Part 22. Masih Bertingkah

26 18 86
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~

Sepanjang perjalanan aku hanya diam, merasa sedih karena Armaga masih saja terlihat muram. Aku tau, mungkin tak mudah bagiku untuk menghiburnya. Apa lagi, aku belum tau jelas, apa yang bisa membuatnya tertawa.

Armaga, kau tau? sejauh ini aku memang wanita yang akan marah jika di dekati pria, tapi berbeda denganmu. Kau memberikan rasa nyaman secara perlahan, membuatku terbuai untuk mengenalmu lebih dalam.

Jangan bersedih, aku tidak bisa melihat orang yang ku sayang menangis. Ingin rasanya tanganku terus menghapus jejak bening yang mengalir di pipimu, tapi jantungku benar - benar sial.

"Ga,"

"Hmm?"

Armaga berdehem sambil melihat ke sebelah kaca spion, dengan penuh keberanian aku semakin mengeratkan pelukan ku di pinggangnya.

"Plisss, jangan murung gitu. Gue gak suka liat lo sedih,"

Armaga tertawa.

"Lo khawatir banget sama gue ya?"

"Isss dodol banget sih jadi orang, gue kan pacar elo! ya kali jadi seorang pacar gak pedulian sama ayanknya,"

Tawa Armaga jadi semakin keras, tapi ia berusaha sebisa mungkin menahannya di keramaian.

"Gue gak papa lagi kok, gue cuma masih kepikiran aja. Sedikit,"

"Emm, gue paham. Tapi bibir lo jangan sampe gak senyum, jelek banget."

"Bhahah iya Mawar, gue bakal selalu tersenyum di depan lo."

"Good," ucapku lalu menyandarkan kepalaku di punggung nya.

Saat hampir masuk area sekolah, Armaga menghentikan motornya.

"Kenapa berhenti? mau jalan kaki sampe dalam? agak jauh tau," protesku.

"Bukan, gue cuma mau ingetin lo buat lepasin pelukan elo dari gue. Entar lo jadi bahan bisikan,"

"Ih gue ma bodo amat, elo kan pacar gue. Yang syirik bilang aja iri kali gak bisa dapetin elo, gue dong yang menang."

Kali ini entah kenapa aku benar - benar sudah siap kena semprotan para siswi gila yang mencintai nya dalam diam, masa bodo toh Armaga sudah memilihku.

"Yakin?"

Armaga mengangkat satu alisnya di balik hlem, aku mengangguk saja.

Benar saja, aku langsung jadi pusat tontonan para siswa dan siswi. Tapi aku acuh, malah setelah turun dari motor selama perjalanan menuju kelas aku sibuk bergelayut manja di sebelah lengan Armaga.

Ku lihat dia tidak risih dengan tingkahku yang seperti ya bocil yang baru melihat dunia luar, aku benar - benar menikmati peranku.

Di dalam kelas terlihat Risra tak berhenti memperlihatkan senyuman menggodanya, ku hanya memeletkan lidahku.

Reinkarnasi Putri Mawar Merah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang