8. Bertemu Kembali

120 91 231
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~

Tak terasa hari sudah mulai sore, Risra terbangun dan ia begitu terkejut saat melihat ke arah jam dinding yang telah menunjukkan pukul 4 sore.

"Astaga hampir saja aku lupa," bangkitnya turun dari kasur temannya yang masih terlelap.

"Mawar, Mawar."

"Emm,"

"Ku ada hal sama temanku yang lain, kau tidak masalah kan kalau aku tinggal?"

"Kau ini... Aku masih ngantuk, pergi saja. Aku gak papa,"

"Oke, entar ku telpon kalau aku balik telat."

"Astaga kayak baru di bebasin dari tawanan aja sebentar kau," resahku yang tidak bisa lagi memejamkan mataku.

Aku sempat melihat ke arah jam dinding, lalu ku lihat ke arah luar jendela yang sedikit mendung.

"Kayaknya bagus nih buat jalan - jalan, gak akan kepanasan. Taman bagus kali ya," pikirku bersiap - siap untuk ke taman.

"Eh non udah rapi aja, mau kemana sore - sore gini?"

Ku lihat bibi sedang membereskan ruang tamu, aku hanya tersenyum ke arah bibi sebelum menjawab.

"Mau ke taman bi, kayaknya cuaca bagus anginnya juga sepoi - sepoi. Kapan lagi coba hehe, bibi mau ikut?"

"Non ini ada - ada aja, bibi masih ada kerjaan."

"Yaudah kalau gitu Mawar duluan ya Bi,"

Bibi hanya mengangguk.

Setelah kakiku melangkah sampai ke luar rumah, aku awalnya ragu ingin jalan kaki atau naik sepeda.

Sampai saat ini entah kenapa papa masih tidak mengizinkan ku membawa motor lagi semenjak aku jatuh, padahal aku sangat merindukan momen aku bisa kemana pun yang aku mau.

"Emmm, aku naik sepeda aja lah. Udah lama aku gak naik sepeda lipatku." batinku.

Aku pun ke garasi untuk mengambil sepedaku, lalu mulai mengayuhnya keluar.

Suasana di sekitaran rumahku tidak ada yang berubah, masih ada sedikit pepohonan tumbuh meski hanya beberapa saja.

Bibirku tak berhenti memancarkan senyuman, aku juga menyapa orang - orang yang ku kenal sepanjang jalan.

"Akhirnya sampai juga," girangku saat melihat taman penuh dengan anak kecil, tak lupa orang tuanya.

Aku memarkirkan sepedaku lebih dulu, baru memasuki area taman. Mataku menatap tak percaya ke arah seorang pria yang sedang bermain - main dengan anak kecil di sana.

"Armaga? sedang apa dia di situ? apa itu anaknya? ah tidak - tidak, dia masih sekolah Mawar, tapi tidak menutup kemungkinan kan dia hanya nipu gagal nikah padahal udah. Ah tidak juga, takutnya itu hanya anak saudara."

Reinkarnasi Putri Mawar Merah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang