20. Kecupan Singkat

135 55 155
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~

Aku dan Armaga saat ini sedang berjalan masuk ke jalan setapak menuju rumahku, sesekali aku mengadakan wajahku untuk berbagi senyuman dengannya.

"Sekarang gimana perasaan lo?"

"Udah jauh lebih baik kok, makasih banyak ya."

"Gak masalah, gue senang liat muka lo yang gak sepucat tadi."

"Emm,"

"Btw, sebenarnya lo gak perlu antar gue sampe depan rumah. Kawasan sini aman kok,"

"Kita gak tau tanggal sial itu jatuhnya di hari apa, kalau sampe terjadi sesuatu yang gak baik ke lo gue gak bakal bisa maafin diri sendiri."

"Lahhh, itu kan berarti emang udah nasib gue. Bukan salah lo,"

"Selagi masih bisa gue temani, apa salahnya? toh kita sambil nikmati suasana malam. Lo suka malam kan?"

"Emm, bagi gue malam adalah waktu terbaik untuk tenangin diri. Apa lagi kalau ada bintangnya,"

"Tentu saja, sejak dulu lo emang gitu."

"Maksudnya?"

"Ah tidak lupakan, lo gak mungkin ingat kehidupan lo yang sebelumnya."

"Gue paham, tapi apa salahnya lo ceritain? siapa tau gue bisa berubah pelan - pelan."

"Gak perlu, tetap jadi diri lo sendiri. Di mata gue kalian sama - sama menarik, asalkan itu elo gue udah seneng."

Deg

Deg

Deg

Armaga mematung beku kala Mawar secara tiba - tiba melangkah kan kakinya lebih cepat dan memeluk Armaga dari depan.

"Makasih udah terima gue apa adanya, maaf kalau gue selalu aja ngebuat lo pusing sama tingkah gue. Tapi gue seneng lo emang gak terlihat buat ninggalin gue, gue takut banget."

"Kenapa takut?"

"Gue gak suka lo bersikap manis, seakan emang gue satu - satunya cewek yang bakal lo nikahin ke depannya. Tapi ujungnya lo ninggalin gue demi cewek yang lebih wah dari gue,"

"Bhahah Mawar lo terlalu banyak berpikir, itu tidak akan terjadi."

"Siapa tau kan? lo entar berubah, setelah lo titipin rasa, sialan banget kalau gitu ma."

"Percaya sama gue, gue gak akan ngelakuin hal yang bikin lo sakit apa lagi sampe air mata lo jatuh. Gue janji, sekalinya lo nangis karena gue, bukan akibat bentakan atau kekecewaan tapi rasa haru."

Tangan Armaga dengan ragu bergerak untuk mengelus puncak kepala Mawar yang saat ini masih bersandar di dada bidangnya yang tertutupi jaket.

"Udah sampe sini aja,"

Reinkarnasi Putri Mawar Merah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang