk menyapa lebih dulu. Keras kepala.
Arin sebagai satu-satunya wanita dalam kumpulan pria-pria jelas lebih peka dengan hal-hal seperti ini, jadi ia juga mulai sedikit khawatir dengan mereka.
Terlebih pada San yang terlihat murung.
"Kau tidak mau makan siang ? Yunho oppa sudah memasak pasta yang banyak," tanya gadis itu lagi.
San hanya mengukir senyuman tipis sekilas lalu menjawab, "Aku belum lapar, kalian makan saja."
"Kau seperti ini bukan karena ada Seonghwa oppa yang duduk bersama anak-anak dimeja sana kan ?"
Pandangan San kini tertuju pada meja depan yang dipenuhi oleh Yunho dan juga anak-anak yang lain.
Benar, Seonghwa ada di sana, tengah makan siang bersama. San tidak bermaksud untuk menghindar, ia hanya ingin memberikan pemuda Park itu waktu sampai pikirannya tenang agar mereka bisa bicara.
Jujur, hubungan dingin San dengan Seonghwa juga mengusik pikiran. San belum pernah diam-diaman seperti ini. Seonghwa sudah seperti kakak kandung untuk San. Jadi, ini yang pertama kalinya bagi San.
"Aku hanya tidak ingin merusak suasana. Dia pasti tidak nyaman kalau aku ada disana," celetuk San.
"Tapi kalian tidak bisa selamanya seperti ini."
Pria Choi itu menghela. "Aku tahu dia masih kesal padaku, kalau aku mengajaknya bicara, percayalah kita hanya akan kembali bertengkar. Lihat kondisi restoran selama beberapa hari ini, aku yakin mood Seonghwa-hyung pasti masih buruk. Dan juga, aku tidak ingin semakin menambah ketegangan disini."
Arin mendengus. "Kau terlalu banyak mengalah," ujarnya. "Aku tidak tahu apa sifatmu ini termasuk baik atau malah buruk, tapi kau tahu, kadang kita tidak bisa terlalu memikirkan perasaan orang lain."
"Apa aku terlihat seperti mengalah ?"
"Ya, kau selalu mendahulukan perasaan orang lain. Aku tidak bermaksud memintamu untuk mengajak Seonghwa oppa bertengkar, tapi menurutku kalian harus saling bicara agar kau juga bisa menjelaskan situasi ini padanya dari sisimu. Aku rasa kau diam karena kau takut kalau kata-katamu menyakitinya, kau takut beradu pendapat karena kau menghargai Seonghwa oppa sebagai seorang kakak benar kan ? Percayalah padaku, dia hanya ingin kau jujur saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day || Woosan
FanfictionCinta ? Dulu Wooyoung percaya tentang itu, tapi sekarang baginya semua hanya lelucon. "Aku ingin putus ... " Sejak hari dimana Wooyoung mendengar kalimat itu, ia mulai membenci segala hal yang berhubungan dengan cinta dan romansa. Wooyoung sudah be...