TAK - 26 end

339 18 0
                                    

***

Mika tak menyangka kalau hari ini akan tiba. Hari dimana ia resmi menikahi seseorang.

Sejak hatinya dipenuhi dendam, Mika tak pernah membayangkan bahwa ia akan menikah. Mika bahkan tak tahu apa yang akan ia lakukan setelah dendamnya usai.

Bisa dibilang menikah dengan Steve tak ada dalam daftar rencana hidupnya.

Tapi kini ia bahagia.

Sepanjang acara, tautan tangan mereka tak terlepas sedetikpun. Mika menemani Steve yang menyambut para tamu. Hanya Steve, karena pria itu tak mengizinkan Mika ikut mengulurkan tangan. Mika hanya tersenyum.

Karena pesta pernikahan ini harus mengenakan topeng, Mika juga sulit mengenali para tamu. Kecuali mereka yang memang sudah dia kenal.

Mereka yang hadir adalah anggota Vulcan Empire dan rekan bisnis yang bekerja sama dengan Vulcan Empire. Makanya topeng digunakan untuk keamanan. Kata Steve, peresmian pernikahan anggota Vulcan Empire memang seperti ini, apalagi mereka yang termasuk anggota Dewan.

Karena dalam tiap transaksi kerjasama, orang luar takkan bertatap muka secara langsung dengan anggota Vulcan Empire. Mereka akan berada dalam ruangan yang memiliki sekat kaca satu arah. Mirip ruang interogasi. Hanya Vulcan Empire yang mengetahui dengan siapa mereka bekerja sama, bukan sebaliknya.

"Apa kau lelah?" Bisik Steve di telinga Mika. Sepanjang acara, lengan Steve tak sedetikpun menjauh dari pinggulnya.

"Sedikit." Mika tersenyum. "Masih butuh berapa lama lagi?"

"Kita bisa meninggalkan acara ini kalau kau mau?"

"Itu tidak sopan, kan?"

Steve mengedikkan bahu. "Mereka takkan mencari kita."

"Ehem. Ehem."

Mika dan Steve berbalik bersamaan.

"Charles."

"Kakek."

Ternyata Charles Byers—kakek Steve—yang menyela pembicaraan mereka.

Sekalipun mengenakan topeng, Mika bisa mengenali pakaian serta topeng Charles. Karena sebelum acara, mereka sempat berbincang singkat.

Charles tersenyum lebar lalu memeluk Mika sehingga rangkulan Steve terlepas. "Akhirnya kau resmi menjadi cucuku. Kakek sangat senang."

Mika menyambut pelukan Charles. "Aku juga sangat senang, kek. Kakek sendirian sejak tadi?"

Charles mengedikkan bahu. "Mustahil aku sendirian." Dia melirik dua orang pria yang berdiri tak jauh di belakang. "Mereka selalu mengikutiku kemanapun."

Kalau Charless tidak memberitahu Mika, ia pasti mengira kalau dua orang itu hanya tamu biasa.

Steve berdehem. "Sudah seharusnya."

Mika tahu, bukan hanya Charles tapi dirinya juga mendapatkan pengawasan ketat. Selain Keith yang terlihat menikmati pesta—tapi sebenarnya tidak—pasti ada beberapa bodyguard lain yang mengawasi gerak-gerik di sekitarnya. Untung saja, Mika sudah terbiasa diawasi semacam itu sejak dulu, jadi ia masih bisa bersikap santai.

"Lihatlah, dia selalu seperti itu." Komentar Charles.

"Terima saja, kek." Mika menepuk punggung Charles.

Begitu pelukan Charles terlepas, Steve langsung menarik tubuh Mika kembali. Seolah Mika akan menghilang jika tidak dipeluk. Mika terkikik karenanya.

"What?" Hardik Steve. Mika menggeleng. "Kau harus selalu dekat denganku. Tidak ada yang salah dengan kita selalu berpelukan."

Tongues & Knots [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang