17. Insting Yang Kuat

90 59 78
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~

Kami tiba di sebuah rumah yang sangat Mewah, terlihat jika rumah tersebut memiliki empat tingkatan. Aku hanya bisa membulatkan mata sempurna, mulutku hampir menganga kala penjaga gerbang mendorong pagar ke samping.

"Astagaaa, ini rumah lo?"

"Emm," Armaga hanya berdehem.

"Gila, lo kek pangeran yang tinggal di dunia moderen."

"Anggab aja begitu,"

"Kok lo tiba - tiba jadi dingin sih?"

"Gak papa,"

"Ckkk, serah lo deh. Gak bersyukur banget,"

Aku turun dan masih takjub dengan sebuah taman kecil yang ada di depan rumah Armaga, bahkan tanpa sadar aku sudah berlari kecil di sana dengan satu tangan hendak memetik sebuah bunga.

"Jangan di petik bunganya, entar mati."

"Pelit huh,"

Armaga hanya menggeleng lalu menggandeng sosok yang sudah resmi menjadi pacarnya masuk ke dalam rumah, sebelum tangannya hendak mengetuk pintu seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik keluar menggunakan dres.

"Aku pulang ma, kenalin ini Mawar. Pacar Armaga,"

Tampak raut wajah terkejut dari mamanya, tapi ia langsung membuyarkan lamunannya sendiri. Terlihat jelas jika ia sedang memikirkan sesuatu, hal itu membuat Armaga tak tahan untuk bertanya.

"Apa ada yang salah ma?"

"Ah tidak ada, jadi kamu pacarnya Armaga ya? Sudah berapa lama kalian jadian?"

"Baru aja Tante," jawab Mawar sopan.

"Pantas saja Tante tidak pernah melihatmu, ayo masuk aja. Mama mau ke pasar sebentar, papa mungkin seperti biasa akan pulang telat. Jangan lupa ya nak kasih tau bibi untuk buat minuman," pesan mamanya kembali melirik ke arah sosok yang ada di samping putranya.

Merasa tidak enak aku memilih untuk bertanya langsung pada Armaga, karena tak tahan untuk mengutarakan apa yang ku rasakan saat ini.

"Ga, kayaknya mama lo gak suka gue deh."

"Kenapa lo bisa berpikir kayak gitu? mungkin mama gue lagi buru - buru,"

"Emm, beda banget Ga. Gue bisa rasain dari tatapannya, insting gue berkata lain. Mama lo gak suka sama gue,"

"Stop Mawar, kira baru sampai. Gue gak mau pikiran lo kemana - mana, nikmatin aja waktu lo di rumah gue. Percaya sama gue, kalau mama gue itu suka sama elo."

"Yaudah kalau gitu," anggukku patuh.

◍⁠• Di sisi Lain •⁠◍

Drettt... Drettt... Drettt...

Reinkarnasi Putri Mawar Merah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang